12 - Cemburu

4.7K 262 3
                                    

--💗--

Angkasa menggigit bibir bawahnya, meneguk salivanya saat memasuki deretan 'kebutuhan cewek' membuatnya malu setengah mati. Semua orang berfokus padanya sekarang!

Angkasa mendengkus, mengumpat dalam hati. Ia meringis saat sampai didepan jajaran roti girl membuatnya kembali meneguk salivanya.

Matanya memandang satu deret bungkus orange yang membuatnya yakin itulah yang Raya inginkan, terlebih saat ada gambar sayapnya.

Benar-benar membuat Angkasa bergidik tak keruan.

"Mas, kok disini? Nyasar?" tanya mbak-mbak penjaga minimarket depan sekolahan.

Angkasa melongo, menatap mbak-mbak itu lama sampai akhirnya dia mengerjap. Ia berdeham, mencoba menormalkan kegugupannya.

"Saya mau beli... ini," ucap Angkasa menutup matanya sambil menunjuk jajaran bungkus orange itu.

Mbak-mbak itupun agak tergagap. Angkasa dengan malu tingkat tinggi mecoba menutupi kegugupannya dengan memasang topeng coolnya. Tapi tetap saja dia malu setengah mati!

"Ah, masnya nggak salah kan?" tanya mbak-mbak itu ragu.

"Iya, saya... butuh," ucap Angkasa gugup.

"Hah?!" mbak-mbak itu memekik kencang membuat beberapa pasang mata menatap mereka.

Angkasa semakin gugup, ia menggigit bibir bawahnya cemas. Bukan itu maksudnya, haduh bagaimana ini.

"Maksud saya bukan itu, mbak," ucap Angkasa menggaruk kepalanya. Topeng coolnya pun sudah hilang entah kemana berganti dengan wajah cemas walaupun memang kegantengannya nggak pernah hilang.

"Maksud saya... itu... buat...."

Angkasa menggantung kalimatnya, menggigit bibir bawahnya, kalau buat teman nanti dikira ngapa-ngapain, kalo buat gebetan... emang mereka udsh resmi?

Mbak-mbak yang langsung mengerti itupun mengibaskan tangan diudara membuat Angkasa tersenyum lega sampai...

"Pasti buat pacarnya ya, mas? Haduh, mas nggak usah grogi gitu dong. Ya udah yang ini kan?" ucap mbak-mbak itu sambil mengambil bungkusan orange di deretan paling depan.

Angkasa mengangguk kaku, ia kemudian segera mengikuti mbak-mbak itu menuju meja kasir sampai ia berhenti di deretan coklat. Angkasa tersenyum, mengambil satu coklat bertuliskan chungky bar ukuran sedang dan segera membawanya ke kasir. Tak lupa dia membeli minuman jus jeruk untuk Raya nanti.

"Sama ini ya, mbak. Trus plastiknya tolong di double biar nggak keliatan ada itunya," ucap Angkasa memelankan suaranya saat mengucapkan kalimat terakhirnya.

Mbak-mbak itupun langsung mengerti dan segera mengemas barang-barang yang Angkasa beli. Angkasa kemudian menyodorkan kartu membuat mbaknya itu langsung membelalak.

"Masnya pasti anak orang kaya ya?" tebak mbak-mbak itu.

Angkasa memandang mbak-mbak itupun dan langsung mengerti. "Itu kartu dari ayah saya, padahal saya udah punya."

"Anak orang kaya ya beda lah, mas, apa-apa pasti keturuta—"

"Udah ya, mbak, cepetan. Keburu pacar saya nunggu," tegas Angkasa galak membuat mbak-mbak itupun langsung kicep dan segera menggesek kartu milik Angkasa.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang