7 - Peduli

5.3K 297 7
                                    

Angkasa mempercepat langkahnya begitu bel masuk peringatan terakhir terdengar, dia sampai di sekolah tepat waktu. Untung saja.

"Lo habis dari mana?" tanya Ryan mengintrogasi saat Angkasa baru saja masuk. Angkasa hanya diam, manik mata Angkasa kemudian memandang bangku Raya yang tak berpenghuni. Apakah gadis itu masih mencarinya?

"Bukan urusan lo," ucap Angkasa masa bodo. Ryan mendengkus kasar. Temannya ini tidak tahu seberapa khawatirnya dia saat Angkasa tiba-tiba pergi tadi.

"Ah, lo mah. Gue kan saha--eh, eh, ada Bu Nunung! Omaigat! Gawat," ucap Ryan yang langsung lari terbirit-birit menuju mejanya dan Angkasa.

Angkasa yang sudah lebih dulu duduk hanya memasang wajah tenang tanpa ekspresi, walaupun saat ini hatinya sedang bertanya-tanya dimana Raya sebenarnya? Tasnya masih ada tetapi orangnya kemana?

"Eh, Sa, lo tau nggak? Hari ini sih Raya aneh," ucap Ryan sambil menyenggol lengan Angkasa.

"Kenal kan lo sama si Raya? Itu lho, cewek yang kemaren gue kenalin," desak Ryan agar Angkasa mau bicara. Angkasa kemudian memandang Ryan dengan tatapan bodo amat.

"Ngapa emang?"

"Gue rasa, dia kayanya suka sama lo deh." Ryan kembali menerka-nerka ucapannya yng menurut Angkasa sangat tidak masuk akal.

"Tadi bilangnya mau ke kantin, tapi nggak balik-balik," ucap Ryan membuat Angkasa mendecih pelan. Ryan kemudian memandang Angkasa.

"Kenapa lo?"

Angkasa kemudian menoleh, ia menggeleng perlahan. Sebenarnya ada beberapa terkaan yang muncul dalam kelala Angkasa, seperti Raya yang sengaja pergi untuk bolos karena tahu bahwa jam pembelajaran setelah istirahat bukannya diisi Pak Nano, tetapi malah Bu Nunung. Atau bisa jadi cewek itu benar-benar mencari Angkasa.

Tapi, biarlah, toh nanti balik sendiri. Bukan urusan Angkasa. Angkasa kan tidak suka mencampuri urusan orang lain.

--💗--

Angkasa masih terduduk di kursinya saat siswa terakhir keluar dari kelas. Perasaannya menjadi tak enak, hingga jam pulang Raya masih belum terlihat batang hidungnya. Kemana sebenarnya cewek itu?

"Nggak pulang lo?" Ryan menepuk punggung Angkasa membuat Angkasa menoleh.

"Duluan aja," ucap Angkasa singkat sembar mengeluarkan headshet dan mengenakannya.

Ryan kemudian menghela napasnya. "Gue tungguin, lo pasti nungguin Raya ya? Ngaku lo."

Angkasa menatap Ryan bingung. "Lo kenapa sih? Bukan urusan lo juga."

"Oh, iya, gue kan lupa kalo seorang Angkasa nggak suka urusannya diganggu orang," ucap Ryan dengan suara sengaja dibesarkan membuat Angkasa mendengkus.

"Eh, tapi gue mau tanya beneran," sahut Ryan dengan nada yang kali ini berubah serius.

Angkasa dengan tak berselera menatap Ryan. Ryan juga menatap Angkasa cukup lama.

"Cepetan, gue nggak suka tatap-tatapan sama lo." Angkasa mendengkus—lagi—membuat Ryan sedikit terkekeh.

"Sebelumnya gue mau tanya," kata cowok itu, "lo suka nggak sama Raya?"

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang