48 - AngkaSashi?

3.6K 172 4
                                    

"Lo nyembunyiin apa?"

Angkasa menghadang Raya yang berniat ingin menuruni tangga. Raya mengernyit menatap Angkasa yang baru saja selesai mandi terlihat dari titik air yang masih tersisa di rambut serta wajahnya.

"Apaan sih? Sok tau," balas Raya santai sambil menuruni sisa tangga lainnya membuat Angkasa jadi maju dan membuat Raya hampir terjengkal karena jarak mereka yang sangat dekat.

Angkasa menatap Raya tajam. "Gue habis cek cctv depan," ucap Angkasa menantang. "Dan gue liat lo lagi ngobrol sama Langit sama Sashi," sambungnya membuat Raya mendesah pelan.

"Terus?" tanya Raya tak peduli.

"Lo ada apa sama mereka?"

Raya berdecak sebal mendorong Angkasa menjauh membuka jalan untuknya turun. "Sok peduli lo. Udah deh lagian cuma ngobrol biasa."

Angkasa mengerjap. Kalau mengobrol biasa kenapa Raya harus kesal?

Ck, dia PMS kali ya?

💗💗💗

"Wei wei wei, Raya anjir lah pulgoso pokoknya."

Raya mengernyit. Melihat Ryan heboh sendiri video call dengan Raya malam-malam begini. Dan yang buat Raya jadi heran adalah Ryan ada di pinggir jalan.

"Lo kenapa sih?" tanya Raya yang sudah biasa melihat Ryan seperti ini.

"Gue serius anjir! Itu Angkasa! Pulgoso!" teriak Ryan menunjuk-nunjuk ke arah kanan membuat Raya jadi mengernyit.

"Apa sih ah pulgoso-pulgoso. Kenapa Angkasa kenapa?" tanya Raya mencoba sabar.

Ryan menghela napas sambil mengelus dadanya lalu segera membelokkan kamera ke arah dua orang yang sedang duduk di kursi taman berdua, gelap-gelapan.

Punggung tegap itu tak asing. Itu Angkasa. Bersama seorang gadis yang juga tak asing di pandangannya.

Sashi?

"Mereka keluar dari club anjir! Apakah ini!" ucap Ryan heboh kembali menarik kameranya kedepan wajahnya.

Raya megalihkan pandangannya. Ia merasakan sesak di dadanya.

"Woah anjir facenya deket banget gila sih!" suara heboh Ryan kembali terdengar membuat Raya jadi menatap layar hape memperlihatkan Angkas yang berjongkok didepan Sashi dan memperbaiki rambut Sashi serta memegang tangan Sashi seperti pacarnya saja.

"Udah, Yan. Nggak usah kompor lo," ucap Raya lesu dibarengi dengan putusnya video call.

Raya menghela napas perlahan lalu merebahkan tubuhnya diatas kasur. Ia memandang langit-langit kamar kosong.

Langit-langit.

Langit.

Ah, kenapa jadi keinget sama kembarannya Angkasa sih.

Ding... dong...

Raya mendecak sebal. Sudah sendirian di rumah. Angkas yang pamitnya pergi mau ngegame di warnet malah berduaan sama mantannya. Dan si Ryan malah memperburuk suasana aja.

Awas kalo tuh anak ada didepan pintu.

"Udah gue bilang, Yan, lo nggak usah jadi—eh, Kak Langit," ucapan tak peduli Raya jadi langsung tiba-tiba berubah intonasi jadi lebih kalem melihat pemuda tampan dengan wajah mirip Angkasa itu tersenyum padanya.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang