37 - Sahabat

3.5K 175 2
                                    

Ryan : hoi Angkasa

Ryan : lo dimana?

Ryan : marahan?

Ryan : oi nyet Raya nyariin anjir

Angkasa hanya diam, membaca pesan Ryan yang muncul di notifikasi lockscreennya. Ia menghela napas kasar, sedang tidak mood untuk membalas pesan Ryan. Tanya sih tanya, tapi ya nggak ngatain juga kali.

Ryan : oi ntar ada latihan buat pensi

Ryan : jangan ngilang woy

Ryan : lo kan peran utamanya

Angkasa : bodo

Angkasa mendengkus kesal, ia menaruh hapenya ke sofa rusak di sebelahnya. Dia sedang berada di rumah kosong yang jsdi markasnya dengan teman-temannya.

Ia menghela napas. Meruntuki diri sendiri kenapa dia bersikap seperti itu pada ibunya? Seolah-olah disini ibunya adalah orang jahat, padahal dia baru menyadari bahwa ayahnya juga tidak lebih baik dari ibunya.

"Gue udah duga lo disini," ucap Ryan yang tiba-tiba saja datang dan mendekati Angkasa membuat Angkasa mendengkus sebal.

"He ma pren, ngapain? Ada masalah lo?" tanya Ryan duduk di sebelah Angkasa membuat Angkasa mendelik kesal.

"Apaan sih lo, sana pergi. Hush," usirnya membuat Ryan mengerucutkan bibirnya tapi kemudian ia tersenyum.

"Lo berati nggak jadi ikut pensi dong? Gue jadi bisa gantiin elo tampil sama Ray—"

"Nggak gue tetep ikut," potong Angkasa tajam membuat Ryan langsung kicep.

"Btw, masalah lo sama nyokap udah selesai?" tanya Ryan membuat Angkasa menghela napas lelah.

"Makin rumit, Yan," jawab Angkasa.

Ryan mengernyit tak mengerti, bukankah disini yang jahat ibunya Angkasa?

"Gue salah paham. Ibu gue nggak jahat," lanjut Angkasa melihat wajah bingung Ryan.

Ryan ternganga. "Lah? Berarti ...."

"Sumpah dah, gue ngerasa bersalah banget," gumam Angkasa mengusap wajahnya dengan telapak tangan frustasi.

Ryan mengusap punggung Angkasa, menenangkan cowok itu. "Udahlah lo tinggal minta maaf kedia. Jelasin kenapa lo bisa salah paham," jawab Ryan memberi solusi terbaik.

Angkasa mengangkat wajahnya, menatap datar Ryan dengan air muka menyiratkan : bego banget sih lo. Ryan mengernyit namun beberapa detik kemudian dia tersadar dan melengos.

"Yah, susah kalo gini. Lagian gengsi lo tinggi banget. Nyokap lo sendiri padahal," gumam Ryan dengan dramatis membuat Angkasa jadi mengeplak kepalanya. Ini situasi serius! Bisa-bisanya Ryan sok drama gitu.

"Gue boleh nginep rumah lo nggak, Yan?" tanya Angkasa membuat Ryan jadi mengangkat alisnya.

"Lo marahan sekarang sama bokap lo?"

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang