"Angkasaaaaaaa!"
Angkasa mendesis sebal, ia mendongak menatap Raya yang dengan riang turun dari tangga. Rambut pendek dan pipi tembamnya membuat Raya tidak seperti anak SMA tapi malah seperti anak TK lari-larian didalam rumah.
Raya dengan wajah berbinar langsung menghampiri Angkasa yang berbari disofa ruang tamu. Cowok itu memutar matanya kesal. Untung Langit, Sashi serta Ayahnya pergi untuk mengurus pertunangan serta rencana pernikahan Langit dan Sashi. Ia jadi tidak perlu malu dengan tingkah kekanakan Raya.
"Angkasa ihhhh," ucap Raya manja sambil menoel-noel pipi Angkasa pelan membuat Angkasa jadi risi dan menepis tangan Raya.
"Apa sih lo, sok manis," decak Angkasa kesal.
Raya mengerucut bibirnya, ia menatap Angkasa. "Sa ... minggu depan kita kan libur ... lo bisa anter gue nggak?"
"Heleh, libur tiga hari. Mau kemana lo?" tanya Angkasa tak acuh.
"Gue mau ke rumahnya Sasha ...," ucap Raya pelan.
Angkasa mengangkat sebelah alisnya, Raya mengenal Sasha? Sejak kapan?
"Lo kenal Sasha?" tanya Angkasa kaget.
"Lah? Lo kenal?"
"Dia kan adiknya Sashi. Ya gue kenal lah."
"Lo nggak salah? Tapi Sasha kan udah ...."
"Udah mati? Iya gue tau," ucap Angkasa frontal membuar Raya mendelik dan memukul lengan Angkasa keras.
"LO NGOMONG JANGAN SEMBARANGAN!" ucapnya dengan nada tinggi, Raya kemudian menggembungkan pipinya.
"Tapi bener kan," sahut Angkasa santai.
Raya melirik tajam kearah Angkasa dan mendesis. "Ya udah, bisa nggak lo anterin gue kesana?"
"Lo belum jawab pertanyaan gue," ucap Angkasa tak mengindahkan pertanyaan Raya tadi.
"Iya, gue kenal dia dari SMP. Sahabat gue. Rain, gue sama Sasha sahabatan dari SMP. Trus deket, tapi karena insiden penculikan itu, Sasha jadi kehilangan nyawa bikin gue bener-bener depresi karena kehilangan sahabat terbaik gue dan kata Rain itu yang bikin nilai gue bener-bener down sampe harus tinggal sama lo," jelas Raya panjang lebar hingga mulut Angkasa terbuka kecil.
"Jadi dia alasan lo kesini?" tanya Angkasa.
"Budek lo? Nggak denger apa yang gue bilang tadi hah?" ucap Raya jadi emosi.
"Udah pokoknya lo besok harus anterin gue ke Jakarta buat ketemu sama Sasha, titik!" putus Raya membuat Angkasa berdecak kesal.
"Dasar cewek!"
Ting ... tong ...
Angkasa mendongak begitupun araya yang ikut menatap pintu rumah Angkasa. Angkasa kemudian kembali merebahkan tubuhnya mendorong Raya untuk membukakan pintu.
"Elo aja sono," ucap Angkasa mendorong Raya.
Raya mendesis tapi tetap berdiri membukakan pintu. Ia berjalan sambil mengomel bahkan sempat mengumpati Angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Teen FictionJust why in the end, I fall in love with you. © namudedo, may - july 2018