28 - Masalah

3.7K 204 5
                                    

Angkasa dan Raya sekarang sedang duduk di kursi taman dekat air mancur. Mereka hanya diam, Angkasa yang bingung menata kalimat pembuka untuk suasana canggung ini dan Raya yang berusaha mengalihkan perhatian dengan memandangi segerombolan anak kecil yang sedang bermain.

Angkasa kemudian menghela napas pelan membuat Raya diam-diam melirik penasaran.

"Gue mau tanya, Ray," ucap Angkasa dengan nada tenang. Sedangkan Raya sudah was-was dengan pertanyaan apa yang akan meluncur dari mulut Angkasa.

Siapa tahu berhubungan dengan ... perasaannya? Mungkin saja kan.

"Mau ... mau tanya apa?" tanya Raya, suaranya lirih sampai Angkasa hampir tak mendengarnya.

"Lo ada apa sama ortu lo?" tanya Angkasa penasaran.

Entah apa yang membuat Angkasa begitu penasaran hingga berani menyinggung soal orang tua Raya. Tapi sikap Raya yang seperti tak begitu akrab pada orang tuanya sendiri membuat Angkasa jadi penasaran.

Raya menghela napas pelan. "Lo juga kenapa sama ibu lo?" ucap Raya malah balik bertanya.

"Itu ... beda, Ray. Lo nggak bakal ngerti," ucap Angkasa berusaha menolak membicarakan tentang ibunya.

"Kalo gitu lo juga nggak bakal ngerti sama orang tua gue, Sa," balas Raya menunduk sambil meremas ujung hoodienya.

Hening.

Tak ada yang kembali memulai percakapan. Angkasa kemudian menoleh menatap Raya yang masih menunduk. Ia kemudian menghela napas pelan.

"Oke," ucap Angkasa membuat Raya mendongak menatap Angkasa tak mengerti. "Gue bakal jelasin masalah gue sama perempuan itu."

"... gue sebelumnya nggak pernah nyangka bisa cerita sama orang lain. Termasuk lo, tapi ... gue merasa lo beda, Ray, dan gue merasa lo orang yang tempat buat tau apa yang selama ini gue sembunyiin. Lo orang kedua," jelas Angkasa membuat Raya mengangkat alisnya.

"Ryan tau?"

Angkasa tersenyum tipis. "Gue nggak mungkin nggak cerita kedia. Dia selalu ada buat gue, temen terbaik gue."

Raya hanya bergumam pelan dan mengangguk-angguk mengerti. Dia tidak bertanya lebih lanjut-walau ingin-sepertinya ini masalah yang tidak sederhana.

"Perempuan itu selingkuh."

"Hah?!"

Ucapan Angkasa yang tiba-tiba langsung membuat Raya membelalak dan refleks menoleh dengan wajah tak percaya.

Selingkuh?

Ibu Angkasa selingkuh?

Sulit dipercaya.

"Kenapa? Lo kaget?" tanya Angkasa menoleh dengan wajah tak berekspresi.

"A ... ng-nggak kok," ucap Raya mengalihkan pandangannya.

Angkasa terdiam, Raya juga ikut diam. Bingung ingin membicarakan apa. Embusan napas pelan Angkasa membuat Raya menoleh, ia kemudian menatap mata Angkasa yang kini menatap ke bawah.

"Pasti berat ya?" celetuk Raya akhirnya membuat sudut bibir Angkasa terangkat tipis.

Angkasa kemudian tersenyum tipis. Ia kemudian menatap Raya dan terdiam memandangi garis wajah gadis itu membuat Raya mengerjap pelan. Salah tingkah.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang