11. Bingung

1.2K 62 4
                                    

Vote jika suka, jika tidak pun tak apa vote saja
.

.

.

Hana akhirnya kembali ke bankarnya dibanding harus dipaksa perawat. Yang benar saja! Dia bukan pasien RSJ yang mesti dipaksa.

Matanya menatap ke depan melihat sosok yang dikenalnya dengan dahi terkerut.

"Ambu?!"
Matanya menatap sosok wanita yang kini usianya sudah merenta tengah berada di dalam kamarnya.
"Ambu, sama siapa?"

"Ya ampun gusti nu agung, maneh téh nanaonan tos kieu téh?"
Ibunya mendekat menanyakan kabar anaknya yang mengapa sekarang menjadi seperti ini. Hana meringis mendapati kecemasan dari ambunya. "Ini hanya kecelakaan kecil. Ambu nggak usah khawatir."

"Nggak khawatir gimana? Kamu ini yang bandel. Untung aja ambu dapet berita ini dari koran."

"Ambu bilang koran?" kening Hana berkerut menatap ibunya dengan menuntut kejelasan.

"Iya, ambu nggak boong."

"A-appa?"

"Bahkan sampai masuk koran nasional dan tertampang jelas mukamu di sana Hana. Ambu tentu saja kaget dan cemas hingga memaksa abah mu untuk mengijinkan ambu ke sini. Kau taukan abah mu itu?"

Hana tidak menanggap. Ia malah berjingkrak dan berteriak senang. Menurutnya ini kabar langka. Bisa masuk berita nasional dengan menampangkan wajahnya bukankah itu keren? Terkenal publik dan menjadi viral di medsos. Membuatnya menjadi artis dadakan dan...
"Akhh..."

Hana merintih. Merasakan kakinya yang masih sakit jatuh tertekuk.

"Mangkanya kalo lagi sakit nggak usah heboh!"

"Gimana nggak seneng? Orang Hana udah masuk berita nasional dan orang-orang akan mengenal Hana seperti artis di TV-TV, kebanjiran orderan job acara sana-sini lantaran viral di medsos membuat sejagat maya tahu siapa Hana? Bukannya itu keren kan ambu?"

Tangan ambunya dengan cepat menyentil kening Hana yang dibalas ringisan sakit.
"Sakit ambu! Bukannya bantuin malah nyentil!"

Mau tak mau ibunya membantu Hana bangkit dan meletakkan tubuhnya ke atas bankar dengan perlahan.
"Salah siapa pula kau seperti ini ha? Ambu?" katanya sengit.

"Ambu ini bukannya dimanja anaknya malah diomelin mulu."

"Orang tuh ya di mana-mana nggak mau jadi bahan berita. Lah kamu ini malah seneng diberitain. Mending waé beritanya tentang kepiawaian dalam suatu bidang lha ini? Yang ada bikin malu ambu. Dianggap nggak becus ngerawat anak sampe masuk berita utama di kolom kecelakaan lalu lintas!"

Hana menyengir.
"Lagian ambu tau kan? Kalo impian Hana tuh jadi artis beken kaya siapa tuh yang lagi viral? Ah iya... Via Vallen trus siapa lagi tuh yang lagunya tak tun tuang?"

"Yang lagunya belum mandi itu? Upiak?"

"Nah ambu tau. Aku kan mau tuh kayak mereka. Meski muka nggak ngedukung tapi lagunya Upiak viral di medsos. Hebat kan mbu?"

"Hebat sontoloyomu!"

"Akh... Ambu ini nggak bisa serius!" tangannya mengelus keningnya yang sakit disentil jari telunjuk ambunya yang nampak gemas.

"Ambu nggak tau dosa apa sampe punya anak kayak kamu." Kepalanya menggeleng-geleng. Sedang Hana menatap bingung. "Jadi ambu nyesel ngelairin aku?" ucapnya dengan mimik sedih.

"Hana dengarin ambu. Kamu itu anak ambu yang lagi dirawat jadi hilangkan pikiran ngacomu jadi artis itu karna muka dan kemampuanmu tak sebanding dengan mereka." alih-alih ambunya mendukung anaknya, justru menjatuhkan anaknya ke jurang terdalam. Sakit.

✓Way of Love to Find Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang