"Tidak, tidak.... Gue nggak setuju?!"Lio menatap Ricko heran. Begitu pun dengan Ainina yang sudah kembali.
"Ricko kenapa?"Lio menggeleng dan menyadarkan Ricko.
Plakk....
Ricko mengendarkan pandang. Ditatapnya Lio dengan mata membesar.
"Lio, mungkin maksud lo benar kalau gue akan....""Lo akan apa ha? Sadar woy!"
Plukk...
Teplakan terakhir Lio yang begitu keras membuat Ricko mengaduh ringis. Ditatapnya Lio dengan kesal.
"Gak gini juga kali! Sakit tauk?!" jelasnya, mengelus bekas tamparan Lio yang begitu terasa sakitnya."Lo sih lagian kenapa coba pake gantungin kalimat hah? Lo lagi nggak sadar?"
Ricko menghela napas.
"Gue bukan nggak sadar tapi lagi mikir masa depan.""Udahlah, lo ini kan yang ngajak gue kesini? Langsung keintinya aja deh?!" lanjut Ricko yang masih jengah.
"Wokehh... gue kesini ada niatan buat—eh, tunggu dulu. Lo lanjutin omongan barusan nanti gue bakal ngasih tau," balas Lio penasaran dengan ungkapan Ricko yang terpotong.
"Baik. Baik. Sebenarnya, apa yang lo bilang di hari itu ada benarnya juga. Tapi, gue juga ngerasa kalau nggak perlulah fanatik ampe menutup muka segala ya nggak?"
Ainina yang sedari tadi menyimak pembicaraan dua orang ini mengerut. Lain dengan Lio yang tersenyum, menatap Ricko.
"Nah, tujuan gue ke sini karna itu. Mau menyadarkan lo sekalian ngasih amanat buat calon pengantin."
"Hah, terus maksud lo?"
Lio tak menanggapi, ia malah mengajukan pertanyaan ke arah Ai untuk memberi sepatah dua patah pencerahan pada Ricko.
"Ainina, kamu bisa memberi Ricko wejangan untuk pernikahannya nanti?"
"Hummm, untuk itu kurasa ilmu yang kumiliki tidak seberapa. Tapi akan kucoba sebisa mungkin."
Ainina mencoba jelas. Memberikan beberapa petuah tentang pernikahan yang ia ketahui menurut ilmu yang pernah ia pelajari saat masuk ke sekolah.
Ricko yang mendengarkan bersama Lio sesekali mengangguk mengerti dan sedikit bertanya tentang keutamaannya seorang suami untuk membantu istri atau bagaimana caranya menyenangkan istri dengan benar.
"Lalu menurutmu bagaimana dengan sosok wanita yang kurang ajar dan kurang didikan?" tanya Ricko. Ai tersenyum. "Iya, itu salah satu tugas sang suami untuk mengingatkan. Kau tahu bukan mana yang baik dan buruk? Jadi selayaknya suami mengerti bagaimana bisa sang istri bersikap demikian jika sudah tahu sebab dan itu karna sang suami, maka haruslah sang suami membahagiakan istrinya," terang Ainina. Lio mengangguk sedangkan Ricko menyangkal. "Jika kebalikannya bagaimana ceritanya itu?"
Ainina tersenyum tipis. "Yang sebagai suamilah harus bisa mendidik istri dengan baik tapi juga mengedepankan perasaannya yang halus jangan sampai si istri sakit hati karna suami melakukan tindak KDRT yang memang sebab ulahnya sendiri."
"Oh gitu. Lalu bagaimana pendapatmu tentang... tunggu dulu, aku punya video yang lagi viral dimedsos."
Dengan cekatan, Ricko merogoh saku. Tanpa perlu mengaktifkan data yang memang sudah tersetel dengan kouta unlimited, dicarinya video yang sempat viral dimedsos itu dengan cepat dan tepat. Begitu ketemu, Ricko menunjukkan hasil pencariannya tersebut ke hadapan Ainina untuk menengok.
Video berdurasi tiga menit itu, menampakkan layar bendera merah putih sebelum sosok wanita paruh baya berpakaian khas jawa berkonde. Ia nampak berdiri di depan audience, memegang sebuah teks dan michrophone. Matanya sesekali menengok tulisan dan bersuara. Dikalimat awal, Ainina melebarkan pandang. Ini puisi macam apa? Apalagi dikalimat berikut-berikutnya sampai usai tertengok.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓Way of Love to Find Love [Completed]
General FictionRating (R-13+) #53 Highest rank in GenFict 17/05/18-20/05/18 Blurb: Saat takdir mempermainkan kehidupan, tangan Tuhan seolah menggoreskan tinta buruk baginya. Namun siapa sangka, jika yang selama ini yang dianggapnya buruk mampu menuntun ke pencari...