24. Konsekuensi

754 33 0
                                    

Bukan hidup terpenjara dalam ruang tak bernama. Melainkan hidup merupakan kebebasan, bukan mengenai kekang mengekang karna suatu ikatan tertentu. Hal itulah menjadi pemikiran mendalam dari diri seorang Ricko. Lio tak hanya tahu sampai demikian kalau saja tidak bertindak jauh sampai kan menginjaknya.

Seorang lelaki, dituntut untuk menjadi pemimpin. Bagaimana cara berhasil, itulah yang perlu dibicarakan lagi hingga terselesai kasus sesuai apa yang dikata. Bukan seperti Ricko yang nampak goyah dengan keputusannya ini. Sebagai sahabat, ia sangat ingin bila Ricko tak memutusnya sepihak. Apalagi saat tahu kalau perubahan mamanya bermula saat berkenalan dengan Andien Syailandri. Perempuan bercadar yang tak lain sudah dijodohkan jauh hari oleh mereka berdua. Mulanya, mamanya Ricko tidak setuju dan menantang keras keinginan Wawan, sang suami untuk menikahkan anak semata wayangnya dengan wanita bercadar. karena dirinya menanggap bila wanita tersebut bukanlah baik-baik. Pasti dari kalangan sesat teroris yang sudah dan akan mencuci otak-otak manusia suci. Tapi pada kenyataannya, Hanum sang mama Ricko salah besar. Apa yang selama ini ada di dalam dipikirannya, semata-mata akibat ideologi yang tidak diketahui hingga menyasar luas di kalangan masyarakat.

Wawan, sang suami sekaligus tokoh ayah mesti lebih tahu sosoknya dibanding istrinya, Hanum. Apalagi Ricko. Mereka hanya kecil pengetahuannya mengenai agama pun niatnya demikian. Mendekatkan sosok seperti Andien Syailendri hadir dikeluarganya untuk kemudian dijadikan mantu sekaligus istri sholehah bagi Ricko.

Menyadarkannya dari lelaki gila puji pun menjauhkan sifat kebebasannya yang sedikit menjauh. Menggoda sana sini pada sosok perempuan tanpa ikatan atau merekanya yang lebih rela ikhlas seperti itu. Yang jelas, perubahan Hanum sudah menunjuk bukti bahwa Ricko takkan lama lagi demikian.

Di usia yang semakin senja, membuat Hanum menyadarkan diri tentang kemahaan, keagungan serta perintah dan larang yang Allah berikan terhadap kita makhluk-Nya.

Pelan namun pasti, kesahajaan yang diberikan Andien terhadap keluarga Wawan Stefan mampu menaikkan angka spiritual mereka. Yang mulanya jarang sholat jadi lebih rajin. Yang mulanya irit pelit ekonomis, menjadi lebih mementingkan kepada yang fakir. Terlepas dari semua, Wawan ingin dijadikannya menantu.

Sifat kedewasaan penuh riang tanpa tersusah menjadikannya sosok impi. Apalagi melihat istrinya yang sudah religius, mengenakan hijab meski pakaian glamour belum terlepas sepenuhnya. Setidaknya sudah berada di jalan lurus dan in syaa allah akan lebih sederhana.

Pembekalan diri dari sosok Ai juga menjadi pertimbangan Ricko saat ini.

"Aghhh..."

Meringankan pusing, Ricko memutuskan diri untuk mandi dengan air dingin. Mendinginkan pemikirannya yang memanas akibat pernikahannya di hari esok pun Lio sudah menyadarkannya kembali sejam yang lalu.

***

Kamar itu sederhana. Luasnya saja hanya cukup satu orang tertempat. Beberapa perabot sederhananya nampak sudah kumuh namun masih layak jika digunakan untuk beberapa tahun ke depan.

Ada kasur berukuran 1,88×0,78 m, lemari dengan pelitur coklat yang sudah memudar, gantungan baju dan juga meja kursi yang dulu sebagai tempat belajar, kini ia gunakan untuk tempat membaca buku. Entah karya sastra, majalah religi, atau beberapa komik bacaan kesukaannya. Kegiatan dilakukan bila waktu senggang saja, seperti waktu libur.

Gadis sederhana, penyuka alam, penyayang keluarga. Semua ia prioritaskan untuk bunda dan adiknya, Alina.

Arah pikirnya sempat mengingat kejadian sebelum pulang.

Ia bukan orang yang sombong, meski bersikap dingin. Pun tidak memandang remeh orang di bawahnya dengan sebelah mata. Malah ia senang dan berlaku baik bila berdekat bersama anak-anak. Ferlio Andres. Nama lengkap sang bosnya yang terkenal dingin dan kaku. Bahkan, sejauh ini Ai rasa itu hanya sebuah topeng yang terpaksa tertutup di mukanya.

✓Way of Love to Find Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang