Setiap lalu pastinya memiliki beberapa bagiannya yang terumit. Entah bagaimana diri menemukan tunjuk untuk menyelesaikannya secara singkat dan runut. Butuh proses, perjuangan yang memang tiada lelah apalagi jikalau untuk lillah. Semua 'kan terasa berpahala bila ditunjukkan untuk-Nya. Innamal a'malu binniyat. Segala macam perbuatan tergantung pada niatnya. Jika kita hidup dan tercipta untuk menyembah-Nya, lantas mengapa diri membangkang terhadap apa yang dipinta?
Lajur-lajur dan sulur-sulur yang terurai dalam masalah lingkup sosial bukanlah kuasa yang sempit. Melainkan kemahaan dan kemuliaan Allah yang tiada tertanding. Bila pun manusia mencoba, maka hanya peniruan kecil dari setitik ilmu yang Allah milik. Tetapi demikian, manusia mana yang selalu memiliki titik kesempurnaan disetiap langkah yang ditempuh? Ada saja celah kecil pencacat diri yang tak dapat dipungkiri.
Tersandung oleh batu, atau tertusuk dalam duri bukanlah suatu perkara yang besar. Melainkan salah satu penghambat gerak yang kerap terjadi. Mencoba memenuhi diri tuk sempurna dalam segala bidang tanpa tersulit sedikitpun laksana bulan memeluk bukit. Terlalu mustahil untuk teraih.
Ainina hanya menghela napasnya dengan panjang. Memori tentang bayangnya yang kerap terlalu dekat membuat diri terlupa. Ia tahu bahwa posisinya sekarang sangatlah tidak pantas tersanding dengan seorang yang nampak sempurna. Sosok idola kaum wanita yang menginginkan kehidupan baik dan layak jika bersatu kelak. Akan tetapi, keinginan diri tuk bekerja yang semakin besar membuatnya melampaui jejak yang seharusnya terjaga. Hingga kejadian kemarin sebagai penutup. Pengingat riwayat hidup yang paling berharga dalam hidupnya yang singkat.
Hendak saja berteriak memanggil taksi yang sudah beberapa meter dari jarak jangkau. Tapi dengan cepat, sosok yang tak tertahu muka menghadapnya. Menghela dirinya untuk pergi. Sampai keberanian terpendam membuatnya menggigit lengan yang menutupi matanya.
Raung sakit terdengar, dengan itu pula Ai memutar kursi rodanya dengan bertanya nama dan maksud. Kerjapan demi kerjapan mencoba jelas, kiranya siapa gerangan sosoknya ini. Hingga keyakinan pasti yang sempat hadir membuka kuak. Suara tawa meremeh begitu kental. Tersusul gelak sinis tergelagar.
Ai terkesiap. Membuat mulut terefleks membuka. Menampakkan keterketujan yang tak terduga.
"B-bu R-rika?"
Tersebut, membuat tawa ejek lama kelamaan semakin meninggi. Ai tentu mengerut kening, mengarti maksud disetiap gerak-gerik yang dilewatinya.
"Kenapa Ai? Kau terkejut? Atau takut?"Ai dengan dan tanpa perintah menggeleng. Meski ia pun tidak tahu maksud dari perkataan yang terucap. Yang jelas, suatu hal itu sangatlah penting baginya.
Ai hendak mengintrupsi dan menghilang cepat dari sini. Namun itu bukan pilihan terbaik. Apalagi kalau bukan karna bu Rika yang memungkinkan sekali untuk berbicara penting suatu pekerjaan menyangkut hidupnya atau bagaimana yang jelas, bu Rika secara terang-terangan memusuhinya.
Tatapan itu dan mimik wajahnya. Sangat mencirikan sekali dengan suatu hal yang berkaitan erat dengan hal buruk. Tiada maksud berburuk sangka, Ai hanya menganalisa keadaan yang memungkinkan hal tersebut.
Kerasnya diri Ai untuk menyangkal segala praduga buruk, akan tetapi semua terbantah dan pemikirannya yang buruk membenarkan semuanya.
"Heh... Namamu tak seindah orangnya. Oh ya ampun... Tak kusangka saja jikalau kau adalah benar. Ya benar, benar-benar memainkan permainan seindah aktris senior dalam filmnya yang booming. Bahkan Chelsea Islan pun kalahnya bukan main!"
Ai mengerut mendengar penuturan Bu Rika yang jauh dari konteks. Sebenarnya, maksudnya itu apa? Sampai membandingkan diri dengan pemain cantik nan top dibidangnya itu? Disandingkan dengan mimi peri sang instagramable yang terkenal akan noraknya pun Ai sudah tahu bahwa dirinya memang sangat-sangat jauh dari kata popularitas mereka. Jangankan yang demikian, satu kampungnya saja banyak yang kurang tahu dengan rupa dan namanya. Hanya sebagian orang yang dekat dan kenal. Itu pun karna dirinya yang sempat mengajar ngaji anak-anak di kampung selebihnya ia sama sekali tidaklah terkenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓Way of Love to Find Love [Completed]
General FictionRating (R-13+) #53 Highest rank in GenFict 17/05/18-20/05/18 Blurb: Saat takdir mempermainkan kehidupan, tangan Tuhan seolah menggoreskan tinta buruk baginya. Namun siapa sangka, jika yang selama ini yang dianggapnya buruk mampu menuntun ke pencari...