42. Aksara Terakhir [End]

3.1K 55 8
                                    

Ainina tak lagi bisa berpikir jernih bagaimana ia bisa menjelaskan ini semua kepada sang bunda mengenai keadaan Alina yang sekarang terbaring lemah di atas bankarnya. Menunggu hasil tepat yang nyatanya membutuhkan waktu yang cukup lama. Ai takkan bisa menjelaskan secara rinci mengapa adiknya itu ada di sini. Pasti bunda akan merasa dirinya sedih jauh dibanding Ai. Lalu sekarang, Ai mencoba menekurinya dalam diam. Aksara laut tanpa tulislah yang meninggalkan bekasnya di kepala. Sebuah cacat noda berlubang yang menjadi tanda tanpa lekas hilang.

Gadis bungsu itu mana mungkin bisa mengakhiri hidupnya. Dia terlalu muda. Masa kuliahnya pun baru menginjak satu semester, mana mungkinnya sang kakak tega menghilangkan masa depan si bungsu yang kini tengah terbaring di atas bankar itu. Dia koma dengan selang infus yang masih menancap benar di lengannya. Ai sampai menangis sesenggukan semalaman itu. Hatinya benar-benar hancur melihat keadaan miris tersebut. Sementara sang pelakunya sendiri yang tak lain Youssef sebagai dalang dari Alina sudah tertangkap satu jam lalu setelah Lio menghabisi wajahnya hingga memar membiru.

Lio tak menyangka akan perbuatan Youssef yang demikian. Walaupun dulunya mereka pernah bersaing dan Lio harus mengakui kekalahannya dengan berpisah bersama sang kekasih.

Hening. Sapuan angin malam menembus kulit Ai yang menekur. Jendela kamarnya dibuka lebar membiarkan sepoi masuk begitu saja. Lambat laun yah, bunda akan mengetahui keadaan anak bungsunya yang sudah lama dinantikan kehadirannya. Bersama angan dan juga bayang masa depan untuk sang anak. Sedikit panjang, gadis berhijab itu akhirnya harus mengungkapkan kejadian Alina. Walau perih dan menyakiti, akan jauh lagi jika menutupi sebuah kebenaran dengan kebohongan. Tanggapan yang dihasilkan melalui pembicaraan waktu itu menghasilkan keputusan yang cukup rumit.

"J-jadi Alina selama ini ...?" kepala itu menggeleng kuat. Penuh peringatan untuk tidak meyakini apa yang baru saja ia dengar. Katakanlah jika semua yang di bicarakan oleh putri sulungnya saat ini hanyalah dusta akan tetapi, mana mungkin bisa. Raut muka penuh sedihnya tatkala bercerita dan mengungkap. Lagi pun, bagi seorang ibu sepertinya harus bisa membedakan mana yang benar dan bukan. Lantas perkataan barusan adalah benar adanya. Ainina mana berbohong. Untuk urusan menyakiti saja ia enggan dan terkesan menghindar dari pertikaian.

"Alina? Alina ...." Tubuh sang bunda akhirnya ambruk setelah pusing merambat ke area kepalanya dengan sadis. Ainina segera membawa tubuh ringkih itu ke atas ranjang. Menatap sendu dari pandangannya yang sekarang memburam terpenuhi air mata.

"Bunda ... Bunda!"
Napas tersendat terdengar di ruangan tertutup. Ia sendiri terbaring di atas bankar tanpa siapapun yang hadir di sana. Peluh menetes membanjiri keningnya, badan pun lemah lunglai tak bisa ia gerakkan dengan leluasa. Tangannya entah kenapa memegang perutnya dengan begitu pelan.

"Janin? Bayi? Anak?"

Cengkraman luar biasa terasa memusingkan kepalanya. Ia memegang kedua sisinya tanpa henti. Ini sungguh menyakitkan dan serasa mau meledak. Ia dinyatakan hamil di usianya yang masih muda lantas lelaki itu menyuruhnya untuk menggugurkan dan meninggalkannya jika tidak mau menuruti pintanya. Ya ampun, dia sudah menjadi gila jika kembali teringat. Lelaki itu tega sekali berucap untuk menghilangkan bayi yang tak bersalah yang di mana itu adalah hasil perbuatan mereka selama ini. Lalu kenapa kesannya sekarang yang mengharapkan kehadiran bayi tersebut hanyalah dirinya seorang. Dia seolah tak mau dan menolak takdir setelah kenikmatan surgawi mereka reguk dengan penuh antusiasme. Seketika, rasa was-was melindungi sang jabang bayi membuat Alina menumpukan kedua tangannya ke atas perutnya yang masih rata. Memberi perlindungan dan yah ia tak menginginkan jika hal buruk itu terjadi sekalipun ayah dari sang anak yang dikandungnya saat ini tak menginginkan kehadirannya lagi.

Tetapi ia yakin jika suatu saat kelak kebahagian akan mengiring meski sekarang rasanya tak mungkin sekali.

***

✓Way of Love to Find Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang