Fresya melangkahkan kakinya dengan sangat lambat. Bukan karena malas. Hanya saja kali ini gadis itu sedang memikirkan bagaimana cara dia meminta maaf pada Ari. Sungguh. Fresya sangat bingung saat ini.
Hingga tak terasa,gadis itu sampai ditaman belakang sekolah. Dimana sudah ada Ari yang sedang duduk dibangku kayu yang terletak ditaman tersebut.
Fresya mendekati Ari,kemudian duduk disampingnya.
Ari yang sadar akan kehadiran Fresya pun hanya menatap sesaat gadis tersebut.
"Ari.." panggil Fresya.
"Gue mau minta maaf soal kejadian kemaren. Gue bener-bener lagi kalut saat itu. Gue ga bisa ngontrol emosi gue..." jelas Fresya dengan tangan yang meremas roknya dengan kuat.
Mata Ari dengan cepat beralih menatap Fresya yang saat ini tengah menundukkan kepalanya.
Tanpa Fresya ketahui,senyum manis terukir dibibir Ari.
"Gue udah maafin lo kok..." ujar Ari yang berhasil membuat Fresya mengangkat kepalanya.
Kini Fresya dapat melihat dengan jelas senyum indah yang terlukis dibibir Ari.
"Lo ga marah?" tanya Fresya berusaha memastikan.
Tangan Ari terulur mengacak pelan rambut Fresya. Membuat gadis tersebut sempat menahan nafasnya selama beberapa detik.
"Gue ga pernah marah sama lo..."
Fresya tersenyum. Mencoba menstabilkan detak jantungnya yang saat ini bekerja lebih cepat dari sebelumnya.
"Makasih Ari..."
"Sama-sama. Oh ya,lo pulang sama siapa?" tanya Ari.
"Gue pulang naik angkutan umum paling. Soalnya tadi pagi kakak gue bilang ga bisa jemput gue,dan gue ga bawa ponsel hari ini. Jadi ya terpaksa deh.." jelas Fresya dengan tawa kecilnya.
"Pulang bareng gue kalo gitu."
"Eh,gausah. Lagian arah rumah gue sama lo itu ga searah. Gue ga mau repotin lo..." tolak Fresya.
"Gapapa kali,itung-itung jalan-jalan.." ucap Ari seraya bangun dari duduknya.
"Yaudah ayok!" ajak Ari mengulurkan tangannya tepat didepan Fresya.
Gadis itu sempat berpikir sesaat sebelum akhirnya menerima uluran tangan tersebut.
******
Ari dan Fresya berjalan beriringan menuju kantin yang terlihat sangat sepi kali ini. Tak jarang kedua remaja ini tertawa renyah. Terkadang saling memukul satu sama lain karena celotehan yang dilontarkan salah satu dari mereka.
"Mau langsung pulang?" tanya Ari menyandarkan tubuhnya pada motor miliknya.
"Emang lo mau kemana dulu?" bukannya menjawab. Fresya malah balik bertanya.
"Gue pengennya sih makan dulu,tapi kalo lo mau langsung pulang gue anterin sekarang.." jelas Ari yang membuat Fresya mengangguk mengerti.
"Yaudah makan dulu deh,kebetulan gue juga laper. Hehehe..."
Ari tersenyum. Senang rasanya bisa dekat kembali dengan gadis yang sayang dia sayang.
"Yaudah ayo naik!" titah Ari yang kini sudah berada diatas motornya.
Dan dengan cepat,Fresya pun naik keatas motor Ari.
*******
Keduanya tiba disalah satu tempat makan dipinggir jalan. Tempat ini adalah pilihan dari Fresya yang memang sudah sangat rindu dengan tempat makan ini.
"Lo yakin kita bakal makan disini?" tanya Ari dengan menyapukan pandangannya keseluruh sudut ditempat makan tersebut.
"Ya yakinlah. Emang kenapa?"
Fresya mulai duduk dikursi yang terletak dipojok ruangan. Sementara Ari masih berdiri dengan tatapan ragu.
"Kenapa? Lo ga suka?" tanya Fresya karena Ari yang tak kunjung duduk.
"Emmm,lo yakin ini tempat bersih?" lagi-lagi Ari bertanya. Membuat tawa Fresya seketika pecah.
"Kok ketawa Frey?!" kesal Ari melihat Fresya yang masih tertawa.
"Aduuhh,perut gue sakit. Nih ya,lagian gue aneh sama lo. Gue juga ga bakal makan disini kalo tempatnya ga higenis..." jelas Fresya mencoba meredam tawanya. "Udahdeh,pokoknya gue jamin kalo tempat ini 100% higenis."
Ari menatap Fresya sesaat sebelum akhirnya laki-laki itu mulai mendudukan tubuhnya.
Hingga didetik selanjutnya. Seorang laki-laki setengah baya datang menghampiri keduanya.
"Waahh Fresya!" pekik laki-laki tersebut. "Lama banget ga kesini,makin cantik aja deh.." goda laki-laki tersebut.
"Eh kang ujang. Iyah nih kang,soalnya lagi sibuk sekolah. Kang ujang bisa aja nih.." ujar Fresya dengan senyum manisnya.
Mata Kang Ujang sontak menatap Ari yang sedari tadi diam.
"Ini pacar kamu?"
Fresya menatap Ari sesaat. "Ah bukan,dia temen Fresya kang."
"Kalo pacar juga ga papa kok neng. Cocok banget keliatannya." goda Kang Ujang.
"Yaudah kalo gitu,mau pesen apa neng?" tanya Kang Ujang yang mulai menuliskan sesuatu dibuku kecil yang sedari tadi dibawanya.
"Kayak biasa aja Kang. Tapi dua yah.."
"Siap neng,tunggu sebentar." ujar Kang Ujang berlalu dari hadapan Fresya dan Ari.
Setelah kepergian Kang Ujang,Fresya memutuskan untuk memainkan ponselnya.
"Lo akrab banget kayaknya.." ucap Ari yang sedari tadi diem.
"Ya gitu,soalnya tempat ini udah langganan keluarga gue," jelas Fresya membuat Ari mengangguk.
Hingga tak berselang lama,pesanan keduanya pun datang. Seketika mata Fresya langsung berbinar saat melihat makanan favorit yang kini sudah berada didepannya.
"Makan." titah Fresya menyodorkan semangkuk mie ayam pada Ari.
Ari meraih mangkuk tersebut dan mulai memakannya.
Mata Ari membelalak sempurna saat melihat gadis didepannya ini membumbui mienya dengan cabai yang cukup banyak.
"Fresya!" pekik Ari yang membuat gadis itu menghentikan aktivitasnya.
"Apaan?!"
"Lo jangan kebiasaan makan mie pake cabe sebanyak gitu." protes Ari menjauhkan wadah cabai dari jangkauan Fresya.
"Lambung lo ga bakal kuat kalo terus-terusan kayak gini." omel Ari.
"Ya ga papa dong!" ujar Ari mulai memakan mienya.
"Kebiasaan!" desis Ari kembali melanjutkan makanannya.
"Gimana? Rasanya enak kan?" tanya Fresya.
"Lumayan lah,jauh dari pikiran buruk gue."
"Makanya,jangan nething mulu mas!" cibir Fresya.
"Iya-iya."
*******
"Makasih yah,udah mau nganterin gue.." ujar Fresya yang baru saja turun dari motor Ari.
"Sama-sama,yaudah kalo gitu gue pamit dulu"
Fresya hanya menganggukkan kepalanya. Hingga tak berselang lama,laki-laki itu sudah melajukan kendaraannya.
Fresya tersenyum sesaat. Kemudian gadis itu memutuskan untuk segera masuk kedalam rumahnya.
######
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten I Love You
Teen FictionLebih baik menjadi sesuatu yang hangat dan menyenangkan daripada menjadi sesuatu yang dingin dan keras...