Malam ini Fresya memutuskan untuk pergi ke mini market didekat komplek perumahannya. Sebenarnya gadis itu hanya ingin membeli makanan kesukaannya. Coklat. Gadis itu hanya ingin membeli coklat karena stok coklat dirumahnya telah habis saat ini.
Setelah mendapatkan apa yang Fresya inginkan. Gadis itu pun melangkahkan kakinya menuju kasir. Tapi,belum sempat Fresya tiba seseorang lebih dulu menyenggolnya membuat semua coklat yang dia genggam terjatuh.
"Aduhh.." Fresya meringis merasakan pundaknya yang sedikit sakit.
"Bisa ga sih jalan tuh pake ma--,"
Kalimatnya terhenti saat Fresya mengetahui siapa yang baru saja menabraknya.
Fresya menghela nafasnya berat. Kenapa dia harus bertemu dengan laki-laki ini lagi? Mengapa duni begitu sempit baginya?
"Lo ga papa?"
Fresya hampir saja terperangah dengan pertanyaan yang baru dia dengar. Laki-laki dingin bak es kutub ini seketika menjadi hangat? Apa yang telah terjadi padanya?
"Hei," Ari mengibaskan tangannya tepat didepan wajah Fresya. Membuat gadis itu tersadar dari lamunannya.
"Ah iyah,lo bilang apa tadi?"
Ari tersenyum. Senyum yang telah lama dia sembunyikan,kini dia munculkan kembali. Dan mungkin Fresya adalah satu-satunya orang yang bisa melihat senyum hangat yang sangat jarang Ari tunjukkan kepada siapapun.
Lagi-lagi Fresya dibuat membeku. Jika boleh jujur,Fresya sangat mengakui jika Ari memiliki wajah yang tampan. Terlebih lagi saat laki-laki itu tersenyum.
"Gue tanya,lo ga papa?" Ari mengulangi pertanyaannya.
"Ga papa kok.." balas Fresya kaku.
'Kenapa Esya jadi gugup gini Tuhan...'
"Lo ngapain disini?" tanya Ari lagi.
"Gue abis beli coklat nih," balas Fresya seraya menaikan beberapa batang coklat miliknya.
"Oh gitu,lo suka coklat ternyata.." ujar Ari.
"Ya gitu deh.."
"Oh ya,gue duluan yah. Gue mau bayar coklat gue dulu.." pamit Fresya yang langsung mendapat anggukan dari Ari.
Fresya pun berlalu dari hadapan Ari. Sementara Ari,laki-laki itu hanya bisa menatap punggung Fresya yang menjauh dengan senyum yang terus mengembang dibibirnya. Ternyata benar,menjadi sesuatu yang hangat lebih menyenangkan.
******
Sepanjang perjalanan menuju rumahnya,Fresya terus memikirkan kejadian diminimarket tadi. Fresya tak menyangka jika laki-laki yang sebelumnya dia temui sangat dingin seperti es,dan sekarang dengan cepat laki-laki itu berubah menjadi hangat. Apa dia punya kepribadian ganda?
"Eh tunggu dulu" Fresya menghentikan langkahnya saat satu pertanyaan muncul dalam kepalanya.
"Gue kok ga tau yah nama tuh cowo siapa. Yang gue tau dia itu cowo stres dan dingin yang tiba-tiba berubah jadi hangat..." gumam Fresya melanjutkan langkahnya.
Tiinnnn...
Refleks. Fresya menjatuhkan kantong yang berisi coklat itu kejalanan. Suara klakson yang berasal dari arah belakang,benar-benar membuat Fresya terkejut.
Fresya segera memungut kantong plastiknya tanpa ingin terlebih dahulu tau siapa yang sudah membunyikan klakson dengan keras.
Saat gadis itu membalikan tubuhnya,barulah dia tau siapa pemilik klakson tersebut. Siapa lagi kalo bukan Viari Pratama,laki-laki yang sedari terus mengusik kepala Fresya.
"Lo ngapain disitu?" tanya Fresya saat melihat Ari yang dengan santainya duduk diatas motornya tanpa adanya keinginan untuk membantu dirinya.
"Gue liatin lo mungut tuh plastik." balas Ari santai,namun terlihat sekali jika laki-laki itu sedang menahan tawanya.
Fresya mendengus. Ini adalah kedua kalinya laki-laki itu membuatnya susah,tapi tak pernah ingin membantunya.
"Udah gue ambil kantongnya. Sekarang mau apa lo?" kesal Fresya.
Ari tertawa kecil seraya mengulurkan tangannya. "Gue Viari Pratama,dari kelas XI.3"
Fresya tak menjawab ucapan ataupun uluran tangan Ari. Gadis itu hanya diam dengan terus menatap Ari dengan tatapan bingung.
"Gue tau kalo lo ga tau siapa nama gue," ujar Ari seolah dia tahu apa yang sedang Fresya fikirkan.
"Sok tau!"
"Gue juga tau,kalo lo penasaran karena sikap gue yang berubah.." ujar Ari lagi.
Fresya merapatkan bibirnya. Perkataan Ari benar semua.
'Apa dia anak dukun yah?'
"Jangan sok tau! Lo ga pernah ada difikiran gue tau gak!" kesal Fresya kamudian membalikan badannya membelakangi Ari.
"Lo ngambek. Bikin gue tambah suka."
Lagi-lagi Fresya dibuat membeku oleh perkataan Ari.
"Bodo amat Ri!" ujar Fresya seolah tak perduli dengan ucapan Ari.
"Gue mau pulang!" sambung Fresya mulai melangkahkan kakinya.
Ari tak menjawab ucapan gadis itu. Ari segera menyalakan mesin motornya,kemudian menyusuli Fresya yang sudah berjalan cukup jauh.
"Enak aja bilang suka. Emang dia siapa?!"
"Pokoknya gue ga boleh ketemu lagi sama laki-laki yang namanya Ari-ari itu. Enggak boleh!" gerutu Fresya dengan terus melangkahkan kakinya.
"Yakin mau jalan terus?"
Pergerakan Fresya langsung terhenti. Gadis itu segera memalingkan wajahnya. Dan benar saja,Ari mengikutinya.
"Gue sengaja matiin mesinnya biar lo ga tau kalo gue ngikutin lo.." ujar Ari.
"Gue ga nanya."
"Gue yang mau bilang Frey.."
"Bodo amat. Sekarang lo mendingan pulang gih!" usir Fresya.
"Buat apa gue pulang, kalo tempat pulang gue adalah lo.."
"Ngaco!"
"Gue serius Frey." ujar Ari semakin menggoda Fresya.
"Udah deh gue capek! Gue mau pulang!"
Dengan cepat Fresya melangkahkan kakinya meninggalkan Ari. Terus berada di dekat Ari, membuat banyak pertanyaan muncul dikepalanya.
"Gue lakuin ini demi lo Frey.." gumam Ari menatap Fresya yang semakin menjauh.
"Harapan gue cuma satu. Gue bisa dapetin lo,dan lo bisa buka hati lo buat gue..."
"Gue baru sadar. Selama ini gue cuma mencintai lo dalam diam,dan sekarang gue bener-bener dikasih kesempatan buat deketin lo..."
#####
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten I Love You
Novela JuvenilLebih baik menjadi sesuatu yang hangat dan menyenangkan daripada menjadi sesuatu yang dingin dan keras...