Sekolah tengah berlibur karena ulangan akhir semester akan segera berlangsung. Membuat sebagian siswa giat mempelajari apa yang mereka dapatkan,dan sebagiannya lagi sibuk memikirkan akan kemana mereka mengisi libur sekolah hari ini.
Termasuk Fresya,gadis itu benar-benar menagih janjinya pada Papahnya. Dan mau tak mau Rian harus meneruti keinginan putrinya itu. Karena jika tidak, gadis itu akan merajuk dan tidak ingin keluar dari kamarnya. Itulah Fresya,gadis yang sangat manja pada Papahnya.
Fresya fokus memainkan ponselnya. Dibangku depan,Rian sedang mengemudikan mobilnya dan Rahayu duduk disamping suaminya. Sementara disebelah kanan Fresya,terdapat Alvaro yang sedang mendengarkan musik dari ponselnya. Dan disebelah kiri Fresya,terdapat Ari yang sedari tadi sibuk memainkan rambut panjang milik Fresya. Walaupun gadis itu sudah memperingatinya berkali-kali,tapi laki-laki itu terus saja memainkannya.
Fresya menurunkan ponselnya seraya menghembuskan nafasnya. Mengapa dia rasanya sangat bosan saat ini?
Fresya menolehkan kepalanya pada Ari dan langsung mendapati Ari yang juga tengah menatapnya.
"Kenapa?" tanya Ari.
"Bosen.."
"Ko bosen? Bukannya tadi sibuk mainin ponsel?"
Fresya mendengus. "Ponsel isinya gitu-gitu aja!"
Ari terkekeh,sementara Alvaro,laki-laki itu sudah tertidur entah sejak kapan.
"Sini!" ucap Ari seraya menepuk pundaknya. Memberi perintah agar Fresya menyandarkan kepalanya dipundaknya.
Dan dengan senang hati,Fresya pun menyandarkan kepalanya. Membuat perasaan nyaman kini mendominasi hatinya. Perlahan gadis itu memejamkan matanya dan tertidur.
Diusapnya rambut panjang Fresya membuat sebuah senyuman terukir dibibirnya. Ari selalu berharap jika semua akan baik-baik saja.
Rian dan Rahayu yang memang menyaksikan adegan tersebut pun saling bertukar pandangan dengan senyum dibibir keduanya. Merasa bahagia karena putrinya kini telah menemukan seseorang yang benar-benar menyayangi dan melindungi putrinya dengan segenap hati.
******
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh,akhirnya Fresya beserta keluarganya tiba ditempat tujuan. Tempat yang sangat jarang Fresya kunjungi. Ya,pantai.
Fresya turun dari mobilnya,kemudian berlari menuju pantai dengan sangat antusias. Bahkan Ari yang saat itu sedang menurunkan barang-barangnya hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan tingkah gadis tersebut.
"Fresya larinya hati-hati! Nanti kami jatuh!" seru Rahayu memperingati putrinya.
Gadis itu terus saja berlari tanpa memperdulikan peringatan dari Mamahnya. Dan benar saja,kaki Fresya tersandung. Membuat gadis itu terjatuh seraya meringis sakit.
"Awwww. Mamah..."
Melihat itu Ari segera bergegas menghampiri gadis yang masih tergeletak diatas pasir.
"Apa yang sakit?" tanya Ari khawatir.
"Itu..." tunjuk Fresya pada luka kecil pada kakinya.
Ari menghela nafasnya. Baru saja,Rahayu memperingati gadis ini.
"Makanya kalo diomongin sama orang tua tuh denger! Gini kan jadinya. Ga nurut sih!" omel Ari mulai membopong tubuh Fresya.
"Ko malah marah-marah sih?!" protes Fresya seraya terus berjalan.
"Yaudah maaf.." Ari mengalah dengan terus mempobong tubuh gadis itu.
"Nah kan! Makanya kalo Mamah bilang apa-apa itu denger!" semprot Alvaro saat keduanya tiba ditempat yang sudah disewa keluarganya.
"Apasih bang! Kan gue lagi sakit!"
Fresya mendudukan tubuhnya.
"Tante,tante bawa obat merah kan?" tanya Ari pada Rahayu yang sedang merapikan barang-barang mereka.
"Ohh bawa,itu kamu ambil dikotak itu ya!" balas Rahayu menunjuk kotak putih yang dikhususkan untuk obat-obatan.
Rahayu menyodorkan botol minum pada Fresya. Sementara Rian,laki-laki itu pergi entah kemana.
Ari meraih kotak tersebut dan langsung menemukan obat merah beserta kapas yang sudah tersedia disana.
Ari duduk disamping Fresya dan mulai mengobati luka yang terdapat dikaki Fresya dengan telaten.
******
Setelah menyelesaikan acara makannya. Rahayu dan Rian pun memisahkan diri. Mungkin mereka ingin mengulang nostalgia berdua.
Sementara Alvaro, laki-laki itu masih anteng memainkan ponselnya diatas tikar yang sudah mereka pesan. Sedangkan Ari,laki-laki itu sibuk memperhatikan Fresya yang saat ini sedang memainkan air pantai dengan bahagia.
"Ari sini deh!" teriak Fresya.
Laki-laki itupun menghampiri gadis yang masih sibuk memainkan air pantai.
"Kenapa?"
"Liat deh,aku sukaaa.." seru Fresya seraya terus memainkan air tersebut.
"Iyah aku juga suka. Tapi..." Ari menjeda kalimatnya,kemudian berjalan meninggalkan Fresya yang masih menatapnya bingung.
"Tapi apa Ari?" teriak Fresya bingung. Pasalnya,laki-laki itu malah menjauh darinya.
"Kalo mau tau,sini!" ujar Ari seraya menggerakan tangannya agar gadis itu mendekat.
Karena sangat penasaran dengan ucapan Ari. Fresya pun segera menghampiri Ari yang kini sedang menatapnya.
"Tapi apa?" tanya Fresya saat dirinya tiba didepan laki-laki tersebut.
"Tapiii... Aku lebih suka kamu."
Deg!
Jantung Fresya berasa berhenti seketika saat mendengar kalimat yang Ari ucapkan. Apa itu sebuah ungkapan? Atau kalimat candaan yang selalu laki-laki itu lontarkan? Ah entahlah,Fresya sudah terlanjur bahagia mendengarnya.
"Ma-maksud kamu?" tanya Fresya berusaha menahan senyumnya.
"Ya iya. Aku juga suka pantai,tapi aku lebih suka KAMU.." ucap Ari memberi penekanan diakhir kalimatnya.
"Kamu bohong ya?" selidik Fresya berusaha semaksimal mungkin menyembunyikan pipinya yang semakin memerah.
"Aku serius."
Raut wajah Fresya seketika berubah.
Ari meraih tangan Fresya kemudian menggengamnya. "Frey, aku tau... Kamu pasti belum bisa lupain Dean dalam hidup kamu. Aku juga tau,aku cuma orang baru yang pengen kamu bahagia dengan cara aku. Ya walaupun cara aku salah.." tutur Ari yang kini menatap lekat mata indah Fresya.
"Frey... Will you be mine?"
Fresya benar-benar tidak bisa menyembunyikan lagi kebahagiaannya. Ari menembaknya? Apa dia sedang bermimpi? Jika iya,siapapun tolong bangunkan Fresya dari mimpi indah ini.
Ari tertawa geli melihat ekspresi Fresya yang sangat terkejut. Saking terkejutnya,gadis itu sama sekali tidak mengucapkan sepatah katapun.
"Kamu ga lagi mimpi Frey.." ucap Ari seolah membaca pikiran Fresya.
Gadis itu tersadar dari lamunannya.
"Ari..."
"Gimana? Kamu mau kan bahagia bareng-bareng sama aku?"
Fresya tersenyum dan langsung menganggukan kepalanya. Membuat Ari langsung membawa gadis itu kedalam dekapannya.
Dan tepat pada detik itu,ombak dan pasir menjadi saksi bisu bagaimana Tuhan menyatukan kedua remaja ini.
#####
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten I Love You
Teen FictionLebih baik menjadi sesuatu yang hangat dan menyenangkan daripada menjadi sesuatu yang dingin dan keras...