Fresya terus mendengus karena sedari tadi ponselnya terus saja berbunyi. Bukan Fresya merasa terganggu atau apapun. Hanya saja,kali ini dirinya sedang ingin sendiri tanpa ada satu orang pun yang mengganggunya.
Kejadian disekolah benar-benar membuatnya terpuruk. Bahkan sampai sekarang,perkataan Dean terus berputar dikepalanya. Membuat hatinya semakin sesak.
Lagi-lagi ponselnya berbunyi,menandakan satu pesan yang baru saja masuk kedalam ponselnya. Awalnya Fresya sangat malas untuk melihat ponselnya. Tapi setelah mendengar begitu banyaknya notice yang masuk,akhirnya dengan terpaksa gadis itu meraih ponselnya.
Betapa terkejutnya Fresya, saat dirinya membaca satu pesan yang membuat jantungnya tiba-tiba saja berdegup dengan kencang.
Ari ganteng : Gue ada dibawah. Lo yakin mau tetep ngurung diri dikamar?
Apa yang akan dilakukan Ari dirumahnya malam ini. Bahkan tanpa Fresya sadari,dirinya belum juga mengganti nama kontak laki-laki itu.
"Mau ngapain sih kesini?! Gatau apa kalo gue lagi sedih!" gerutu Fresya turun dari kasurnya kemudian melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya.
Gadis itu langsung mendapati Ari yang saat ini sedang berbicara dengan kakaknya. Dalam hati Fresya berharap agar kakaknya tidak berbicara hal yang aneh-aneh kepada Ari.
Dengan muka yang masih ditekuk,Fresya pun mendudukkan tubuhnya disamping Alvaro. Membuat kedua laki-laki itu serempak mengalihkan pandangannya.
"Ngapain kesini?" tanya Fresya masih dengan raut wajah yang ditekuk.
"Yang sopan kalo ngomong." protes Alvaro menginjak kaki Fresya.
Gadis itu mengaduh,kemudian menatap Alvaro dengan tatapan tajam.
"Jangan gitu ah,jelek keliatannya." Alvaro menepuk pelan kepala Fresya sebelum akhirnya bangkit dari duduknya,meninggalkan kedua remaja yang masih sama-sama diam.
Fresya tak lagi bertanya. Ari juga justru malah diam. Bahkan mungkin laki-laki itu lupa tentang pertanyaan yang Fresya lontarkan tadi.
"Gue cuma mau mastiin kalo lo baik-baik aja." ujar Ari setelah sekian lama diam.
"Kayak yang lo liat. Gue baik-baik aja.."
Ari sempat tersenyum. Dia tau Fresya sedang menyembunyikan perasaannya.
"Gue ga pernah percaya kalo ada cewe yang bilang baik-baik aja padahal dalam hatinya ga baik-baik aja.."
Fresya diam mendengar ucapan Ari. Bahkan raut wajahnya pun mulai berubah. Tidak seperti tadi.
"Ikut gue yuk!" ajak Ari membuat gadis itu menatapnya bingung.
"Kemana?"
"Udah ikut aja. Nanti juga tau."
Fresya memutar bola matanya malas. "Sok misterius!"
"Sana ganti baju cepetan!"
"Iya-iya!" kesal Fresya bangkit dari duduknya dan berlajan menuju kamarnya dengan langkah yang dihentak-hentakan.
*******
"Mau kemana sih Ari? Gue ngantuk banget asli.."
Fresya terus saja mengeluh karena sedari tadi keduanya terus berjalan tanpa Fresya tau kemana tujuan mereka.
"Ikutin aja,tar juga tau. Ayo ah,jangan malesan kayak gitu." Ari menarik tangan Fresya, membuat gadis yang tadinya sempat menghentikan langkahnya kini kembali melangkahkan kakinya mengikuti Ari.
Mata Fresya seketika berbinar saat matanya melihat begitu banyak wahana ditempat tersebut. Rasanya sudah sangat lama dia tidak mengunjungi tempat ini. Terakhir dia mengunjungi tempat ini,mungkin saat dirinya masih duduk dibangku SMP.
"Ko lo ga bilang sih kalo kita mau kesini?" pekik Fresya yang tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.
"Biar suprise aja."
Fresya tak menjawab ucapan Ari. Gadis itu terlalu bahagia.
"Gue pengen itu." Fresya menunjuk satu stand yang terdapat dipasar malam tersebut.
Ari mengangguk kemudian mengajak gadis itu untuk menghampiri stand yang sepertinya menjual berbagai macam coklat.
"Coklat.." gumam Fresya. Matanya masih menatap jajaran coklat dengan bentuk dan warna yang sangat lucu.
Ari tersenyum. Rasanya lega bisa melihat Fresya kembali ceria.
"Bang,aku mau yang ini yah.." ujar Fresya dengan menunjuk salah satu coklat berbentuk hellokitty yang hampir mirip seperti lollipop.
Fresya menerima coklatnya,kemudian hendak membayarnya. Baru saja Fresya akan memberikan uangnya,Ari sudah terlebih dulu menyerahkan uang miliknya pada pedagang coklat tersebut.
"Ari,ko lo yang bayar?"
Ari menerima uang kembaliannya.
"Gapapa,yaudah ayo mau kemana lagi?" ujar Ari yang kini tengah menatap Fresya yang sedang asik memakan coklatnya.
"Terserah lo,gu ngikut." balas Fresya dengan terus memakan coklatnya.
Ari mencoba mengedarkan pandangannya,untuk mencari tempat yang akan dia kunjungi selanjutnya.
"Kita kesana." ajak Ari saat laki-laki itu berhasil menemukan tempat yang pas. Fresya yang tak tau tujuan laki-laki itu hanya mengangguk dan mengikuti Ari dari belakang.
"Nah kita naik ini."
Fresya berulang kali mengerjapkan matanya. Apa dia tidak salah lihat? Ari mengajaknya menaiki wahana yang paling dia takuti. Tidak-tidak dia tidak ingin mati konyol karena harus menaiki wahana tersebut.
"Ariii.." panggil Fresya.
"Gue ga mau naik ini,yahhh.." Fresya mencoba membujuk Ari,namun sepertinya keinginan laki-laki ini untuk menaiki wahana itu sangat kuat.
"Ayolah Frey,ini cuma wahana. Dan lo ga bakal kenapa-kenapa.."
"Tapi gue takut.." lirih Fresya seraya menundukkan kepalanya.
"Jangan takut. Gue bakal jagain lo kok. Yaudah ayo!"
Fresya hanya bisa pasrah saat Ari kembali menggenggam tangannya. Walaupun sebenarnya Fresya sangat gugup bahkan sangat takut,tapi apa boleh buat. Ari terlalu batu untuk dibantah.
'Lindungi Esya ya allah,Esya ga mau mati muda... Esya belum nikah,Esya juga belum punya anak.. Tolong Esya ya allah..' dalam hati Fresya terus merapalkan doa. Berharap semua yang kini memenuhi pikirannya tidak akan terjadi.
"Gue udah beli tiketnya." ujar Ari dengan menunjukan kertas berukuran kecil pada Fresya.
"Yuk!"
Fresya berusaha tenang. Berusaha untuk meredam detak jantungnya yang kini berdetak sangat kencang. Pasalnya ini adalah kali pertama bagi dirinya untuk menaiki wahana yang paling Fresya hindari jika dirinya berkunjung ketempat seperti ini.
Keduanya sudah duduk dengan manis. Ari begitu tenangnya,bahkan laki-laki itu terlihat sangat antusias. Berbeda dengab Fresya,yang saat ini sangat gelisah. Pikiran buruk itu kembali hadir,membuat wajahnya kini dipenuhi keringat dingin.
Fresya meremas kuat tangan Ari saat perlahan wahana itu bergerak. Matanya terpejam dan mulutnya tak henti merapalkan doa. Membuat Ari yang sedari tadi memperhatikan gadis itu terkekeh karena ekspresi gadis itu yang sangat lucu.
"Buka mata lo."
Fresya langsung membuka matanya saat mendengar suara Ari. Jantungnya kembali mecelos saat matanya melihat kebawah.
"Ari ihh! Gue takutt!!" pekik Fresya kembali memejamkan matanya.
"Ari diem! Jangan buat kursinya goyang!" kesal Fresya saat merasakan kursi yang dia duduki oleng.
"Gue ini diem aja Frey."
"Udah diem. Lo ga tau apa kalo gue lagi ketakutan. Pokoknya gue ga mau naik ini lagii.. Huuaaa Mamahh.." Fresya masih memejamkan matanya,namun mulutnya tak pernah berhenti berbicara. Membuat Ari semakin gemas.
Hal terbahagia yang pernah gue alamin adalah saat gue bisa duduk disamping lo. Berdua sama lo. Dan selalu ada disamping lo..
#####
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten I Love You
Genç KurguLebih baik menjadi sesuatu yang hangat dan menyenangkan daripada menjadi sesuatu yang dingin dan keras...