Gadis itu tersenyum. Membuat Fresya mematung ditempatnya. Bukan karena Fresya takut,hanya saja gadis itu merasa bingung,bagaimana mungkin gadis yang ia kenal dengan nama Diana itu berdiri tepat didepannya dengan senyum yang tak bisa Fresya artikan.
"Diana ya?"
Fresya memberanikan membuka suaranya setelah keheningan yang cukup panjang diantara mereka.
Diana menganggukkan kepalanya dengan masih mengembangkan senyumnya.
"Kamu ngapain disini? Kamu mau cari Ari ya?" tebak Fresya. Gadis itu memang tau jika Diana adalah sahabat kecil Ari,jadi wajar saja bukan jika Diana mencari laki-laki itu.
Diana tidak menjawab pertanyaan Fresya. Gadis itu masih setia memperhatikan Fresya dengan senyum yang tak pernah pudar dari bibirnya.
"Diana? Kamu gapapa kan?" Fresya mencoba menyadarkan gadis itu.
Tiba-tiba saja,senyum yang sedari tadi menghiasi bibir Diana lenyap begitu saja. Digantikan dengan sorot mata tajam sarat akan kebencian. Tentu saja hal itu membuat Fresya terkejut.
"Kamu harus mati!"
Diana mulai melangkahkan kakinya membuat Fresya refleks memundurkan tubuhnya.
"Ma-maksud kamu apa?" setenang mungkin Fresya mencoba untuk tidak takut. Walaupun kenyataannya gadis itu sangat takut berada disituasi seperti ini.
"Kamu harus mati!"
Diana tak menghiraukan ucapan Fresya. Gadis itu terus saja mengatakan kalimat yang membuat siapapun yang mendengarnya akan merasa ketakutan.
Fresya tak tau harus berbuat apa. Yang dia tau hanyalah terus berjalan mundur agar dia bisa menjauh dari Diana.
Brukk!
Fresya terjatuh tepat setelah kakinya tersandung akar pohon. Tubuhnya jatuh ditanah membuat Diana semakin gencar mendekatinya.
Fresya mencoba mengartikan semuanya. Namun dia tidak mendapati apapun. Yang Fresya dapatkan hanyalah seringai senyum yang kini menghiasi wajah cantik Diana.
Gadis itu terlihat mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Sesuatu yang benar-benar membuat Fresya terkejut sekaligus takut.
"KAMU HARUS MATI!!"
DUARRR!
Fresya mencoba membuka mata untuk memastikan apa yang telah terjadi. Bukankah saat dia menutup matanya saat itu juga Diana menembakkan pelurunya? Tapi mengapa dia tidak merasakan apapun?
Fresya berhasil membuka matanya. Dan betapa terkejutnya dia saat mendapati Ari yang saat ini tersungkur diatas tanah dengan tangan yang berlumuran darah. Dan Diana? Fresya sama sekali tidak mendapati gadis itu. Apakah dia melarikan diri?
Ari mencoba menahan sakit dibagian perutnya. Dimana baru saja sebuah peluru mendarat tepat dibagian perutnya. Sekuat tenaga Ari coba menatap Fresya yang mulai histeris.
"Jangan nangis Frey.." lirih Ari dengan terus menahan sakitnya.
"Jangan pernah sedih lagi..."
"Aku pengen liat kamu bahagia..."
"Tapi Ari--"
Ari membawa Fresya kedalam pelukannya. Membuat tangis Fresya pecah seketika.
"Jangan pergi. Jangan tinggalin aku. Aku ga mau kamu pergi Ari. Aku ga mauu..." ucap Fresya ditengah isakannya.
Ari melepaskan pelukannya. Menatap gadis itu penuh sayang kemudian menyentuh rambut indah milik Fresya.
"Untukmu pelangi terindahku. Aku ingin selalu melihat keindahan warna dalam matamu. Aku tak ingin melihat kesedihan dalam matamu. Aku ingin kamu selalu bahagia meski aku tak selalu ada bersamaku. Karena aku ingin melihat pelangiku selalu tersenyum."
Tepat setelah mengucapkan kalimat itu,tubuh Ari jatuh tepat dipangkuan Fresya. Membuat gadis itu semakin histeris.
"AKU GA MAU KAMU PERGI...."
"ARII BANGUNN!!!"
#####

KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten I Love You
Genç KurguLebih baik menjadi sesuatu yang hangat dan menyenangkan daripada menjadi sesuatu yang dingin dan keras...