Dengan satu sapuan tangan,benda yang tadinya indah menghiasi meja belajarnya kini pecah dan berserakan diatas lantai. Menyebabkan bunyi yang sangat memekakan telinga.
Diana mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana mungkin ini terjadi? Bagaimana mungkin laki-laki yang selama ini dia cintai dengan mudahnya menghilangkan rasa cintanya pada Diana.
"Arrggggghh!! Gue bencii!!" teriak Diana bersamaan dengan benda yang kini berakhir dilantai dengan bentuk yang tidak beraturan.
Air matanya mengalir deras membasahi pipinya. Bagaimana mungkin Fresya bisa membuat Ari jatuh cinta padanya? Bukankah dari dulu Ari hanya mencintai dirinya dan akan tetap mencintai dirinya.
Tubuh Diana luruh dilantai dengan isakan yang semakin kuat. Sangat tidak rela. Diana sangat tidak rela jika Ari sampai jatuh kepelukan Fresya.
Bahkan Diana akan merebut Ari kembali dengan cara apapun!
Diana mengusap kasar air matanya kemudian meraih ponselnya. Tangannya menari diatas layar ponsel tersebut. Hingga tak berselang lama terdengar nada sambungan dari ponsel Diana.
"Hallo.."
"Hallo.."
"Gue mau ketemu lo sekarang bisa?"
"Bisa."
"Oke,gue tunggu dicaffe biasa."
Diana segera mamutuskan sambungan itu tanpa memperdulikan jawaban dari orang yang ia telfon tadi.
Dengan air mata yang masih menggenang dimatanya,Diana melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar mandinya.
********
Diana tersenyum sinis seraya terus menatap laki-laki didepannya ini.
"Tumben banget lo ngajak gue ketemu.." ucap laki-laki itu seraya menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi.
"Gue butuh bantuan lo."
"Apa?"
Diana mulai membisikan sesuatu pada laki-laki tersebut. Dengan santai laki-laki itu mendengarkan kemudian menganggukan kepalanya.
"Setuju!"
*******
Fresya melangkahkan kakinya menuju ruang guru. Setelah jam pertama selesai,Bu Mevi memintanya untuk mengantarkan buku latihan kemejanya. Dan mau tak mau Fresya menurutinya.
Fresya meletakan buku tersebut. Kemudian berjalan keluar dari ruang guru.
"Fresya!" seru seseorang yang membuat Fresya langsung menghentikan langkahnya.
Gadis itu membalikan badannya dan mendapati Daniel yang saat ini tengah berjalan kearahnya.
"Lo abis dari mana?" tanya Daniel begitu laki-laki itu berada didepan Fresya.
"Abis dari ruang guru,kenapa?"
Daniel terlihat menggaruk kepalanya membuat Fresya menatapnya bingung.
"Em,lo ada acara ga pulang sekolah?" tanya Daniel.
"Kenapa emang?"
"Gue mau minta tolong sama lo,"
Fresya semakin mengkerutkan keningnya bingung.
"Minta tolong?"
"Iyah,kan besok adik gue ulang tahun. Dan niat gue mau ngasih kado sama adik gue,nah gue kan gatau tuh barang-barang cewe kayak gimana. Mangkanya gue minta bantuan lo,lo bisakan?"
Fresya sempat berpikir sebelum akhirnya menganggukan kepalanya. "Yaudah deh,"
"Yaudah,pulang sekolah gue tunggu diparkiran yah Sya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten I Love You
Teen FictionLebih baik menjadi sesuatu yang hangat dan menyenangkan daripada menjadi sesuatu yang dingin dan keras...