(38)

678 18 0
                                    

Senja perlahan menghilang,kemudian tergantikan oleh gelapnya malam yang mulai dipenuhi taburan bintang yang selalu setia menemani gelapnya malam.

Fresya masih setia ditempatnya. Menyaksikan deru ombak yang tak pernah lelah untuk terus bergulung. Setelah mengikuti acara makan malam bersama keluarganya juga Ari,gadis itu memilih duduk tenang ditengah hamparan pasir yang minim akan pencahayaan.

Tak ada perasaan takut dalam hatinya. Hanya ada perasaan tenang dan damai saat dirinya menyaksikan indahnya pantai digelap malam seperti ini. Pikirannya berlayar sangat jauh,membuat kepingan-kepingan peristiwa yang terjadi dalam hidupnya seketika hinggap dikepalanya.

Fresya kembali teringat akan sosok Dean. Dimana laki-laki itu sudah sangat asing baginya. Bahkan untuk mengucapkan kata "Hai" saja saat bertemu,sangat sulit. Mungkin Dean benar, semesta tak pernah ingin mereka bersama lagi. Semesta hanya ingin mempertemukan mereka kembali tanpa ingin mempersatukan mereka lagi.

Fresya tersenyum dan perlahan memejamkan matanya. Meresapi sejuknya angin yang menerpa dan sedikit meniup anak rambutnya yang terjuntai.

Gadis itu sudah menerima kenyataan jika dirinya tidak akan pernah bisa bersama lagi dengan Dean. Meskipun, perasaanya pada laki-laki itu masih tersisa dalam hatinya. Karena saat ini, Fresya telah menemukan sosok yang selalu melindungi dan menjaganya dimanapun dan kapanpun.

Dia Ari. Laki-laki yang tak pernah Fresya sangka sebelumnya akan menjadi kekasihnya saat ini. Pertemuan yang konyol membuat Fresya tidak bisa meredam senyum dibibirnya. Rasanya setiap mengingat laki-laki itu, hatinya akan selalu menghangat. Mungkin karena sekarang,Fresya sadar akan perasaannya pada Ari.

Tiba-tiba saja gadis itu merasakan sesuatu yang cukup berat hinggap dipundaknya. Membuat semua lamunannya buyar begitu saja.

Fresya menolehkan pandangannya dan langsung mendapati Ari yang kini tengah duduk dengan tenang disampingnya dengan kepala yang dia sandarkan pada pundak Fresya.

Gadis itu tersenyum. Membiarkan kepala Ari terus bersandar dipundaknya. Rasanya sangat nyaman berada disamping Ari,dan Fresya selalu berharap agar dirinya selalu bisa berada disamping laki-laki tersebut.

"Kamu tau kenapa semesta ga bikin kamu sama Dean bersatu lagi?" tanya Ari dengan masih setia pada posisinya.

"Enggak. Emang kenapa?"

"Karena semesta selalu tau apa kita rasain. Kita selalu menceritakan apapun yang kita rasakan pada semesta. Membagi kisah kita,seolah semesta bisa mengatasi semua yang kita rasakan. Karena setelah kamu bercerita apa yang kamu rasakan,kamu akan merasa lega karena telah membaginya pada semesta... Semesta ga mau kamu balik lagi sama orang yang udah nyakitin kamu,karena semesta ga mau liat kamu nangis lagi..."

Fresya tertawa mendengar penjelasan panjang yang diucapkan Ari. Darimana laki-laki itu mendapat teori seperti itu? Seolah teori itu benar adanya karena Ari mengucapkannya dengan lancar.

Merasa ditertawakan. Laki-laki itu menjauhkan kepalanya dari pundak Fresya dan beralih menatap gadis yang masih tertawa karena ucapannya.

"Ko ketawa sih? Aku serius.." kesal Ari karena Fresya tak kunjung berhenti tertawa.

Mendengar protesan dari mulut Ari,Fresya mencoba meredam tawanya.

"Lagian kamu kayak yang tau aja teori tentang semesta. Kayak yang tau aja kalo aku sering cerita sama semesta."

"Ya aku taulah,biasanya kan kalo perempuan lagi galau nih ya,dia itu suka berdiri diatas balkon kamarnya sambil natep-natep langit gitu. Terus lama banget natap laginya,berasa langit pacarnya kali ya.." Ari tertawa kerena ucapannya. Sementara Fresya, gadis itu sedang mati-matian untuk menahan tawanya yang mungkin sebentar lagi akan meledak.

"Natep langit lama banget.. Terus sambil bilang gini,kenapa harus dia Tuhan..."

Benar saja,tawa Fresya pecah seketika saat mendengar kalimat yang Ari ucapkan selanjutnya. Menurutnya itu sangat lucu,dan mampu membuatnya tertawa bahagia.

******

Matanya menyapu seluruh sudut dirumah ini. Setelah mengantar Diana pulang kerumahnya,Dean memutuskan untuk mengajaknya pergi untuk sekedar menghilangkan penat karena ulangan akhir semester akan segera tiba.

Tatapannya berhenti pada sebuah pintu kayu dengan cat yang berbeda dari pintu yang lainnya. Merasa penasaran dan merasa bosan karena Diana belum turun juga,akhirnya Dean pun berinisiatif untuk mendekati pintu kayu tersebut. Ditambah dengan keadaan rumah Diana yang sangat sepi membuat Dean nekat masuk kedalam ruangan tersebut.

Tangannya terulur untuk membuka knop pintu tersebut. Dan didetika selanjutnya,pintu pun terbuka menandakan jika pintu ini tidak dikunci.

Dean melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan itu. Ruangan yang sangat gelap,sampai-sampai Dean hampir terjatuh saat kakinya tersandung sebuah barang yang tergeletak dibawah. Tanpa berpikir panjang, Dean pun meraih kotak tersebut dan membukanya.

Isi dalam kotak tersebut benar-benar membuat Dean terkejut sekaligus tidak menyangka akan mengetahui hal sebesar ini.

"Dia adalah seorang psikopat yang baru saja melarikan diri dari salah satu rumah sakit jiwa yang terletak diujung kota jakarta..." Dean membaca kalimat yang terdapat dalam kertas itu.

Ini bukan kertas resmi yang dikirimkan pihak rumah sakit jiwa karena Diana telah melarikan diri. Melainkan ini adalah surat biasa yang ditulis tangan yang bertujuan untuk memberitahu seseorang bahwa Diana adalah seorang psikopat yang telah melarikan diri dari rumah sakit jiwa diujung kota jakarta.

Merasa belum puas dengan apa yang baru dia ketahui. Dean kembali membuka lembaran pada kertas tersebut. Hal yang benar-benar membuat Dean tak pernah menyangka jika Diana adalah seorang psikopat yaitu,dengan adanya data diri Diana yang sangat lengkap yang menyatakan jika gadis itu sedang melakukan aksi pembunuhan.

Masih dengan rasa terkejutnya,Dean memilih meletakan kembali kotak tersebut keatas meja kecil yang terletak diruangan tersebut. Lagi-lagi matanya tertuju pada sebuah foto yang tak sengaja dia jatuhkan. Foto yang membuat dirinya sangat tertarik untuk melihat siapa orang yang terdapat dalam foto tersebut.

Bagai dihantam oleh beribu anak panah yang tepat menusuk ulu hatinya. Dean kembali dibuat terkejut saat mendapati wajah canti Fresya dalam foto tersebut.

Apa yang dimaksud dalam surat itu jika Diana sedang melakukan aksi pembunuhan itu ditujukan pada Fresya? Jika iya. Apa sebenarnya motif Diana melakukan semua ini.

Dan Dean benar-benar tak menyangka akan mengetahui hal yang membuatnya sangat terkejut. Gadis yang sangat dia cintai saat ini,ternyata menyimpan sejuta rahasia yang tersimpan dengan rapi tanpa orang lain tau.

Kenyataan pahit begitu menghempaskannya saat Dean membalik foto tersebut dan mendapati kalimat yang sangat menyeramkan.

'Fresya Arthafia. Dia akan menjadi korbanku selanjutnya!'

Saat itu juga Dean tak tau harus melakukan apa? Berdiam diri menyaksikan Fresya dalam ancaman Diana, atau menyelamatkan gadis itu dari ancaman Diana?

#####

Kapten I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang