(17)

803 28 1
                                    

"Ari kenapa Din?"

Figo yang baru saja tiba dikelasnya menatap bingung Ari yang sedari tadi diam. Bahkan laki-laki itu mengabaikan keberadaan Diana.

"Gue ga tau Go,Ari tiba-tiba gini setelah dia liat perempuan yang gue ga tau namanya sama sekali.." balas Diana membuat Figo mengangguk.

Figo mencoba berpikir apa penyebab Ari seperti ini. Biasanya jika sudah seperti ini penyebabnya adalah karena Ari sedang merasa kesal atau cemburu pada seseorang. Ari melihat perempuan yang tidak Diana ketahui namanya? Apa itu Fresya. Bukankah gadis itu akhir-akhir ini selalu bersama dengan seorang laki-laki asing bagi Figo. Baiklah,Figo dapat menyimpulkannya sekarang. Ari seperti ini karena dia tak rela melihat Fresya dekat dengan laki-laki lain.

"Paling gara-gara Fresya," sahut Figo santai.

"Fresya siapa? Apa itu pacar baru Ari?" tanya Fresya bingung saat Figo dengan santainya menyebutkan nama perempuan tersebut. Jangan-jangan Fresya yang dimaksud Figo adalah perempuan yang dilihat Ari tadi pagi.

"Bukan sih,Fresya itu emm gimana jelasinnya yah? Ah pokoknya Fresya itu sempet deket sama Ari selama lo ga ada." jelas Figo.

Ari yang sedari tadi hanya diam melamun kini menatapkan matanya saat telinganya mendengar percakapan Figo dengan menyebut nama Fresya.

"Jangan sok tau!"

Suara dingin itu berhasil membuat keduanya mengalihkan pandangannya.

"Ari,apa yang diucapin sama Figo semuanya bener?"

Ari menatap tajam Figo sesaat. Mulut sahabatnya ini memang tidak pernah bisa terkontrol.

"Engga Din. Fresya itu cuma temen aku,lagian kamu liat kan kalo Fresya udah punya pacar.." jelas Ari mencoba membuat Diana mengerti.

"Tapi kenapa setelah liat itu kamu jadi kayak gini? Tiba-tiba cuekin aku?" tanya Diana tidak puas dengan jawaban Ari.

"Gue lagi ga mood"

Diana mencoba mengerti. Walaupun dalam hatinya dia sangat tidak rela jika perasaan Ari memang telah berubah. Karena Diana tak pernah ingin Ari jatuh ketangan siapapun. Bahkan Diana akan melakukan hal apapun demi Ari selalu berada disampingnya.

******

Semuanya persiapan telah siap. Dan tinggal menunggu beberapa jam lagi,festival seni akan berlangsung. Anggota Osis memilih mengadakan acara tersebut setelah pulang sekolah karena pihak sekolah tidak ingin jika acara itu nantinya akan mengganggu kegiatan pembelajaran.

Daniel menghampiri Fresya yang saat ini tengah sibuk dengan susunan acaranya.

"Gimana Sya? Semuanya udah siap?"

Fresya mengangkat kepalanya. "Eh,udah kok Nil,semuanya udah siap. Tinggal nunggu waktu aja.."

"Yaudah kalo gitu,gue harap acara ini berjalan dengan lancar.." Fresya hanya tersenyum mendengar ucapan Daniel.

"Kalo gitu gue kesana dulu yah. Goodluck Sya." Daniel menepuk pundak Fresya pelan kemudian melangkahkan kakinya.

Fresya kembali memfokuskan matanya pada susunan acara tersebut. Namun sebuah tangan mendarat dikepala Fresya membuat gadis itu sontak mengalihkan pendangannya.

"Dean?"

Ya dia adalah Dean. Laki-laki yang akhir-akhir ini selalu dekat bahkan selalu mengikuti kemanapun Fresya pergi.

"Lo sibuk banget ya?"

"Ga juga sih,aku cuma lagi meriksa aja. Takutnya ada yang salah.." balas Fresya kemudian menatap map tersebut.

"Kamu ga pulang?" tanya Fresya. Pasalnya laki-laki ini sempat berkata jika dirinya sama sekali tidak tertarik dengan acara ini.

"Nggak"

"Loh kenapa? Bukannya katanya ga suka yah sama acara ginian?" sindir Fresya. Membuat Daniel menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Ya biar bisa deket kamu"

Fresya memukul lengan Dean menggunakan map yang sedari tadi dipegang.

"Dasar modus!"

*******

"Tes 1 2 3..."

Terdengar suara Daniel yang saat ini tengah berada diatas panggung. Sepertinya sebentar lagi acaranya akan dimulai.

"Baiklah,untuk semua siswa yang terlibat dalam acara ini dimohon untuk bersiap-siap dibagiannya masing-masing. Karena sebentar lagi acara akan segera dimulai..."

Semua yang mendengar itu segera memposisikan dirinya masing-masing. Ada yang sudah stay dalam standnya. Ada juga yang sudah duduk dengan tenang didepan panggung. Semuanya kondusif. Benar-benar sesuai dengan rencana.

"Terima kasih.." Daniel mengakhiri ucapannya kemudian turun dari panggung.

"Sya,lo bisa mulai sekarang.." ujar Daniel yang saat ini berada didepan Fresya.

Fresya mengangguk. "Aku kesana dulu yah Dean. Kamu tunggu disini.."

Dean mengangguk seraya menepuk lembut pucuk kepala Fresya. "Goodluck!"

Fresya tersenyum sebelum akhirnya melangkahkan kakinya menuju panggung.

Dan disini lah Fresya sekarang. Diatas panggung seorang diri untuk memandu festival seni tahun ini.

"Baiklah,selamat siang semuanyaaa..." ujar Fresya penuh dengan keceriaan.

"Disini saya Fresya Arthafia akan membawakan acara yang lama kita tunggu-tunggu. Yaitu festival seni 2018..." seru Fresya antusias membuat semua orang bersorak dan bertepuk tangan.

"Baiklah mari kita buka saja,Festival seni 2018... Selamat menyaksikan..." tambah Fresya kemudian turun dari panggung dan digantikan oleh sekelompok band yang cukup terkenal di SMA Kartika.

Sorak ramai dan tepuk tangan kini menggema diseluruh penjuru SMA Kartika. Senang rasanya melihat penonton yang sangat menikmati acara ini dengan antusias. Tentu itu membuat kepuasan tersendiri dalam diri Fresya juga anggota Osis lainnya.

Fresya berjalan menghampiri laki-laki yang sedari tadi sibuk memainkan gitarnya. Jantung Fresya seketika berdetak lebih kencang saat dirinya telah berada didepan laki-laki tersebut.

"Arii.." panggil Fresya. Ari pun menghentikan aktivitasnya lalu mengangkat kepalanya.

"Abis ini lo tampil.." ujar Fresya membuat Ari menganggukan kepalanya.

Baru saja Fresya hendak melangkahkan kakinya,tiba-tiba saja Ari menahan tangannya membuat Fresya harus menatap kembali laki-laki itu.

"Ada apa? Gue buru--,"

"Gue kangen."

Seketika Fresya dibuat bungkam oleh perkataan Ari. Apa maksudnya dia berkata seperti itu? Apakah dia lupa kalo dia sendiri telah memiliki pacar? Entahlah Fresya sangat bingung dengan jalan pikiran Ari.

Gugup. Itulah yang kali ini menyelimuti keduanya. Hingga didetik selanjutnya,Ari pun melepaskan cekalan tangannya.

"Emm,kalo gitu gue permisi.." pamit Fresya yang langsung berlari menjauh dari Ari.

'Gue serius Frey,gue kangen sama lo..' - batin Ari yang masih menatap kepergian Fresya.

######

Kapten I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang