(29)

689 23 0
                                    

Tangan Ari terulur untuk mengetuk pintu kayu didepannya. Ari sangat khawatir,pasalnya sejak semalam Fresya benar-benar tidak bisa dihubungi. Ari takut, jika Fresya semakin terpuruk karena masalah yang sedang terjadi saat ini.

Ari tersenyum saat melihat Alvaro yang kini berada diambang pintu.

"Fresyanya ada kak?"

Alvaro masih menatap Ari dari atas sampai bawah. Dan sedetik kemudian Alvaro tersenyum geli membuat Ari menatapnya bingung.

"Rajin banget kayaknya ngapelin adik gue," ledek Alvaro dengan tawa gelinya.

Lah? Gue kan mau jemput sekolah,malah dibilang mau ngapel. Untung sabar nih hati..

"Yaudah masuk!" Alvaro menggeser tubuhnya,membuat Ari langsung melangkahkan kakinya masuk.

"Duduk dulu, mau gue buatin apa?" tawar Alvaro.

"Gausah kak,gaperlu repot-repot."

"Baguslah,lagian gue cuma basa-basi." ucap Alvaro dengan santainya.

Sabar Ari,ini ujiannn

Ari mendudukan tubuhnya disofa. Masih menatap Alvaro yang juga ikut duduk disampingnya.

"Ko ga pergi kesekolah kak?" tanya Ari saat melihat jika laki-laki itu masih mengenakan pakaian santai.

"Males aja,lagian juga gue udah pinter." balas Alvaro membuat Ari terkejut.

Gimana lo Alvaroo

Ari tersenyum kaku,meskipun dalam hatinya Ari merutuki kekonyolan yang Alvaro miliki.

"Lo bisa janji sama gue?" tanya Alvaro tiba-tiba mambuat jantung Ari berdetak lebih kencang.

"Janji apa kak?"

Alvaro menatap Ari sesaat,sebelum akhirnya kembali menolehkan wajahnya.

"Janji kalo lo bakal terus jagain Fresya."

"Gue takut,gue ga bisa jagain Fresya. Lo tau lah,gue sama dia beda sekolah,dan gue pikir cuma lo yang bisa jagain Fresya saat gue gaada disana."

"Gue sayang sama Fresya. Dia adik gue satu-satunya. Dan gue gabakal bisa maafin diri gue sendiri kalo misalnya terjadi apa-apa sama dia..."

Ari terdiam mendengar penuturan yang Alvaro lontarkan. Ari kira,Alvaro adalah tipikal kakak laki-laki yang tidak perduli dengan adiknya. Ternyata dia salah,Alvaro sangat peduli bahkan sangat menyayangi Fresya.

"Insyaallah kak,gue bakal jagain Fresya."

Alvaro tersenyum. Dia sangat berharap jika laki-laki disampingnya ini bisa menjaga Fresya,seperti dia menjaga Fresya dengan sepenuh hati.

"Gue lupa. Fresya ga berangkat sekolah hari ini."

Ari membelalakan matanya. Bagaimana bisa dia berkata seperti itu,sedangkan Ari sudah menunggu selama tiga puluh menit.

"Maaf yah gue lupa.." Alvaro menggaruk kepalanya saat menyadari raut wajah Ari yang saat ini sedang menahan emosi.

"Gapap kak,lagian gue juga males sekolah. Kan gue udah pinter." ucap Ari membuat Alvaro tercengang.

"Bego!" cibir Alvaro.

*******

"Ari lo kenapa ga masuk sekolah oncom?!"

Ari mendengus seraya menjauhkan ponselnya dari daun telinganya. Suara Figo disebrang sana,bisa-bisa membuat gendang telinga Ari pecah saat itu juga.

"B aja kali. Tuh suara,astagaaa.." kesal Ari kembali mendekatkan ponselnya.

"Gue dirumah Fresya,gue lagi jagain dia? Kenapa? Tumben nanyain,kangen lo ya.." ucap Ari dengan tawa gelinya.

Kapten I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang