(33)

658 18 0
                                    

Sore itu hujan turun dengan derasnya,membuat sebagian orang enggan untuk keluar rumah dan lebih memilih untuk menghabiskan waktu didalam rumahnya.

Sama seperti halnya Fresya dan Alvaro. Kakak beradik itu lebih memilih menonton televisi dibandingkan harus keluar rumah dengan keadaan cuaca yang lumayan ekstrim.

Tiba-tiba saja,terdengar suara ketukan pintu. Membuat Fresya dan Alvaro menatap satu sama lain. Hingga akhirnya,Fresya memutuskan untuk melihat siapa yang bertamu ditengah hujan deras seperti ini.

Fresya membuka pintu kayu tersebut. Sayangnya gadis itu tidak menemukan siapapun. Membuatnya mengedarkan pandangannya,dan tatapannya jatuh pada sebuah kotak yang terletak dibawah pintu. Tanpa membuang waktu lagi,Fresya meraih kotak tersebut kemudian membukanya.

Fresya sangat terkejut saat melihat isi dari kotak tersebut. Dan refleks,Fresya pun berteriak. Membuat Alvaro yang tadinya sibuk menonton televisi kini menghampiri Fresya.

Alvaro tak kalah terkejutnya dengan Fresya. Bagaimana tidak,didalam kotak tersebut Alvaro mendapati sebuah foto Fresya didalamnya namun telah dilumuri dengan cairan berwarna merah. Dan saat Alvaro mengangkat kotak tersebut,lagi-lagi laki-laki itu dikejutkan dengan kalimat yang dituliskan dalam secarik kertas dalam kotak tersebut.

Tulisan yang bersifat ancaman,yang membuat siapapun akan merasa ketakutan jika mendapat ancaman seperti itu.

'Akan ada nyawa yang menghilang. Entah itu diri lo sendiri,atau orang yang paling lo sayang. Yang pasti lo akan kehilangan satu diantara mereka!'

Kalimat itu benar-benar membuat Fresya tidak bisa mengucapkan apapun. Dia benar-benar takut,jika ancaman itu memang akan merenggut nyawa dari orang yang dia sayang.

Ari benar-benar terkejut mendengar penjelasan yang baru saja Alvaro jelaskan. Pantas saja akhir-akhir ini Fresya sering menjauhinya. Dan sekarang, Ari benar-benar tau apa alasannya.

"Gue ga tau pasti siapa yang udah ngirim yang kayak begituan. Tapi yang jelas,gue bakal cari tau siapa pelakunya." ujar Alvaro.

"Gue ga nyangka semuanya bakal serumit ini kak. Gue takut,Fresya kenapa-kenapa."

"Gue yakin,dan gue bakal pastiin ga akan ada yang jadi korban disini. Intinya,kita harus bisa ngatasin permasalahan ini. Karena gue yakin,ada masalah lain yang buat dia gencar nyakitin Fresya." Alvaro menepuk pelan pundak Ari. Berharap jika laki-laki itu bisa membantunya menyelamatkan Fresya.

*******

Fresya masih setia memejamkan matanya dengan beberapa alat medis yang telah terpasang ditubuhnya.

Alvaro menatap adiknya sesaat,kemudian menepuk pundak Ari lantas pergi meninggalkan Ari. Alvaro mengerti,saat ini Ari membutuhkan privasi dengan Fresya. Dan Alvaro tidak akan mengacaukannya.

Ari menatap kepergian Alvaro kemudian mengalihkan pandangannya pada gadis yang saat ini terbaring lemah. Ari mendudukan tubuhnya dikursi yang terletak disamping tempat tidur rumah sakit yang Fresya tempati. Senyumnya mengembang. Bukan senyum kebahagiaan,melainkan senyum getir yang membuat hati Ari semakin sakit.

Semenjak sore tadi,Ari memang tidak ingin pulang. Ari ingin menemani Fresya sampai gadis itu benar-benar sadar,dan untungnya Dewi-Mamahnya Ari mengijinkannya untuk menemani Fresya.

Sementara kedua orang tua Fresya,keduanya sedang pulang dulu untuk mengambil barang-barang yang Fresya butuhkan. Karena sesuai dengan yang dikatakan dokter,Fresya harus dirawat secara intensif karena benturan dikepalanya cukup serius.

Bahkan Rahayu,sangat terkejut dan sempat tidak sadarkan diri saat mengetahui putrinya masuk kedalam rumah sakit. Ibu mana,yang tidak akan terkejut bila mengetahui anaknya sedang dalam bahaya.

Ari tersenyum, tangannya terulur untik mengusap kepala Fresya yang terbalut perban.

Ari benar-benar sangat berharap jika gadis ini akan baik-baik. Jujur,Ari sangat merindukan Fresya yang dulu. Fresya yang sangat cerewet dan ceria. Pasalnya,setelah masalah itu datang,semua sifat yang dimiliki Fresya hilang begitu saja.

Ari masih sangat ingat,saat pertama kali dirinya melihat Fresya. Bukan saat dirinya menabrak gadis tersebut,tapi saat dirinya masih duduk dibangku kelas X dan saat dirinya masih satu kelas dengan Clara. Ari sangat ingat,bahwa dirinya sudah jatuh cinta saat pertama kali melihat senyum Fresya yang sangat manis. Sampai akhirnya, Ari pun menceritakan hal itu pada Clara. Ya meskipun Ari tau,Clara tidak dekat dengan Fresya,tapi setidaknya Clara kenal dengan gadis tersebut.

Itulah mengapa saat Clara meminta Ari untuk mendekati Fresya, Ari langsung menyetujuinya. Karena baginya itu adalah kesempatan baginya untuk mengungkapkan perasaan yang telah lama ia pendam.

Lagi-lagi butiran bening itu jatuh dari mata Ari. Mengingat semua hal itu membuat Ari semakin sedih. Andai saja,saat itu Ari berterus terang akan perasaannya,mungkin semuanya tidak akan seperti ini. Mungkin Fresya sudah menjadi miliknya tanpa harus menderita seperti sekarang ini. Sayangnya,dulu Ari benar-benar bingung. Apakah dia mulai mencintai Fresya,atau dia masih menyayangi Diana.

"Mungkin kalo saat itu aku jujur sama perasaan aku, mungkin sekarang kamu udah jadi milik aku dan kita bakal bahagia. Sayangnya aku terlalu bodoh, aku bingung sama perasaan aku sendiri. Tapi sekarang aku tau,kalo aku bener-bener sayang sama kamu..." tutur Ari masih setia menatap Fresya yang masih setia memejamkan matanya juga.

******

Rahayu menatap kasihan Ari yang kini tertidur dengan tangan yang masih setia menggenggam tangan putrinya. Rahayu yakin,pasti Ari menunggu Fresya semalaman sampai-sampai laki-laki itu tertidur.

"Ari.." Rahayu mengguncangkan tubuh Ari,berusaha membangunkan laki-laki tersebut.

Tak berselang lama,Ari pun mengerjapkan matanya. Dan dengan cepat, Ari mengalihkan pandangannya pada Fresya membuat Rahayu yang menyaksikan hal tersebut benar-benar tersebut. Ditambah dengan Ari yang sama sekali belum menyadari keberadaan Rahayu.

Ari terlihat kembali menundukan kepalanya. Rahayu tau,Ari pasti mengira jika yang membangunkannya adalah Fresya.

"Belum bangun ya Esyanya.."

Ari langsung mengalihkan pandangannya dan langsung mendapati perempuan separuh baya yang saat ini sedang tersenyum kearahnya.

"Eh,iya tante. Dia tidurnya lama." balas Ari seraya tertawa kecil.

"Ari sayang sama Fresya?"

Dan pertanyaan itu berhasil membuat Ari membelalakan matanya. Bingung harus menjawab apa, Ari pun memilih untuk diam.

"Ga papa kok,tante ijinin kamu sayang sama dia. Karena kayaknya Fresya juga sayang sama kamu.." Rahayu menjeda ucapannya seraya tersenyum kecil.

"Dan tante yakin kalo kamu bisa jagain Fresya."

#####

Kapten I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang