Perasaan Fresya membaik hari ini. Dan sesuai dengan apa yang sudah Alvaro janjikan. Fresya akan mengunjungi Ari dirumah sakit.
Dan disinilah sekarang Fresya juga Alvaro,dirumah sakit tempat Ari dirawat.
Dengan semangat, Fresya melangkahkan kakinya menuju ruangan Ari. Namun gadis itu benar-benar terkejut dengan apa yang dia dapati. Ruangan tempat Ari dirawat sudah kosong. Bahkan tempat tidurnya pun terlihat sangat rapi.
"Ari kemana?!" Fresya mulai panik membuat Alvaro berusaha menenangkannya.
"Gue ga tau Ari kemana." bohong Alvaro.
"Kenapa gue ga bisa ketemu Ari? Bilang sama gue kemana Ari?!" teriak Fresya frustasi dan mencoba melepaskan diri dari Alvaro.
"Gue mau ketemu Ari! Lepasin!" akhirnya Fresya pun terlepas dari dekapan Alvaro. Dan dengan cepat gadis itu berlari secepet mungkin untuk mencari keberadaan Ari.
Sebelum Fresya bangun dari tidurnya. Dewi-Mamah Ari sempat berkunjung kerumah Fresya untuk membicarakan hal yang sangat penting. Tentu saja ini menyangkut Fresya dan keselamatan Ari.
"Maaf pagi-pagi begini saya mengganggu kalian. Saya Mamah Ari berniat untuk membawa Ari kesingapore untuk melakukan pengobatan disana..."
Rahayu menatap Rian sesaat sebelum akhirnya menatap perempuan didepannya lagi.
"Apa tidak bisa menunggu sampai putri kami mambaik?"
"Itu hanya akan membuat Fresya terpuruk. Mungkin dengan merahasiakan keberadaan Ari itu akan membuat pengobatan Ari berjalan dengan tenang. Saya mengerti posisi Fresya. Fresya sangat mencintai anak saya,tapi itu hanya akan membuat Fresya berat." tutur Dewi membuat Rahayu maupun Rian bingung harus melakukan apa.
"Apa alasan yang harus kami berikan jika putri kami menanyakan keberadaan putra anda?" tanya Rian.
"Bilang saja kalian tidak mengetahui apapun. Saya tidak menyalahkan putri anda karena telah mencelakakan Ari. Karena saya juga tau,keluarga saya sudah sangat berhutang budi pada anda.."
Rian menganggukkan kepalanya.
"Saya tidak punya waktu lama. Kalo gitu sama permisi. Saya akan membawa Ari kembali setelah semuanya membaik.."
Dewi bangkit dari duduknya dan berlalu meninggalkan Rian dan Rahayu.
Dan tanpa ketiga orang itu sadari. Dari balik tembok,Alvaro mendengar semua yang mereka bicarakan. Bahkan rasanya Alvaro tak akan pernah bisa jika harus berada diposisi Fresya saat ini. Dimana dia harus mendapati kebohongan dari orang yang dia sayang.
******
Fresya terus berlari tanpa arah dan tujuan. Tak tahu apa yang akan ditujunya. Gadis itu hanya ingin meluapkan semuanya saat ini. Semua yang terjadi begitu cepat dan selalu menyebabkan luka mendalam dihatinya.
Hingga tibalah dia disebuah gubuk yang mungkin sudah tidak asing lagi baginya. Gubuk tempat dimana untuk pertama kalinya,Ari memintanya untuk selalu berada disampingnya. Dan tempat dimana semua luka yang Ari pendam dapat tersampaikan padanya.
Tubuhnya luruh diatas tanah. Rasanya ini sangat menyakitkan. Air matanya sudah tak bisa dia bendung lagi. Hatinya rapuh. Hatinya terluka.
"Kenapa ini selalu terjadi? Kenapa Esya harus selalu dipisahkan sama orang yang Esya sayang?! Kenapa disaat Esya mulai bahagia,semuanya harus hancur begitu saja?!" teriak Fresya dengan isak yang semakin kencang.
"ESYA CUMA PENGEN ARII TUHAN! ESYA PENGEN KETEMU SAMA ARI! TOLONG,SEDETIK AJA. SEENGGAKNYA ESYA BISA KETEMU ARI BUAT TERAKHIR KALINYA!!" kini suaranya meninggi. Membuat gadis itu mengacak rambutnya frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten I Love You
Teen FictionLebih baik menjadi sesuatu yang hangat dan menyenangkan daripada menjadi sesuatu yang dingin dan keras...