(40)

667 18 0
                                    

Dean mengantar Diana pulang kerumahnya. Gadis itu benar-benar kacau. Dean sendiri tak mengerti tentang apa yang telah terjadi,hingga Fresya harus menjadi korban dalam permasalahan ini.

Bukan hanya itu saja,Dean juga tidak pernah menyangka akan terhasut ucapan Diana yang mengatakan jika Fresya adalah perempuan murahan. Dan Dean pun telah mengetahui siapa pelaku yang telah memajang foto Fresya dimading sekolah. Diana. Gadis itu melakukannya atas motif balas dendam yang tertuju pada Rian-Ayah dari seorang Fresya Arthafia.

Dean tidak mungkin diam saja setelah mengetahui semua hal ini. Walaupun saat ini,hatinya sudah benar-benar menyayangi Diana. Tapi Dean juga tidak bisa membiarkan Diana mencelakai Fresya. Dan jalan satu-satunya yang harus Dean lakukan adalah,dengan memberitahukan hal ini pada Ari.

"Jangan pergi..."

Ditengah tidurnya Diana bergumam. Dean memilih untuk menemani gadis itu karena kondisi Diana yang ternyata hanya hidup seorang diri. Membuat Dean begitu iba dengan gadis yang dia sayang.

"Gue ga tau kenapa gue bisa sayang sama lo. Bahkan diawal pertemuan kita,gue udah naruh hati sama lo. Lo datang disaat gue sendiri. Disaat semua orang yang gue punya berpaling sama yang lain. Awalnya gue kira,rasa sayang gue masih sama buat Fresya. Tapi nyatanya,itu hanya ilusi. Karena perpisahan itu, dengan seiring berjalannya waktu rasa itu pun hilang..." Dean masih setia menggenggam tangan Diana. Tangan yang mungkin saja bisa melukai orang lain kapanpun Diana mau.

******

"Gue tunggu dicaffe pelangi sekarang!"

"...."

"Iyah. Dan gue pengen lo sendirian aja."

"...."

"Oke,gue berangkat sekarang!"

Dean memutuskan sambungan telfonnya. Setelah merasa jika Diana sudah tertidur. Laki-laki itu pun memutuskan untuk pergi menemui seseorang yang baru saja ditelfonnya.

Bukan tanpa alasan,Dean tau bahwa cepat atau lambat Diana pasti akan melakukannya.

******

Dean menceritakan hal yang baru saja dia ketahui pada laki-laki yang dulunya mungkin adalah rivalnya. Viari Pratama. Laki-laki itu masih fokus memperhatikan Dean yang masih setia dengan ceritanya. Ari mencoba memahami setiap kalimat yang diucapkan Dean tanpa satu katapun terlewat.

"Gue ga pernah nyangka Diana jadi kayak gini..." Ari menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Laki-laki itu masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Dean.

"Gue yakin sih dia pasti tertekan. Makanya dia ngelakuin ini. Ya mungkin dia pengen balas dendam karena Ayah Fresya udah ngerenggut Mamahnya.."

Ari tampak berfikir. Sungguh diluar dugaannya. Walaupun Ari sudah mengetahui pelaku tentang foto yang beredar dimading,tapi Ari tak pernah menyangka jika Diana,sahabatnya sejak kecil ingin melakukan tindakan kejahatan pada gadis yang dia cintai saat ini.

"Tapi kenapa Fresya yang jadi targetnya?" tanya Ari yang sepertinya masih bingung dengan cerita yang Dean sampaikan.

"Diana pengen Ayahnya Fresya ngerasain gimana rasanya kehilangan orang yang dia sayang." balas Dean.

"Sial! Gue ga pernah tau kalo Ayah Fresya kenal sama salah satu anggota keluarga gue. Karena emang ga ada yang tau sama kejadian ini."

"Mungkin Ayahnya Fresya ga mau urusan ini jadi makin panjang."

Ari mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana mungkin Ayahnya Fresya begitu rapi menyembunyikan permasalahan yang memang menyangkut urusan keluarganya.

"Apa yang bakal lo lakuin sekarang?" tanya Dean mengintimidasi.

"Yang pasti gue bakal jagain Fresya semampu gue. Apapun itu. Meskipun nyawa gue taruhannya sekalipun."

Dean tersenyum. Dia merasa jika Arilah yang selama ini pantas menjadi kekasih Fresya. Ari selalu ada disaat gadis itu terpuruk. Sedangkan dirinya,dia hanya bisa memperburuk keadaan.

"Gue percaya lo bisa lindungin Fresya." Dean menepuk pundak Ari pelan.

"Dan gue juga bakal bantuin lo buat nyelesain masalah ini." setelah mengucapkan kalimat tersebut. Dean beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Ari yang masih termenung.

******

Kalimat demi kalimat yang diucapkan Dean terus berputar dikepala Ari. Laki-laki itu tidak pernah menyangka jika semuanya akan terjadi. Diana yang dulunya adalah sahabat kecil terbaiknya,kini berubah menjadi seorang psikopat yang siap menghabisi siapapun yang sudah mengusik hidupnya.

Ponselnya bergetar menandakan sebuah panggilan masuk. Dengan cepat laki-laki itu menggeser ikon berwarna hijau dilayar ponselnya dan mulai menempelkan benda pipuh itu kedekat telinganya.

"Ari kamu dimana?"

Terdengar helaan nafas saat Fresya usai mengucapkan kalimat itu. Membuat Ari sedikit mengkerutkan keningnya.

"Aku dirumah Frey. Kamu kenapa?"

"Kok kamu masih dirumah sih?! Bukannya tadi kamu ngajakin aku ketemu ditaman?"

Mendengar itu,Ari semakin dibuat bingung. Apa maksudnya? Sedari tadi laki-laki itu hanya berdiam diri dirumah, tanpa mengirimkan pesan kepada gadis ini.

"Kamu ngaco. Aku belum ngabarin kamu hari ini."

"Tapi Ari,satu jam yang lalu kamu ngirim pesan sama aku."

Ari mulai panik mendengar Fresya yang sangat yakin jika dirinya telah mengirimi gadis itu pesan.

"Apa itu nomor baru?"

"Iya Ari. Itu nomor baru. Aku kira kamu punya dua nomor, soalnya pas aku coba telfon lagi kenomor yang tadi tiba-tiba aja nomornya ga aktif..."

Benar dugaan Ari. Seseorang telah menjebak Fresya dan menjadikan dirinya sebagai tameng.

"Kamu dimana sekarang?"

"Aku ada ditaman. Kamu cepet kesini aku takut..."

"Fresya dengerin aku. Pokoknya kamu cepet pergi dari taman itu,dan secepetnya kamu cari tempat yang ramai. Aku kesana sekarang!"

"Tapi Ari--.."

Sambungan terputus. Dengan cepat Ari segera meraih kunci motornya. Rasa khawatir mulai menyelimuti seluruh pikirannya. Ari takut jika semua ini adalah rencana yang sudah Diana siapkan. Dan yang paling dia takuti adalah,dia terlambat menyelamatkan Fresya jika semisal sesuatu menimpa gadis itu.

Dengan kecepatan diatas rata-rata,Ari melajukan motornya. Tak perduli dengan segala umpatan yang dilontarkan pengguna jalan lainnya karena Ari hampir saja mencelakakan mereka. Ari juga sempat menelfon Dean untuk memberi tahu jika Fresya dalam bahaya kali ini. Tak lupa dengan Alvaro juga.

******

Fresya masih menatap ponselnya karena sambungan telfonnya dengan Ari terputus begitu saja. Akhirnya gadis itu memutuskan untuk memasukan kembali ponselnya.

Matanya menatap seluruh sudut taman ini. Sepi gelap dan sangat menakutkan. Ditambah angin yang tertiup sangat kencang,membuat nyali Fresya semakin menciut.

Tiba-tiba saja,Fresya mendengar suara bising yang berasal dari semak-semak didekat pohon besar tempat Fresya berdiri. Suara itu terdengar semakin mengeras dan semakin besar. Suara yang Fresya yakini adalah suara dari seretan kayu.

Keringat mulai berjatuhan. Fresya benar-benar sangat takut. Gadis itu memutuskan untuk pergi dari tempat itu. Tapi seseorang tiba-tiba saja berdiri tepat didepan Fresya membuat gadis itu mematung.

#####

Kapten I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang