(26)

736 26 0
                                    

Fresya melangkahkan kakinya menyusuri koridor sekolah bersama Ari yang selalu berada disampingnya. Memang setelah kejadian kemarin,Ari dengan setia selalu ada disamping Fresya.

Entah kenapa hari ini banyak yang menatap Fresya dengan tatapan sinis,bahkan melecehkan. Benar-benar tidak seperti biasanya.

Ohhh,itu tuh cewe murahan Sma Kartika!

Gila,saking murahannya jadi bisa deket sama banyak cowo gitu ya!

Bener-bener ga punya muka! Kemaren jalan sama cowo lain,sekarang siapa lagi yang bakal jadi korbannya?

Fresya sempat tertegun mendengar bisikan-bisikan yang sangat pedas memenuhi indra pendengarannya. Dia sama sekali tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi?

Tampak dari arah depan,Clara dan Greyta tengah menghampiri Fresya dan juga Ari. Keduanya terlihat sangat tergesa-gesa,membuat Fresya semakin mengernyitkan keningnya bingung.

"Sya gawat! Ini gawat!" seru Clara dengan nafas yang memburu.

"Gawat? Apanya yang gawat sih?" Fresya menatap kedua sahabatnya dengan bingung,begitu juga Ari yang kini melakukan hal yang sama.

"Itu-itu..." Greyta tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena nafasnya yang tersenggal-senggal.

"Santai dulu Ta. Baru omongin pelan-pelan.."

Greyta menarik nafasnya. Berusaha mengatur nafasnya yang kian mulai membaik.

"Dimading! Ada berita negatife tentang lo." ujar Greyta saat dirinya berhasil menguasai dirinya.

"Maksudnya?" Fresya benar-benar tak mengerti apa yang dikatakan sahabatnya. Berita negatife? Maksudnya apa?

"Udah deh,pokoknya lo harus ikut kita sekarang!" Clara menarik tangan Freya paksa. Bahkan gadis itu sama sekali belum mengatakam apapun pada Ari yang sedari tadi hanya menyimak.

Terlihat sekali jika mading kali ini dalam keadaan ramai. Dimana banyak siswa yang saat ini tengah menggerubungi mading tersebut.

"Permisi,permisi... Orang cantik mau lewat.." ujar Clara membelah kerumunan yang kini mulai menatap ketiganya.

Terutama Fresya yang saat ini menjadi perbincangan hangat di SMA Kartika.

Fresya membulatkan matanya saat melihat pemandangan didepannya. Dimana dimading tersebut terdapat banyak sekali foto dirinya dengan foto laki-laki yang berbeda-beda.

Dimulai dari foto dirinya yang bersama Dean. Dalam foto itu terlihat jika keduanya tengah berpelukan. Bahkan diatas foto tersebut tertulis kalimat yang sangat busuk.

"Gila anak baru diembat juga men!"

Fresya beralih pada foto kedua. Dimana dalam foto itu terdapat Daniel yang sedang menggenggam tangannya. Dan sama halnya seperti foto pertama,dalam foto kedua pun terdapat tulisan yang sangat kotor.

"Dasar cewe numpang Famous doang! Mati aja lo sekalian!"

Fresya tak bisa menyembunyikan airmatanya yang mulai turun. Walaupun begitu,Fresya tetap melanjutkan penglihatannya pada foto terakhir. Dimana dalam foto tersebut tercetak dengan jelas jika Ari tengah menyandarkan kepalanya pada pundak Fresya. Dan lagi-lagi dengan tulisan yang tidak mengenakan.

"Last! She is bitch!"

Tubuh Fresya luruh begitu saja saat dirinya melihat foto terakhir. Apa yang sebenarnya terjadi? Dan siapa dalang dibalik masalah ini?

Gadis itu mulai terisak. Membuat Clara dan Greyta mencoba menenangkan Fresya dengan memeluk gadis tersebut.

Sementara Ari,laki-laki itu masih menatap mading yang sangat dipenuhi dengan cacian yang ditunjukkan kepada Fresya. Tangannya terkepal,kemudian dengan cepat merobek foto juga tulisan yang sangat tidak sopan itu,dan kemudian membuangnya kedalam tong sampah.

Tatapannya beralih pada Fresya yang masih terisak. Tangannya terulur untuk mengusap lembut kepala Fresya.

*******

Pikiran Fresya benar-benar sangat tidak konsen hari ini. Bahkan sedari tadi Bu Dewi yang sedang menjelaskan materinya,berulang kali menegur Fresya.

Dan seperti saat ini. Pak Handoko yang notabenenya adalah pembina Osis,meminta agar gadis itu segera menyelesaikan laporan pertanggung jawaban dari acara festival seni kemarin. Berulang kali gadis itu mencoba mengetikan kata-katanya,namun berulang kali juga gadis itu menghapus kalimat tersebut.

Fresya benar-benar tidak bisa menguasai dirinya saat ini. Mendapat masalah bertubi-tubi seperti ini,membuat gadis itu sangat mudah terpuruk.

"Gue boleh masuk?" tanya Alvaro yang entah sejak kapan sudah berdiri diambang pintu kamar Fresya. Membuat gadis yang sedari tadi sibuk menatap laptopnya kini mengalihkan pandangannya.

"Masuk aja."

Alvaro pun berjalan mendekati adiknya yang dia yakin sedang tidak baik saat ini. Alvaro tau semua permasalahan yang sedang adiknya lalui. Karena Fresya selalu terbuka pada Alvaro tentang apapun masalah yang sedang ia hadapi.

"Kenapa belum tidur?" tanya Alvaro tepat disamping Fresya.

Gadis itu menghela nafasnya,kemudian menatap kakaknya yang sedari tadi menatap dirinya juga.

"Lagi banyak tugas." balas Fresya kembali menatap layar laptopnya.

Laki-laki itu tidak lagi menimpali ucapan Fresya,Alvaro memilih berjalan menuju kasur Fresya dan kemudian merebahkan tubuhnya.

Melihat itu,Fresya pun mengikuti langkah Alvaro dan menunda tugasnya yang belum juga selesai.

"Kak.." gumam Fresya yang kali ini sudah duduk disamping Alvaro.

"Hmmm,"

"Gue capek kak..." lirih Fresya seraya menundukkan kepalanya.

Alvaro yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya pun mengalihkan pandangannya saat mendengar kalimat yang terucap dari bibir Fresya.

Tangan Alvaro terulur untuk mengusap kepala Fresya. Alvaro tau,adiknya sedang dalam keadaan sulit kali ini.

"Gue tau itu. Dan gue bakal selalu ada buat lo. Jangan pernah ngerasa sendiri Sya,masih banyak orang yang peduli sama lo.." ujar Alvaro membawa Fresya kedalam pelukannya.

Tangis Fresya seketika pecah saat Alvaro memeluknya. Rasanya,semuanya sangat menyakiti Fresya. Dan Fresya tidak yakin jika dirinya bisa menghadapi semuanya seorang diri.

Alvaro semakin mengeratkan pelukannya. Hatinya terasa sesak saat mengetahui jika adik kesayangannya harus merasakan sakit hati karena orang yang ia cintai. Bagaimanapun Alvaro sangat menyayangi Fresya. Dan laki-laki itu selalu berjanji akan membalas apapun yang telah membuat adiknya seperti ini.

"Apa gue semurahan itu yah kak?" lirih Fresya masih dengan isakannya.

"Gue ga nyangka semuanya bakal kayak gini.."

"Dan-dan gue bukan cewe murahan kak.."

"Gue ga murahan.." gumam Fresya bertubi-tubi membuat Alvaro yang mendengarnya semakin merasakan sakit.

"Jangan ngomong kayak gitu." Alvaro melepaskan pelukannya kemudian menangkup wajah Fresya dengan kedua tangannya.

"Lo bukan cewe murahan. Lo itu cewe yang baik,yang ceria,yang pernah gue kenal. Jangan pernah dengerin omongan orang lain yang cuma pengen buat lo jatuh,lo itu kuat. Gue tau lo kuat,dan lo bisa hadepin semua ini.." tutur Alvaro.

"Lo adalah adik kesayangan gue,dan gue ga bakal pernah biarin kalo ada orang yang berani nyakitin lo." sambung Alvaro seraya menyentil hidung Fresya.

"Gue sayang sama lo kak..." ujar Fresya kembali memeluk Alvaro.

######

Kapten I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang