Part. 08

45.9K 3K 110
                                    

Selamat membaca...

Mobil mewah berwarna putih milik Arka masuk ke dalam halaman Mansion Andjaya tak berapa lama mobil itu berhenti Arka dan Anin keluar dari mobil.

"Istirahat yang banyak" ucap Arka sambil mengelus rambut Anin.

Anin mengangguk lalu memeluk Arka. entah sejak kapan Anin suka sekali memeluk Arka.

Arka tersenyum ketika merasakan pelukkan dari gadisnya. ia menyeritkan dahinya melihat Anin yang berjinjit berusaha menggapai dirinya.

Kembali Arka tersenyum ketika melihat Anin mengisyaratkan dirinya agar membukuk.

"Ni, cium." ucap Arka sambil membukuk agar Anin bisa menciumnya.

Anin tersenyum lalu mencium kedua pipi Arka secara bergantian

"Yang ini nggak?" Tanya Arka sambil menunjuk bibirnya membuat Anin menunduk malu sambil memukul lengan Arka.

Arka terkekeh kembali Lalu mencium kening Anin. "Besok Ada jam kuliah?" Tanyany membuat Anin mengangguk

"Besok Aku antar ya?" Pinta Arka

"Nggak usah, besok Aku akan berangkat bersama Liven," tolak Anin.

Meski Anin ingin sekali Arka mengantarnya tapi, Anin cukup tahu Arka harus istirahat banyak. mengingat Arka yang seharian ini tidak istirahat setelah kepulangannya.

Arka mengangguk "kalo begitu Aku jemput pas pulang kuliah." ucap Arka.

"Tidak Al, Kamu istirahat aja, ntar ke___"

"Tidak El, aku akan menjemputmu pulang kampus nanti" potong Arka dengan nada tak ingin di bantah.

Anin hanya bisa mengangguk mendengar ucapan Arka dengan nada tidak ingin di bantah.

Arka tersenyum kembami mengecup kening Anin lalu turun di kedua Pipi, dan berakhir di sudut bibir Anin. membuat gadis itu terdiam.

Satu hal yang harus di ketahui. Arka tidak pernah menciumnya secara lebih. Arka hanya menciumnya di dahi ataupun di pipi tidak di sudut bibir seperti yang di lakukan tadi ataupun mencium langsung di bibirnya.

"Masuk, sudah malam." titah Arka membuat Anin tersentak lalu mengangguk. Ia berjalan masuk ke rumahnya meninggalkan Arka yang tersenyum kecil menatap punggung Anin.

Arka membalikkan badannya lalu membuka pintu mobil bagian belakang. ia menyelimuti Azril yang tertidur dengan jaket yang ia pakai.

Kembali, Senyum Arka terukir saat melihat lelapnya Azril.

☆☆☆

Arka menatap Ayahnya yang kini berada di depan ruangan Alvaro dan Alvira. Sangat terlihat jelas raut lelah di wajah Ayahnya itu.

"Ayah" panggil Arka pada Azka--Ayahnya.

"Kamu sampai kapan?" Tanya Azka. Ia memang belum tahu kepulangan putra pertamanya.

"Tadi siang, Ayah." Jawab Arka.

"Ayah..." suara serak berasal dari Azril membuat Azka menatap putra bungsunya yang berdiri di sebelah Arka.

"Azril masuk dulu. Abang sama Ayah mau bicara." ucap Arka.

Azril mengangguk lalu masuk ke dalam ruang rawat Kakanya.

Arka menatap Ayahnya setelah melihat Adiknya masuk kedalam.

"Ayah. Sebenarnya apa yang terjadi pada Alvaro? Kenapa dia di pukul?" Tanya Arka.

"Ayah juga tidak tahu, Arka." Jawab Azka.

"Terus Ayah sudah memenjarakan Si pelaku?" Tanya Arka lagi.

Arka-Anin (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang