Selamat membaca
Hari yang di nantikan Arka telah tiba. hari di mana Arka akan mengikat Anin dalam ikata pernikahan.
Acara ijab Qabul di laksanakan di kediaman Andjaya dan hanya di hadiri oleh beberapa keluarga besar saja.
CLEK
Suara pintu membuat Arka menatap lurus kearah depan terlihat Pantulan seseorang di cermin seseorang itu adalah Nafiza, Bunda Arka.
Arka membalikkan tubuhnya lalu menatap Bundanya yang kini berjalan ke arahnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Jangan menangis, Bun." Ucap Arka sambil menghapus air bundanya yang sudah terjatuh.
Nafiza menatap penuh haru pada Arka ia tidak menyangka waktu cepat berlalu. Arka yang dulu ia bawa pergi sewaktu kecil kini sudah beranjak dewasa dan menjadi Anak yang selalu membuatnya bangga.
Masih segar di ingatan Nafiza, bagaimana dulu ia membawa si kecil Arka. jauh dari Sang Ayah membersarkan Arka bersama si kembar.
Arka tumbuh menjadi seorang anak yang patuh terhadapnya, Anak yang selalu pengertian dan selalu membantunya dalam hal hal kecil.
Arka yang tumbuh menjadi seorang abang yang baik untuk adik adiknya selalu melindungi, menjaga dan mengalah terhadap kedua adiknya tanpa Nafiza minta.
Tak terasa Air mata Nafiza terjatuh masa kecil Arka yang seharusnya bermain seperti anak anak seusianya. Arka hanya diam dan duduk bersama Adik-adiknya.
"Jangan menangis, Bund." Ucap Arka lagi kembali mengehapus air mata Bundanya.
"Waktu cepat berlalu." Ucap Nafiza
"Arka. Anak bunda, Abangnya Adek adek. sekarang akan segera menjadi seorang suami, Bunda hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kesayangan Bunda. Bunda ada pesan buat Arka. Arka jadilah suami yang baik dan jadilah Ayah yang terhebat untuk anak-anak Arka nanti."
"Jangan sakiti istrimu dan anakmu nanti. Jangan sakiti perasaan mau pun fisik mereka dengan kata-kata atau pun dengan tangan Arka. Dan..."
"Jangan lupakan Bunda Sayang." Lanjut Nafiza.
Arka tersenyum lalu memeluk Bundanya.
"Iya Bunda. Arka tidak akan melakukan hal yang akan membuat El pergi dari Arka. Arka sangat mencintai El Bunda."
"Dan.. Bunda, satu hal yang Bunda harus tahu. Bunda adalah seorang wanita yang terhebat bagiku. Aku tidak akan melupakan wanita yang merawatku dari kecil hingga saat ini. Bunda... adalah cinta pertamaku dan akan selalu begitu." ucap Arka.
"Bunda Adalah Wanita yang selalu menatapku penuh keteduhan, selalu menampilkan senyum manis, dan selalu berucap lemah lembutku."
Arka memegang tangan Nafiza "Tangan Bunda adalah tangan yang ajaib bagiku, tangan yang selalu mengusap kepala ku penuh kasih dan sayang," ucap Arka sambil mengecup tangan Nafiza
"Bunda, Cinta dan kasih sayangmu yang begitu tulus tidak akan ku lupakan. Bunda punya tempat tersendiri di hatiku, Bunda segalanya untukku. Bunda Malaikat tanpa sayap yang dikirim oleh Tuhan untuk ku"
"Jadi... Arka tidak akan melupakan Bunda, meski Arka sudah mempunyai pendamping hidup Arka."
Air mata Arka menetes begitu melihat Bundanya, ia sangat menyayangi Bundanya dan akan selalu begitu.
"Bunda..." ucap Arka.
"Terima kasih untuk semuanya, Arka sayang Bunda."
Air mata Nafiza semakin terjatuh mendengar ucapan manis dari putranya selama ini Arka tidak pernah mengucapkan hal hal semanis ini padanya. Putranya tidak pernah mengekspresikan rasa cinta dan sayangnya melalui kata-kata. Ia hanya melakukan dengan tindakkannya secara langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka-Anin (Proses Revisi)
Teen Fiction#Cerita ke-2 Anin. Tentang Arka & Anin. Hubungan keduanya selalu baik-baik saja. Akan tetapi, selalu saja ada orang-orang yang membuat hubungan keduanya goyah. Mantan Anin yang masih suka mengejar Anin, dan wanita yang selalu bersama Arka. Akank...
