Selamat membaca
Arka menghembuskan nafasnya sambil menatap Anin yang menampilkan wajah cemberutnya.
Kalau boleh jujur, keadaan Arka saat ini sedang tidak baik baik saja. kepalanya pusing dengan info yang di berika Devan secara tiba-tiba tadi. tapi Arka mencoba menahan rasa pusingnya itu.
"Udah dong jangan cemberut." Ucap Arka sambil mengusap rambut Anin.
"Nggak usah pegang pegang. Bukan muhrim." Ucap Anin sambil menepis tangan Arka.
Arka menghembuskan nafasnya lagi, ia memijit kepalanya yang semakin pusing mendengar ucapan Anin.
"Aku nggak mau kamu dekat-dekat sama aku, Al. Kamu udah buat aku hamil, hiks... kamu jahat Al. Hikss..."
Arka menatap Anin yang mulai menangis membuatnya lagi lagi memijit kepalanya.
Arka butuh istirahat, butuh tidur untuk sejenak mengingat ia yang akhir-akhir ini selalu lembur dengan pekerjaan di kantornya di tambah lagi dengan berita mendadak dari Devan membuat ia tidak fokus tadi.
Tadi saja pria itu hampir kecelakaan saat akan menjemput Anin di kampus.
"Apa salahnya Aku membuatmu hamil, El? Kamu istri aku dan aku berhak atas dirimu," ucap Arka.
"Lagi pula, kamu hamil karna suami kamu. Kamu hamil dalam ikatan pernikahan. Bukan hamil atas nama cinta tanpa ikatan." Ucap Arka lagi.
Arka menghembuskan nafasnya lalu mengelus pipi Anin.
"El," panggil Arka lembut.
"Nggak mau." Ketus Anin.
Anin menutup kedua telinganya lalu menatap ke arah lain. ia tidak mau menatap Arkanya yang sedari tadi menahan marahnya.
"Kamu nggak boleh dekat dekat sama Aku, hiks..."
"Iya aku nggak dekat l-dekat kamu lagi, tapi jangan cemberut begitu dan kamu makan dulu ya?" Pinta Arka namun hanya di acuhkan oleh Anin
"Apa kamu akan menceraikanku setelah aku hamil?"
Pertanyaan Anin membuat Arka naik darah, "Atau kamu akan mencari wanita lain?"
Sudah. Cukup sudah! Arka sudah tidak bisa mengendalikan emosinya, ucapan Anin sangat keterlaluan semenjak sadar dan mengetahui dirinya Hamil. Anin memarahinya di depan sang dokter dan perawat karna dirinya hamil dan sekarang ia mengacuhkan Arka. Arka masih mengendalikan kemarahannya, tapi pertanyaan Anin membuat Arka emosi seketika.
"Itu tidak mungkin, El." Ucap Arka.
"Benarkah?" Tanya Anin membuat Arka mengangguk.
Diam diam Arka menghembuskan nafas lega meliha Anin yang sudah mulai menatapnya
"Sekarang kamu makan ya?" Pinta Arka lagi namun mendapatkat gelengan kepala dari Anin.
"Kamu harus makan El, biar kamu nggak sakit maag lagi dan bayinya juga bisa dapat makanan dari kamu."
"Nggak mau." Ucap Anin
"Biar aja dede bayinya nggak makan." Ucap Anin kesal.
Kesal karna merasa Arka lebih memperhatikan calon malaikat mereka dari pada dirinya. Anin tidak suka hal itu, tapi bukan tidak suka pada calon malaikat mereka.
Anin takut Arka hanya akan fokus pada anak mereka lalu ia akan di abaikan.
"Jadi. Sekarang kamu mau apa?" Tanya Arka datar hilang sudah kesabaran Arka.
"Nggak mau apa apa." Balas Anin.
Anin menatap Arka yang kini sedang memijit kepalanya membuat Arka yang merasa di tatap pun menatap Anin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka-Anin (Proses Revisi)
Teen Fiction#Cerita ke-2 Anin. Tentang Arka & Anin. Hubungan keduanya selalu baik-baik saja. Akan tetapi, selalu saja ada orang-orang yang membuat hubungan keduanya goyah. Mantan Anin yang masih suka mengejar Anin, dan wanita yang selalu bersama Arka. Akank...