Selamat membaca.
Anin menatap makam yang bertuliskan nama mamanya tak terasa air matanya menetes ketika teringat sang mama, semua kenangan yang ia lalu bersama mamanya sebelum bertemu papanya.
Semua ia lalui bersama Mamanya, masih teringat jelas di ingatannya. Bagaimana penderitaan Mamanya dulu di hina, di caci, dan dipukul oleh orang orang di masa lalu, dan bagaimana Mamanya yang tetap memasang senyum meski sebenarnya merasakan sakit.
"Mama." Anin mulai membuka suaranya setelah hampir tiga puluh menit berjongkok di depan makam Mamanya.
"Anin rindu Mama."
Dan Air mata Given, dan yang orang orang yang berada di sekitar Anin menetes mendengar ucapan Anin.
"Seandainya, kecelakaan itu tidak ada. Mungkin mama akan di sini bersamaku, menikmati hari tua bersama Papa dan bermain bersama cucu cucu mama."
"Hiks...., Anin rindu Mama, masih butuh Mama, masih ingin di peluk Mama, dan masih ingin merasakan usapan sayang Mama. Hiks..."
"Hiks... Maafkan Anin yang belum ikhlas akan kepergian Mama."
Arka langsung memeluk Anin menguatkan Anin yang selalu menangis ketika berziara di makam Mamanya.
Niat kedatangan mereka untuk berbagi kebahagiaan atas kelahiran dari anak Anin. Dan meminta doa restu untuk Reza dan Liven yang akan menikah nanti.
Papa Anin, Given hanya bisa menatap langit berusaha agar air matanya tidak terjatuh, dan ketiga kakak laki laki Anin Menunduk mendengar tangis Anin yang begitu menyesakkan hati mereka.
Mereka semua mengerti perasaan Anin saat ini, meski sudah beberapa tahun berlalu kepergian Mamanya Anin. Namun tetap saja akan ada tangis yang selalu terdengar ketika teringat akan kebersamaan keduanya.
Tidak akan ada rasa ikhlas akan kepergian seseorang yang di sayangi.
Tidak akan mungkin, tidak ada air mata saat melihat makam yang bertuliskan nama seseorang yang sangat di sayangi.
Akan ada rasa kerinduan yang tak bisa terobati.
Akan ada rasa sakit kehilangan yang tak bisa di miliki lagi.
Dan semua itu di rasakan oleh Anin, wanita yang belum bisa mengikhlaskan sebuah kepergian yang seharusnya di ikhlaskan.
"Mama, doakan anak anakmu ini Ma. restui setiap langkah yang akan kita ambil dan tetap tersenyum meski kami tidak bisa melihat senyummu itu." Anin mengecup Nisan milik Mamanya lalu berdiri berjalan bersama Arka meninggalkan Given dan tiga kakak Anin serta sepupunya yang kini bercerita hal hal yang mereka lalui, dan tidak lupa Liven dan Reza meminta doa dan restu untuk pernikahan yang akan mereka laksanakan Nantinya.
.
.
.Kebahagiaan begitu terasa di Mansion Keluarga Andjaya karena hari ini, Reza Alvino Andjaya, Putra satu satunya Raka Alvino Andjaya mempersunting kekasihnya, Adinda Larasati.
Pesta pernikahan keduanya terlihat sederhana tapi semua yang ada adalah kalangan atas semua.
Anin hanya bisa tersenyum bahagia melihat kebahagiaan yang terlihat jelas di mata sepasang suami istri yang sedang saling memasang cincin ke jari, meski keduanya sempat putus karna kesalah pahaman namun keduanya tetap kembali bersama dan langsung melakukan lamaran serta acara ijab kabul di sertai dengan pesta di kediamana Andjaya.
Anin menatap kearah lain, dan matanya terpaku pada Liven yang kini berdiri bersam Adelia yang saat ini sangat terlihat cantik malam ini. dengan menggunakan dress yang tidak terlalu terbuka, make up yang tipis serta rambut yang di gerai. Sangat berbeda dengan penampilannya sehari hari terligat jelas Liven yang menatap penuh cinta kearah Adelia yang tak lama lagi akan menjadi Istrinya setelah beberapa Bulan akan datang.
Mata Anin kini berahli menatap ke arah Natal dan David. Mereka sudah menjadi suami istri beberapa nulan lalu dan Sahabatnya, Natal kini sedang hamil dua Minggu.
Dan terakhir mata Anin menatap ke arah Devan dan Aisyah yang kini sedang duduk bersama keluarga Athalla serta Baby mereka yang di beri nama Alisa Syafitri Ferdinan. Yap, anak Devan dan Aisyah perempuan.
"Sayang." Suara Arka membuat Anin tersentak dan menatap kearah Arka yang kini sedang menggendong Putra keduanya. Daffi.
"Lagi lihatin apa, sih?" tanya Arka membuat Anin menggelengkan kepalanya.
Anin kembali menatap kearah lain, lalu dan terlihatlah Bintang, kakak ke duanya yang tersenyum menatap seorang gadis yang Anin ketahui sekertaris Kakaknya itu.
"Kayaknya akan ada pernikahan lagi, setelah pernikahan Liven." Gumam Anin membuat Arka yang berada di sebelahnya menatap Anin.
"Siapa?" tanya Arka.
"Itu," tunjuk Anin kearah Bintang, "mereka serasi yah?" Lanjutnya membuat Arka mengangguk.
***
Selesai.
Sebelumnya terimakasih yang selalu menunggu cerita ku, tetap memberi Vote dan coment di ceritaku.
Dan Maaf aku yang jarang Up cerita ☺ sekali lagi terimakasih.
Masih akan ada ektra part dan info squel Anin2, Tetap di tunggu yah 😄😄😄
Psssstttts....
.
.
.
.
.
.Anin sudah punya Anak, para sahabat Anin sudah menikah, terus yang baca Anin2 kapan menyusul ya? 😅😅😅
Byebye 👋👋👋
Sabtu. 18.Agustus.2018

KAMU SEDANG MEMBACA
Arka-Anin (Proses Revisi)
Novela Juvenil#Cerita ke-2 Anin. Tentang Arka & Anin. Hubungan keduanya selalu baik-baik saja. Akan tetapi, selalu saja ada orang-orang yang membuat hubungan keduanya goyah. Mantan Anin yang masih suka mengejar Anin, dan wanita yang selalu bersama Arka. Akank...