Selamat membaca
Alvira terdiam di dalam kamarnya dengan air matanya terus saja mengalir deras di kedua pipinya. ia tidakk menyangka kakak pertamanya, Ayah bahkan Bundanya tega pada dirinya.
Alvira adalah anak manja di keluarganya, menjadi anak satu-satunya perempuan membuat dirinya selalu di limpahkan dengan kasih sayang, semua memperlakukannya dengan begitu lembut maka tidak heran jika mendapatkan kemarahan dari kakak pertamanya, Ayah serta tamparan dari Bundanya adalah hal yang menakutkan baginya.
Ini pertama kali bagi Alvira melihat kemarahan Arka yang meluap-luap dan itu di karnakan kesahalannya sendiri.
Ingatan Alvira berputar terus dengan kejadian tadi yang ia lakukan mengatai Anin bahkan menamparnya. Alvira tidak tahu kalau dirinya berani melakukan hal itu.
Syukur-syukur Anin tidak membalas kelakuannya. Alvira tahu kalau calon kakak iparnya itu bisa membalasnya bahkaan lebih dari yang di buatnya, tapi Anin tidak melakukannya malah Anin membantunya untuk menghentikan kegilaan Arka pada Fatan. kalau tidak Anin tidak segera menghentikan Arka mungkin Fatannya sudah tidak ada? mungkin.
Tunggu! Fatannya? masih pantaskah Alvira menyebut Fatan sebagai Fatannya? setelah pria itu menghancurkan hati serta kepercayaannya?
"Vir," sebuah panggilan dari Pintu kamar membuat Alvira menatap pemilik suara tersebur
Di sana Alvaro. kembarannya menatap sendu padanya.
Alvira tahu Alvaro pasti merasakan kesedihan dan rasa sakit yang di rasakannya mengingat keduanya memiliki ikatan yang kuat sebagai anak kembara.
Alvaro menarik napasnya melihat Alvira. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Alvaro tidak mungkin membiarkan Alvira pergi dan juga tidak mungkin menentang keputusan Ayahnya.
Jangankan menentang berbicara secara langsung saja Alvaro tidak berani.
Alvaro berjalan mendekati Alvira dan mengambil tempat di sisi ranjang milik Adiknya.
"Jangan menangis, Vir" ucap Alvaro menghapus air mata Alvira lalu memeluknya membiarkan adiknya menangis menangis dalam pelukkannya.
Setelah Alvira sudah mulai tenang Alvaro melepaskan pelukannya.
"Sebenarnya apa yang membuatmu jadi begini, Vir? kenapa kamu begitu verani melakukan itu pada Kak Anin?" Tanya Alvaro
"Aku sebenarnya tidak bermaksud melakukannya. Aku... Aku hanya merasa sakit dan kesal." Ucap Alvira.
"Lalu sejak kapan kamu sama dia jadian?" Tanya Alvaro membuat Alvira mantapnya
"Kakak Tahu?" Tanya Alvira tidak pecaya pasalnya ia menyembunyikan hubungannya dengan Fatan. Karna tahu Fatan adalah mantan kekasih Anin dan keluarganya juga tidak setuju akan hubungan mereka.
Alvaro mengangguk "Aku tahu saat kamu berantem sama Fatan. Tepatnya sebelum kejadian aku masuk ke rumah sakit."
Alvira terdiam.
"Kau tahu kenapa dia memukulku?" Tanya Alvaro.
"Aku minta dia jauhin kamu, karna tahu dia itu mantannya Kak Anin. dia yang membuat Kak Anin depresi dulu," tambah Alvaro.
"Kak Varo bohong." Ucap Alvira.
Alvira memang tahu Anin adalah mantan dari Fatan tapi soal Fatan yang menbuat Anin depresi? Ia tidak tahu.
"Terserah kalau kamu tidak percaya, sekarang jawab pertanyaan kakak Tadi. Sejak kapan kamu jadian sama dia?" Tanya Alvaro.
Alvira menunduk sambil terdiam sejenak, ia menatap Alvaro kembali dan mulailah dia bercerita tentang awal pertemuannya dengan Fatan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arka-Anin (Proses Revisi)
Dla nastolatków#Cerita ke-2 Anin. Tentang Arka & Anin. Hubungan keduanya selalu baik-baik saja. Akan tetapi, selalu saja ada orang-orang yang membuat hubungan keduanya goyah. Mantan Anin yang masih suka mengejar Anin, dan wanita yang selalu bersama Arka. Akank...