Part. 03

47K 3.2K 244
                                    

Awas banyak typo 😂😂😂 tolong coment di bagian yang ada typo-nya, yah... biar aku langsung perbaiki.

Selamat membaca

Anin menatap Papamya heran. heran karna tiba-tiba saja Papanya memanggilnya dengan wajah serius tidak seperti biasanya.

"Anin yakin, tidak ingin merayakan ulang tahun, Anin?" Tanya Given

Anin terdiam mendengar pertanyaan Papanya. ia lalu menggelengkan kepalanya pertanda 'tidak'

"Yakin?" Tanya Given

"Iya, Pa." jawab Anin

"Kenapa Anin tidak mau? Ini sudah yang ketiga kalinya Anin tidak mau merayakan ulang tahun Anin." Tanya Given.

"Kalo Anin merayakan ulang tahun Anin, sama saja Anin merayakan kematian Mama, Pa." ucap Anin membuat Given terdiam.

Meninggalnya Mama Anin menang bukan tepat pada hari ulang tahun Anin tapi tetap saja Anin merasa tidak harus merayakan hari ukang tahun karena setelah hari ulang tahunnya Mamanya meninggal dunia.

Anin beranjak dari hadapan papanya Yang hanya terdiam menatap punggungnya yang menjauh.

Selama ini Given tidak tahu alasan Anin kenapa ia tidak mau merayakan Ulang tahunnya dan sekarang sudah terjawab sudah pertanyaannya.

Anin tidak ingin merayakan ulang tahunnya karna bertepatan dengan kematian mamanya dan itu membuat Anin sedih ketika teringat akan hal tersebut.

"Gimana kalo kita rayakan ulang tahun Anin tanpa pesta, Pa." ucap Adit tiba-tiba saja sudah berada di ruangan yang sama dengan Given. sambil menggendong seorang Anak laki laki berumur 2tahun bernama Arzelo Raditia Andjaya putra pertama Adit dari penikahannya tiga tahun lalu bersama Seorang wanita berjilbab bernama Alifa Adzara.

"Maksud Adit?" Tanya Given

"Maksud Adit kita rayain dengan baca doa di makam Mama." ucap Adit.

Given mengangguk mengerti "iya papa setuju" ucap Given.

Given beranjak dari tempatnya meninggalkan Adit yang sedang bermain dengan si kecil Zelo.

"Zelo" panggil Anin yang baru turun dari lantai dua.

Anin segera menggendong Arzelo membuat Adit tersenyum melihat Adiknya, yang sedang menatap penuh sayang pada putranya

"Bang Adit, jalan jalan dong." ucap Anin sambil duduk di sebelah kakaknya.

"Memang Anin, mau jalan ke mana?" Tanya Adit penuh perhatian

Meski Adit sudah menikah dan punya anak rasa sayang dan perhatian Adit tidak pernah berubah pada Adiknya, saking sayangnya Adit, ia tidak ingin jauh jauh dari adiknya bahkan tidak ingin tinggal terpisah dari Adiknya meski sudah berumah tangga, beruntung istrinya memakluminya.

"Liven nggak di ajak?" Tanya Liven yang tiba tiba datang.

"Iya, di ajak." jawab Adit "tapi jalan kemana dulu?" Tanya Adit.

"Ke Mall" jawab Liven semangat.

Anin menatap datar Kaka ketiganya itu, 'yang di ajak siapa yang menentukan siapa' itu yang di pikirkan oleh Anin.

"Ayo." ajak Adit

"Ajak mbak Lifa juga" usul Anin sambil menyebut Nama 'mbak Lifa' nama panggilan Anin dan kedua kakaknya pada kakak ipar mereka.

"Iya dong pasti Ajak Kak Adit ajak Mbak Lifa. secara Bang Adit kan, nggak mau jauh-jauh dari istri tercinta " goda Liven sambil mengedipkan sebela matanya pada Anin.

Arka-Anin (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang