Suara mesin mobil serta teriakkan dari orang-orang terdengar jelas saat Anin dan Natal sampai di lokasi tempat biasa Natal balapan.
Kedatangan mobil balap warna merah milik Natal membuat suara teriakkan dari orang-orang semakin heboh. Kedua gadis itu keluar dari dalam mobil dan seketika semua terdiam. mereka menatap penuh tanya ke arah Anin. yang penampilannya sangat asing di tambah dengan penampilan misteriusnya. Saat ini, Anin pakai jaket dengan tudungnya yang menutupi rambut panjang berwarna cokelatnya dan wajah manisnya di tutup menggunakan masker.
Semua itu Natal yang pakaikan. Ia tidak mau sahabatnya ini di kenal oleh teman-teman sepergaulannya. Ia juga tidak mau ada irang tidak suka padanya dan mencba mencelakai Anin jika Anin tidak menutupi penampilannya.
Yah.. Natal tahu Anin bisa menghadapai orang-orang yang berbuat jahat padanya namun, Menurutnya lebih baik mencegahkan? Agar tidak ada masalah di kemudian harin.
"Hy Nat. siapa, nih?" sapa teman pria Natal seraya manatap Anin.
Pria itu dengan seenaknya merangkul Natal yang sedang berdiri menyandar di depan mobilnya.
"Bisa, Nggak usah rangkul-rangkul. gue risih tahu." Ucap Natal dengan nada juteknya seraya menepis tangan pria yang merangkulnya.
Natal berjalan.mendekati Anin lalu menatap teman-temannya. "Dia teman gue, panggil aja dia Nindy." ucap Natal memperkenalkan Anin sebagai Nindy, diambil dari nama tengah Anindya.
"Nindy?" Ucap Devan yang ternyata sudah ada di area balap.
"Yaps..." Jawab Natal.
Devan menatap Anin intens ia tidak bisa melihat jelas wajah Anin tapi... Pria itu tahu kalau Nindy itu adalah Anin. Tahu dari mana? Yah.. ia tahu dari warna mata cokelatnya itu.
Devan yang berdiri di pintu mobilnya berjalan mendekati Natal dan Anin. lalu menarik ke duanya menjauh dari yang lain.
"Anin..." Ucap Devan saat mereka sudha menjauh dari yang lain. Pria itu menarik tudung jaket Anin dan terlihatlah rambut panjang milik Anin.
"Ck, Kalau udah tahu jangan di buka juga kali." Ucap Natal memakaikan kembali tudung jaket tersebut.
"Kenapa, Bisa di sini?" tanya Devan.
"Kenapa Lo yang udah nikah aja masih suka kemarin. terus gue nggak boleh gitu?" Tanya Anin tajam membuat Devan terdiam.
"Lo, yah. Udah punya istri malah main di sini. Kalau jadi apa-apa sama lo, lo mau Icha sedih karna lo!?" Omel Anin.
"Sebenarnya apa sih, yang lo cari di sini, Van? Uang? apa kalau lo menang lo mau nafkahi Icha pake uang haram itu? Lo gila ya?" Tambah Anin membuat Devan menarik napasnya pelan.
Mengabaikan tatapan tajam serta omelan dari Anin. Devan menatap Natal. "Kenapa lo bawa dia sih, Nat? bahaya kalau Arka sampai tahu." ucapnya pada Natal.
Anin mengangkat satu alisnya mendengar ucapan Devan. "Al nggak akan tahu kalau lo nggak kasih tahu. Dan gue pengen dengar tentang Arka yang dulu sama lo." Ucap Anin membuat Devan menatapnya.
"Sekarang lo jelasin ke gue. kenapa lo masih suka balapan di sini? lo udah janjikan kalau udah miliki Icha secara sah. Lo akan berhenti sama dunia balap, minum ataupun klub lo. tapi sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka-Anin (Proses Revisi)
Teen Fiction#Cerita ke-2 Anin. Tentang Arka & Anin. Hubungan keduanya selalu baik-baik saja. Akan tetapi, selalu saja ada orang-orang yang membuat hubungan keduanya goyah. Mantan Anin yang masih suka mengejar Anin, dan wanita yang selalu bersama Arka. Akank...