Part. 23

40.8K 2.8K 108
                                    

Selamat membaca

Arka tersenyum saat melihat jam yang sudah menujukkan pukul 11:00 pertanda hari sudah siang dan jam kuliah Anin akan segera berakhir. ia berdiri dari duduknya lalu merapikan jas yang pakainya setelah memastikan sudah rapih. Arka berjalan keluar dari ruangannya menuju parkiran.

Sepanjang perjalanan menuju parkiran. Arka selalu mendengarkan beberapa karyawan yang berbisik tentangnya banyak di antara karyawan yang meragukan kemampuan Arka. mereka merasa Arka terlalu mudah untuk menjadi pemimpin di salah perusahan cabang milik Keluarga Athala. Tanpa mereka tahu, tidak mudah bagi Arka mendapatkan posisinya saat ini.

Posis yang Arka dapatkan saat ini bukan hanya karna ia seorang anak pertama dari keluarga Athala-Baskara lalu langsung mendapatkan posisi yang tinggi di cabang perusahan Athala. Arka mendapatkan posisinya karna dirinya yang berjuang dan membuktikan pada keluarganya terutama pada Ayahnya bahwa ia bisa seperti ayahnya buktinya. Arka dapat menstabilkan anak perusahaan yang ada di NY saat perusahaan itu hampir bangkrut karena ada yang korup di sana.

Arka menarik napasnya pelan dan membiarkan karyawan yang berbisik padanya. Jika ia memiliki sifat kejam Ayahnya mungkin karyawan tersebut sudah di pecat karna tidak hormat pada atasannya, namun beruntung ia tidak memiliki sifat itu. Tapi mungkin nanti akan muncul mengingat Arka di tuntut agar bersikap tegas pada orang-orang yang menatap remeh padanya.

Arka sampai di parkiran di mana mobil mewahnya berada, dengan segera ia masuk kedalam mobilnya, dan memabawa mobilnya pergi dari area parkiran menuju kampus di mana Anin berada.

.
.
.

"Eh, Nin. jalan yuk! Bosan gue di rumah terus." Ucap Natal pada Anin.

"Yah Nat. maaf gue dinjemput sama Al hari ini. Mungkin besok deh, ya?"

Natal hanya mengangguk mendengar ucapan Anin. Ia tidak boleh protes karna saat ini Anin sudah memiliki status menjadi istri Arka. Anin bukan anak yang bisa di ajak pergi sesuka hati seperti sebelum-sebelumnya.

"Oh.. Astaga. Gue telat." ucap Anin lalu berdiri dari duduknya.

"Mau ke mana, lo?"

"Gue maunkerjain tugas kelompok di perpus. gue duluan ya." ucap Anin lalu berlari keluar dari kanti menuju perpustakaan.

Napas Anis tersenggal-sengal karna berlari, Ia memasuki perpustakaan yang terlihat sepi tidak. Ya.. suasana perpustakaan memang sepi, kan?

Anin melangkah masuk dan mennadapati seorang gadis berkacamata dengan rambut yang di kepang dua sedang duduk di meja dekat jendela.

"Loh... Cuma lo, doang Del?" tanya Anin pada gadis itu membuat gadis yangs edang duduk menatap langit cerah itu tersentak. Lalu menatap Anin.

"I..ya. mere..ka be..lum da...tang."

"Belum datang, atau nggak datang?" tanya Anin.

"Ngga.k Ta..hu."

Anin menarik napas pelan lalu duduk di kursi yang ada di depan gadis itu.

"Kita mulai aja kerjanya. gue harus pulang ceat nih, hari."

Dan Gadis tersebt menganggu dan mulai mengerjakan tugasnya.

"Sudah Del?" Tanya Anin pada gadis itu setelah lama keduanya sibuk dengan tugas mereka.

Gadis yang di panggil Del, atau Adelia itu menatap Anin dengan ketakutan, saking takutnya tangan gadis bergetar saat menulis.

Adelia cukup tahu siapa Anin, sangat terkenal di kalangam mahasiswa dan Mahasiswi Sebenarnya Adel tidak terlalu takut pada Anin karna ia tahu Anin anak baik baik yang Adelia takutkan adalah tatapan Anin. entah kenapa Anin memiliki tatapan yang membuat orang sepertinya ketakutan menatapnya.

Arka-Anin (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang