Part. 47 (End)

53.1K 2.9K 135
                                    

Selamat membaca

Arka berlari keluar dari mobilnya menuju salah satu ruangan di mana Anin berada.

Arka yang tadinya baru akan memulai rapatnya harus di batalkan, ketika bundanya memberitahuinya kalau istrinya akan segera melahirkan dan dengan segera Arka membatalkan rapatnya lalu langsung berlari ke parkiran dan membawa mobilnya di atas rata rata.

Perasaan Arka tercampur aduk saat ini, ada rasa khawatir serta takut.

"Bunda," Panggil Arka,

"El, di mana?" tanya Arka yang baru sampai di depan Ruang Bersalin.

"Kamu masuk Ar, istri kamu butuh kamu" ucap Nafiza membuat Arka mengangguk dan masuk ke dalam.

Jantung Arka berdetak lebih cepat, ketika melihat keadaan Anin yang pucat. Napasnya tersenggal senggal dan dahinya di banjiri oleh keringatnya sendiri.

Arka melangkah mendekati ranjang di mana Anin berada.

"Al," Panggil Anin

"sakit." lanjutnya membuat Arka merasa sakit mendengarnya.

Arka menatap Anin ketika sudah berada di pinggir ranjang satu tangannya menggenggam tangan Anin sedangkan yang satunya mengusap dahi Anin yang berkeringat.

"Siap Bu?" Tanya seorang suster membuat Anin menatap Arka lalu mengangguk.

Dan ruangan persalinanpun di penuhi oleh suara teriakkan Anin, tangan Anin terus terusan mencengkram tangan Arka dengan kuat, membuat tangan Arka terluka akibat kuku Anin yang panjang.

Air mata Arka, terjatuh ketika mendengar suara tangisan bayi pertamanya terdengarsangat nyaring, "kuatlah El." Rapal Arka.

Aaaaaaa...

Terdengar teriakkan terakhir Anin di ikuti oleh suara bayi kedua Mereka yang keluar, Air mata Arka terus saja mengalir mendengar suara tangisan bayinya yang lebih nyaring dari tangisan bayi pertamanya.

Arka mengangguk, rasanya begitu bahagia mendengar ucapan dokter, Arka menatap Anin yang kini menatapnya sayu.

Dengan membukuk sedikit Arka mengecup dahi Anin berulang kali sambil mengucapkan terima kasih pada Anin.
.
.

Dengan penampilan berantakannya Arka menatap dengan rasa haru serta bahagia pada dua bayi laki laki yang berada di dalam tempat tidur bayinya.

Arka membukuk lalu mengecup kedua anaknya "kalian kebahagiaan Ayah dan Bunda." gumam Arka.

"Terima kasih, El" gumam Arka lalu mengecup Anin untuk kesekian kalinya.

Anin tersenyum menatap Arka yang terlihat berantakan di matanya. "sama-sama Al." ucap Anin.

Anin menepuk pinggir ranjang agar Arka duduk di sebelanya, tangan Anin terulur merapikan rambut Arka yang berantakan.

"Makin sayang." gumam Arka, lalu mengecup bibir Anin sekilas.

"Ih, Al. Cari kesempatan aja." gerutu Anin membuat Arka terkekeh.

"Aku, sangat takut saat kamu tiba tiba nggak sadar tadi." ucap Arka ketika tadi teringat akan Anin yang tiba tiba pingsan setelah melahirkan.

Anin hanya tersenyum mendengar ucapan Arka mata Anin terpaku di pergelangan Arka yang terlihat terluka.

Perlahan tangan Anin terulur menggambil tangan Arka, "pasti sakit." ucap Anin.

Arka hanya tersenyum mendnegar ucapan Anin, baginya luka di tangannya tidak seberapa sakit dengan apa yang Anin rasakan.

"Ini tidak apa-apa sayang." ucap Arka.

Arka-Anin (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang