Prolog

109K 3.9K 112
                                    

Sebelumnya, cerita ini sudah aku publish tahun lalu, tapi sempat aku unpublish. Ini cerita lama jadi kalau ada perbedaan tanggal, Bulan ataupun tahun tidak sesuai dengan tanggal aku up sekarang ini. harap maklumi ya... ☺

Selamat membaca

Sinar matahari memaksa masuk melalui cela cela jendela membuat seorang gadis yang tertidur lelap terusik karna sengatan sinar tersebuy.

"Sudah pagi ya?" Gumam Gadis yang terganggu itu

Gadis itu perlahan bangun dari tidurnya menyadarkan punggungnya di sandaran tempat tidur.

Gadis itu menatap sendu Ponsel mahalnya yang terletak di atas Nakas dekat tempat tidur gadis itu

Perlahan tangan gadis itu terulur mengambil ponsel miliknya

Pagi Al.
Apa kabar?

Setelah mengetik pesan di ponselnya Gadis itu mengirim pesan tersebut

Gadis itu menghembuskan nafasnya ketika pesannya lagi lagi tidak di baca oleh sang penerima

Al. Apa kamu sudah melupakan ku?

Gadis itu kembali mengirimkan pesannya namun, tetap sama pesan itu tidak di baca. Sama dengan pesan pesan yang ia kirim sebelumnya.

Gadis itu menatap pesan yang selalu ia kirim belakangan ini

"Sudah mau setahun, Al." ucap Gadis itu

"Kamu kemana Al? Kenapa tidak ada kabar?"

"Apa kamu sudah punya yang lain di sana? Lalu melupakan ku?"

"Hiks... Hiksss.. Aku tidak sanggup jika itu terjadi Al" tangis Gadis baru akan berusia 20tahun itu

"TOK TOK TOK"

Suara ketukan Pintu membuat Gadis yang sedang menangis itu segera menghapus Air matanya

"Nona. Apa Anda sudah Bangun?" Tanya seorang di balik pintu.

"Sudah" jawab Gadis itu

"Baiklah Nona. Saya Akan menyiapkan sarapan untuk Anda" ucap Pelayan itu lagi lalu pergi

Tak berapa lama kembali terdengar suara ketukan pintu

"Iya?" sahut Gadis itu

"Nin, kamu ada jam kuliah?" Kembali terdengar suara di balik pintu kamar Gadis yang di panggil Nin. Anin.

"Ya. Aku ada, Ven." jawab Anin

"Baiklah. Aku tunggu di depan"

Anin menghembuskan Nafasnya ia beranjak dari tempat tidurnya lalu masuk ke kamar mandi.

Setelah menunggu beberapa menit Anin keluar dari kamar mandi.

Anin menatap cincin yang menjadi buah kalung yang ia pakai.

Cincin pertunangannya tiga tahun lalu di pakaikan oleh seseorang yang sangat di tunggu kabarnya.

"Al..." ucap Anin

"Apa penantianku sia-sia?" Tanya Anin entah pada siapa

Air mata Anin kembali terjatuh untuk kesekian kalinya. Rasa rindu, cemas serta marah bercampur Aduk karna belakangan ini Al-nya tidak memberi kabar padanya, jangankan memberi kabar membaca pesan darinya saja tidak.

Anin memegang cincin itu "aku merindukanmu, Al." ucap Anin lagi

"Jangan buat Penantianku ini sia-sia, Al. Aku tidak sanggup jika menerima kenyataan itu"

Anin menghapus air matanya lalu beranjak dari depan cermin.

"Telat" gumam Anin lalu keluar dari kamarnya.

***

Bersambung...

Jangan Lupa Vote dan Coment. 😊😊😊

Next?

Byebye👋👋👋

Senin : 21.mei.2018

Arka-Anin (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang