Malam pun berganti pagi. Anin saat ini sudah siap untuk pergi ke kampusnya pagi ini. Beda dengan Anin yang sudah siap di pagi ini, Arka terlihat masih terlelap di pagi ini tidak seperti pagi-pagi seperti biasanya yang selalu bangun pagi.
Melihat wajah lelah Arka, Anin hanya membiarkan saja ia memilih keluar dari kamar mereka menuju dapur. Tapi sebelumnya ia sudah menyiapkan pakaian yang akan Arka pakai nantinya.
"Pagi, Bun." Sapa Anin pada Nafiza yang terlihat sedang menatap makanan di meja makan.
"Pagi, Juga Nin. Arka belum bangun?" tanya Nafiza.
"Iya, Bun. kayaknya Al capek semalam kan, pulang larut." Jawab Anin lalu membantu Nafiza menata makanan di meja makan.
Nafiza mengangguk, "Bunda, apa Al nggak apa-apa kalau nggak masuk kerja hari ini? Anin kasihan liat Al yang capek begitu takutnya nanti sakit lagi."
"Nggak apapa, Nin. tapi Arka bukan orang yang suka bolos dalam hal bekerja cuman dengan alasan capek." ucap Nafiza.
"Oh, begitu." Gumam Anin.
"Pagi Bunda, pagi Kak Anin." Sapaan dari suara cempreng dari Azril membuat kedua wanita yang sibuk dengan pekerjaan mereka terkejut. keduanya mengelus dada mereka karna suara tersebut.
"Pagi juga, Azril." Balas Nafiza dan Anin setelah selesai dari keterjutan mereka.
Azril tersenyum mansi menatap Anin dan Nafiza, tanpa merasa bersalah si bungsu dari keluarga Athala Baskara itu mengambil tempat duduk yang ada lalu menatap berbagai jenis makanan yang akan ia santap nantinya.
"Bunda, nanti Azril siapin bekal ya."
"Iya."
"Bunda Anin mau ke atas dulu. mau bangunin Arka." Ucap Anin pada Nafiza. Setelah itu ia beranjak pergi kembali ke dalam kamar Arka yang sudah menjadi kamarnya juga.
Saat sampai di kamar Anin tidak mendapati Arka di atas tempat tidur, "Kamar mandi, mungkin?" gumam Anin.
Anin kembali keluar dari kamar dan kembali ke ruangan makan yang sudah ada adik-adik Arka serta Ayah Azka.
"Arka, di mana Nin?"
"Mandi, Ayah." jawab Anin menatap jam tangannya, "Astaga telat." sambungnya pelan.
"Ayah, Bunda. Anin berangkat duluan ya. Anin sudah telat." ucapnya lalu mencium tangan Azka dan Nafiza.
"Loh, kamu nggak sarapan dulu. Arka juga belum turun."
"Nggak Bun. Anin makan di kantin aja. Sudah telat banget. Pagi ini Anin harus bertemu dengan dosen." ucap Anin lalu berlari keluar rumah
"Tapi, Arka be..." Nafiza menarik napasnya melihat Anin yang sudah tidak ada di depannya. Soal lari Anin paling cepat kalau dalam hal itu, buktinya belum selesai wanita itu berucap Anin sudah tidak ada di depannya.
"Bunda sudah boleh makan?" pertanyaan dari Azril membuat Nafiza menatap putranya itu.
"Sudah, ayo makan." Ajaknya dan acara sarapan pagi di mulai tanpa Anin.
Arka? pria itu baru turun dari lantai satu dan mendapati keluarganya sudah mulai sarapan, "El, mana Bun?" tanyanya saat tidak mendapati keberadaan Anin.
"Sudah berangkat. katanya sudah telat." jawab Nafiza.
"Ayo, kamu sarapan Arka." Tambah Nafiza tidak menyadari kalau raut wajah putrnya itu berubah kecewa.
Kecewa karna Istrinya pergi tanpa pamit padanya lebih lagi tidak sarapan bersama keluraganya.
Arka menarik napas pelan lalu duduk dan mulai makan makanan yang ada di meja makan meski tidak berselerah karna istrinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/148104749-288-k6890.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka-Anin (Proses Revisi)
Ficção Adolescente#Cerita ke-2 Anin. Tentang Arka & Anin. Hubungan keduanya selalu baik-baik saja. Akan tetapi, selalu saja ada orang-orang yang membuat hubungan keduanya goyah. Mantan Anin yang masih suka mengejar Anin, dan wanita yang selalu bersama Arka. Akank...