Selamat membaca
Pukul satu siang, Jam kuliah Anin sudah selesai saat ini. Arka sudah menjemput gadisnya itu tepat di parkiran. Keberadaan pria itu menjadi pusat perhatian bagi mahasisiwi yang lewat di depannya.
Ada yang curi-curi pandang, ada yang menatap langsung tapi tidak berani mendekat ada juga yang langsung berani mendekati secara langsung. Untuk yang hanya mencuri pandang dan yang tidak mendekat mereka cukup tahu siapa si pria yang berdiri dengan gaya Cool-nya itu. Mereka cukup menatap diam di tempat karna pria itu punya gadis yang terkenal urakkan di kampus siapa lagi kalau SHAKIEL ANINDYA A sudah beberapa kali mereka melihat pria itu bersama Anin. Jadi mereka mundur teratur saja dari pada harus bermasalah dengan Anin, kan? tapi untuk yang mendekati secara langsung seperti Zizi. Ingat Zizikan yang membully Aisyah. Nah gadis itu sekarang ini mendekati Arka secara langsung. Entah dia tahu atau pura-pura tidak tahu tentang Arka yang milik Anin. Intinya gadis itu mencari masalah dengan Anin.
"Hai." Sapa Zizi pada Arka membuat Arka yang sibuk dengan ponsel menatapnya.
Arka menatap Zizi dengan wajah penuh tanda tanya, Ia tidak kenal gadis yang ada di hadapannya. Tapi ia tahu gadis ini ada masalah dengan Anin dan kawan-kawannya dan mungkin bukan dengan mereka juga tapi dengan Om-nya, si pemilik Kampus siapa lagi kalau bukan Papinya Devan--Reyhan Rei Ferdinan dan mungkin sekalian dengan keluarga Athala karna menganggu menatantu pertaman keluarga besar itu.
"Kenalkan, Aku Zizi. Kalau kamu siapa?" tanya Zizi dengan wajah manisnya itu. Gadis iu mengulurkan tangannya di depan Arka berharap pria itu membalasnya tapi...
"Aku manusia." Jawab Arka tanpa menerima tangan Zizi di depannya. Pria itu kembali fokus dengan ponselnya mengabaikan Zizi yang terlihat kesal tapi dominan ke rasa malu karena dirinya menjadi pusat perhatian dari yang lain.
Zizi menarik tangannya yang tak di balas oleh Arka, "Emmm... Aku tahu kamu manusia. tapi.. aku tanya nama kamu. nama kamu siapa?" Lanjut Zizi mencoba mengambil perhatian Arka.
Arka berdecak kesal lalu menatap Zizi dengan wajah datarnya serta tatapan tajamnya.
"Eh.. iya. Aku ingat kamu... Kamu Al ya?" Tanya Zizi mencoba mengabaikan ekspresi serta tatapan tajam Arka.
"Jangan menyebutku dengan nama itu, Kamu bukan orang yang berhak memanggilku dengan nama itu." ucapan Arka semakin membuat Zizi malu. Gadis itu menunduk mencoba mengabaikan orang-orang yang mulai berbisik tentangnya.
"Al!" Suara familiar itu terdengar memanggil Arka, membuat Arka menatap pemilik suara tersebut.
Ekspresi datar dan tatapan tajam yang di layangkan pada Zizi kini berganti dengan ekspresi bahagia dan tatapan lembut saat menatap Anin.
"Sudah aku bilang, jangan lari-lari. kamu ini." Omel Arka seraya menyentil dahi Anin membuat gadis itu kesakitan.
Menegur Anin yang suka lari-lari saat akan menghampirinya sudah biasa Arka lakukan, selain Anin ia juga sering menegur adik perempuannya serta adik bungsunya itu. Kalau bertemu Arka dan saat jarak mereka lumayan jauh mereka akan berlari menghampiri Arka seolah-olah Arka akan hilang kalau mereka tidak cepat menghampirinya.
"Kita langsung pulang?" tanya Anin seraya mengelus dahinya yang kena sentilan dari Arka.
"Sakit ya?" tanya Arka dengan tangan yang terulur mengusap dahi Anin.
"Nggak." Jawab Anin.
"Kita makan dulu, ya. Aku lapar." Ucap Arka.
"Loh... bukannya tadi udah makan bareng yang lain, ya?"
"Iya makan tapi cuman sedikit."
Anin mengangguk mengerti. Pria di hadapan ini tidak akan bisa makan dengan baik jika bukan Bunda, atau Arka yang masak sendiri makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka-Anin (Proses Revisi)
Novela Juvenil#Cerita ke-2 Anin. Tentang Arka & Anin. Hubungan keduanya selalu baik-baik saja. Akan tetapi, selalu saja ada orang-orang yang membuat hubungan keduanya goyah. Mantan Anin yang masih suka mengejar Anin, dan wanita yang selalu bersama Arka. Akank...