Part. 20

42.9K 2.8K 121
                                    

Selamat membaca

Alvaro dan Alvira Hanya bisa terdiam di kantin yang ada di kampus mereka sama sama memikirkan ucapan ayah mereka tadi pagi.

Ayah mereka yang berniat memindahkan Alvira tinggal di Keluarga Baskara, keluarga dari Bunda mereka. hal itu sangat tidak di sukai Oleh mereka terutama Alvira.

Keluarga dari Bundanya itu, banyak yang tidak menyukai Alvira, terutama para sepupu keduanya.

Mereka sangat tidak suka dengan Alvira karna terlalu di manja oleh dua keluarga Besar. entah apa yang akan terjadi di sana jika Alvira akan tinggal bersama mereka.

"Gimana Vir?" Tanya Alvaro.

"Nggak Tahu Kak Var." Jawab Alvira.

Sudah satu minggu berlalu semenjak kejadian yang ia lakukan pada Anin. Dan tadi pagi Ayahnya berbicara tentang dirinya yang akan pindah ke keluarga Baskara.

Alvira menghembuskan nafanya, ia menatap sekelilingnya dan matanya terpaku pada meja yang berada dekat pintu masuk kantin. Meja yang berisikan Anin dan ketiga sahabatanya mereka akan beranjak pergi.

"Vir, aku pergi dulu. Kamu jangan dekat dekat sama Fatan, Nanti semakin rumit lagi." Ucap Alvaro sambil beranjak dari duduknya.

Alvira hanya mengangguk, ia juga tidak ada niatan untuk dekat lagi bersama Fatan, hatinya sudah sakit karna Ulah Fatan, dan bertambah sakit karna Sudah di acuhkan oleh Abangnya.

"Jadi lamaran Arka waktu itu di batalkan?"

Alvira tersentak ketika mendengar suara Devan yang menyebut Nama Abangnya. ia  menatap ke arah depan mejanya di mana Devan bersama Liven dan Reza duduk.

"Kenapa di batalkan?"

"Apa karna Vira?"

Kembali terdengar suara Devan yang kali ini menyebut Namanya.

"Iya, sebenarnya bang Adit sudah tidak mau menerima Arka sebagai calon dari Anin. kamu tahu sendiri bagaimana sifat bang Adit. beruntung Ayahku mau memberinya pengertian agar bisa memaafkan kesalahan Adik Arka."

"Terus acara lamarannya Gimana?"

"Kurang tahu, tapi katanya dalam waktu dekat ini."

Alvira hanya terdiam mendengar ucapan Devan serta Liven, ia tak tahu ucapannya berakibat fatal untuk Abangnya. pantas saja seminggu ini abangbya hanya diam dan tak membelanya ketika ayahnya memutuskan untuk mengirimnya ke keluarga Bundanya.

.
.
.

"Kak Anin." Panggil Alvaro dari arah belakang Anin ketika melihat Anin.

Anin yang sedang berjalan bersama tiga sahabatnya membalikkan badannya lalu menatap Alvaro dengan dahi menyerit, karna tak biasanya Alvaro memanggilnya.

"Mbak Ani__"

TAK

Anin menjitak kepala Alvaro ketika memanggilnya dengan sebutan mbak.

"Sakit Kak." Keluh Alvaro.

"Lo sih.. nyebelin, ngapain juga lo manggil gue mbak? Emang gue mbak lo?"dumel Anin.

Arka-Anin (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang