Part. 42

39K 3K 320
                                    

Selamat membaca

Arka tersenyun melihat Anin yang begitu lahap menikmati makanan yang di sediahkan oleh Ibu Panti. Tadi ketika ingin pamit pergi, tiba tiba Anin meminta Ibu Panti membuat masakkan kesukaannya sewaktu dulu, dan Dengan senang hati Ibu Panti tersebut membuatkan makan tersebut.

"Enak?" Tanya Arka sambil mengelus rambut Anin.

Anin mendonggak menatap Arka, ia mengangguk sebagai jawaban  pertanyaan Arka.

"Kamu. Nggak Makan, Al?" Tanya Anin.

"Nggak. Kamu aja." Ucap Arka.

Tangan Arka mengelus sisa makanan yang tertempel di sudut bibir Anin membuat Anin memerah. meski Arka sering melakukan hal tersebut, tapi Anin selalu memerah ketika Arka melakukannya bukan hanya membersikan sisa makanan di sudut bibirnya saja membuat ia memerah, melainkan, ketika Arka mengecup, memeluk, mengusap dan memperhatikannya serta mengucapkan kata sayang padanya. Hal hal kecil tapi bisa membuatnya memerah dengan Jantung yang berdetak lebih dari biasanya.

"Habis ini kita langsung pulang Ke Rumah Ayah?" Tanya Anin.

"Iya. besok aku ada rapat di kantor." Jawab Arka

Anin mengangguk lalu melanjutkan makannya yang sempat terhenti karna aksi Arka tadi.

"Oh iya. Mulai besok dan seterusnya, kamu nggak usah masuk kampus dulu." Ucap Arka

Anin menatap Arka "kenapa?"

"Aku udah buat surat cuti Kuliahmu dan sudah di terima yang bersangkutan." Ucap Arka.

"Nggak pake protes dan bantahan." tegas Arka.

Anin menghembuskan nafas kesal karna Arka yang seenaknya membuat surat cuti kuliahnya.

"Aku melakukan semuanya demi kebaikan kalian." Ucap Arka sambil mengelus rambut Anin yang terkuncir satu.

.
.
.

Anin menghembuskan nafasnya, bosan. Satu kata yang kini di rasakan oleh Anin.

Arka tidak main main dengan ucapannya kemarin. Tentang Cuti dari Perkuliahannya. ingin protes tapi tak ada gunanya karna Arka tidak mau mendengarkannya. Anin kembali menghembuskan nafasnya, ia mengusap perutnya,

"Ayah kalian buat Bunda kesal." Ucap Anin.

Anin bediri dari duduknya lalu menatap jam dinding menunjukkan pukul 11:00 "nggak tahu mau ngapain." Ucap Anin.

"Mending gue samperin di kantor." Gumam Anin.

Anin tersenyum, ia melangkah ke kamar mandi untuk bersiap siap pergi ke kantor milik Arka. Setelah beberapa menit di kamar mandi, Anin keluar menuju lantai satu.

"Bun." Panggil Anin pada Nafiza yabg sedang duduk memangku sebuah majala.

"Kenapa?" Tanya Nafiza sambil tersenyum menatap Anin. "Apa Anin butuh sesuatu?" Sambungnya.

Anin menggelengkan kepalanya "tidak Bun. Anin pengen pergi ke kantor Al."

Nafiza mengangguk "kamu sekalian bawa makanan untuk Arka." Ucap Nafiza.

Nafiza beranjak dari tempatnya lalu berjalan menuju dapur, di ikuti oleh Anin. Tadi Nafiza meminta Pelayan menyiapkan makanan yang sudah ia buat tadi, untuk di bawa ke kantor Arka.

"Nih. Kamu pergi sama supir ya." Ucap Nafiza sambil memberikan rantang berisikan makanan untuk Arka.

Anin mengambil rantang tersebut, lalu mengangguk, setelah mencium pungung tangan Nafiza, Anin berjalan keluar dari Rumah.

Arka-Anin (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang