Part. 45

46.2K 3.1K 118
                                    

Sebelumnya, untuk kalian. para readers(?) bacanya dengan baik ya, dan kalau boleh ingat setiap alur yang ada di cerita.

Ada yang bingung soal kenapa Rania muncum lagi, ada yang bilang nggak konsisten(?) alurnya, hanya karna Rania muncul lagi padahal Rania tahu kalau AninArka sudah punya status hubungan tunangan.

coba baca ulang part 30an... di situ ada jawabannya, kenapa Rania masih muncul di part 44. :)

Selamat membaca

Tidur Arka sedikit terusik saat merasakan tangan kecil yang membuka kemeja yang di pakainya. Arka bergerak pelan mencari posisi nyamannya, tanpa mencari tahu pemlik tangan kecil itu.

Siapa lagi, kalau bukan Anin. Istri kesayangannya yang sekarang mulai menempelkan dahinya di dadanya yang sudah tidak terbalut oleh kemejanya, karna kancinya sudah lepas akibat tangan kecil Anin. Arka tidak heran atau risi dengan kelakuan Anin.

"Kangen..." Terdengar suara lirihan Anin, membuat Arka membuka matanya,

"Aku juga." Arka mengecup dahi Anin lama, satu tangannya terulur mengusap rambut milik Anin sedangkan yang satunya memeluk perut Anin.

Anin tersenyum senang di dada Arka, ini yang di rindukan belakangan ini, ia rindu usapan dan pelukkan dari Arka. Jangan lupa kecupan yang selalu Arka berikan padanya setiap saat.

"Sudah, selesai sama selingkuhannya?" Tanya Anin tak menyadari kalau ucapannya membuat tangan Arka yang berada di perutnya terkepal kuat.

"Jangan mulai, El..." Lirih Arka.

Anin mendonggak dan menatap Arka yang kini menunduk menatapnya penuh dengan kerinduan serta marah.

"Maaf." Ucap Anin.

Anin memeluk Arka dengan erat, "jangan minta maaf, karna akulah yang seharusnya minta maaf."

Arka mengecup kening Anin, "Aku membentakmu." Arka mengecup kedua mata Anin.

"Membuat mu menangis, Dan tidak menemuimu beberapa hari ini." Arka mengecup bibir Anin lama, setelah itu melepaskan kecupannya dan menatap wajah Anin yang sudah memerah.

"Menggemeaskan" batin Arka.

"Oh, iya, Aku dengar ada Ibu hamil, yang tidak mau makan dan tidak bisa tidur karna suaminya tidak ada di sampingnya." Ucap Arka dengan nada menggoda membuat Anin semakin memerah.

Anin menyembunyikan wajahnya di dada Arka.

"Makan ya?" Pinta Arka sambil mengusap rambut Anin.

"Iya. tapi, Aku ingin makan nasi goreng yang ada di cafe dekat kampus, tapi Nasi gorengnya kamu buat." Ucap Anin.

"Kenapa harus kesana? Kalau mau makan buatanku?" Tanya Arka heran.

"nggak tahu, Al." ucap Anin.

"Mungkin ini permintaan babynya." tambah Anin lagi mengelus perutnya.

"Baiklah. kalau itu permintaan mereka dengan senang hati aku akan menurutinya." Ucap Arka.

"Jadi? Kamu hanya akan menuruti permintaan mereka?" Tanya Anin.

"Iya."

Jawaban singkat dari Arka membuat Anin kesal "jadi lebih sayang baby dari pada bundanya?" Tanya Anin.

"Tidak, aku sayang baby dan bundanya."

"Aku menyayaangimu, El. Kamu dan mereka bagian dari hidupku."

Arka terkekeh kecil mendengar jawabannya sendiri, sedangkan Anin sudah memerah.

"Bunda mau di cium lagi?" Goda Arka.

Arka-Anin (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang