Part. 26

39.1K 2.7K 88
                                    

Selamat membaca

"To..lo..ng.. Le.pa..s..kan"

Anin menghentikan langkah kakinya ketika mendengar suara yang sudah ia kenal beberapa hari ini. pemilik suara itu adalah Adelia, siapa lagi seorang gadis yang selalu berucap gagap ketika gadis itu merasa takut.

Duduk bersebelahan dan menjadi teman partner tugas dengan Adelia sudah membuat Anin cukup mengenali Adelia. ia akan gugup ketika merasa takut dan merasa kurang nyaman bersama seseorang yang mendekatinya.

Anin menatap sekelilingnya mencari keberadaan Adelia. mata Anin terkunci di sebuah koridor yang berlorong yang berada di sebelahnya. terlihat Adelia yang sedang di seret oleh Liven. Mereka sedang berjalan mengarah di tempat di mana Anin berdiri.

"Ven, Lo apain Anak orang?" Tanya Anin ketika Liven berada di depannya.

"Kasihan tangan Adel, Ven." Ucap Anin sambil menatap tangan Liven yang memegang pergelangan tangan Adelia.

Adel menatap Anin sekilas lalu menundukkan kepalanya, ia takut pada Anin, karna mendapati dirinya bersama Liven.

Adelia tahu Anin sangat dekat dengan Liven, datang dan pergi ke kampus selalu bersama sama membuat Adelia mengira keduanya sepasang kekasih.

Siapa yang tidak akan berfikir seperti Adelia? Melihat sepasang manusia yang selalu bersama dan bergandengan tangan di depan umum, akan membuat orang yang melihat mereka, mengira mereka pacaran.

Sebelumnya Adelia sama seperti yang lainnya mengirah Anin pacar Devan, tapi karna melihat beberapa hari ini Devan selalu bersama salah satu sahabat Anin yang selalu memakai jilbab membuat Adelia berfikir mereka bukan kekasih sedangkan dengan Seorang Mahasiswa bernama Reza Andjaya, salah satu pria yang dekat dengan Anin juga, Adelia tahu Reza dan Anin tidak ada hubungan spesial karna Reza punya kekasih bernama Adinda.

Jadi Di antara Liven, Devan dan Reza.
tiga pria yang dekat dengan Anin, Adelia yakin! Liven pacar Anin dan hal itu membuat Adelia takut.

Takut jika Anin bertengkar dengan Liven karnanya dan membuat Anin membencinya, karna jujur ia cukup nyaman bersama Anin, karnaa hanya Anin yang mau menjadi teman dalam kelas. dan Anin tidak pernah menatapnya rendah seperti yang di lakukan oleh Yang lainnya terhadap dirinya.

Liven melepaskan tangannya dari Adelia yang memerah, "maaf" gumam Liven.

Adel yang mendengar gumaman Liven menatap Liven yang kini memengunginya.

"Nin, Arka bilang kamu belum sarapan, ayo sekarang ke kantin." Ajak Liven sambil menggandeng lengan Anin dan membawa Anin pergi meninggalkan Adelia yang terdiam menatap kepergia keduanya.

Adel memegang dadanya yang terasa sesak ketika melihat Liven yang mengabaikannya, padahal sebelumnya Liven tadi memaksannya mengikutinya dan sekarang ia di tinggalkan oleh Liven.

Adel tidak tahu apa maksud Liven yang selalu mengekorinya beberapa hari lalu. tepatnya semenjak pertemuan di perpustakaan waktu itu, setelah itu Liven tiba tiba memaksanya menjadi kekasihnya, padahal Adelia tidak mau. Karna tidak ingin menjadi perusak hubungan Anin dan Liven.

Tapi tak bisa di pungkiri, Adelia mulai jatuh pada pesona Liven, kalau boleh jujur sudah lama Adelia menyukai Liven memperhatikan Liven dari jauh dan perasaan itu jauh sebelum mereka bertemu di Perpustakaan.

"Sadar Del, kamu tidak pantas untuknya." Gumam Adel ketika mengingat dirinya yang tak pantas bersama seorang Liven Kenzie Andjaya yang tak lain kekasih Shakiela Anindiya A.

"Anin itu lebih dari kamu Del, jangan menjadi perusak hubungan orang." Ucap Adekia lagi.

Adelia berbalik lalu melangkahkan kakinya menuju kelasnya.

Arka-Anin (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang