Cerita ini hanya fiksi belaka,
hanya karangan yang tercipta dari hayalan tinggi yang mengada-ngada. Harap bagi pembaca dapat mengerti dan memaklumi. Dan cerita ini hanya untuk manusia yang sudah seharusnya memiliki KTP.
...Jun berusaha menyesuaikan mata dan telinganya saat memasuki club yang belum pernah ia masuki selama hidupnya.
Matanya berkelana, mejelajah setiap sudut ruangan. "tidak jauh beda dengan diTV dan internet" gumamnya antusias.
Sejak SMP dia penasaran dengan club malam, bagaimana bentuknya, apa saja yang ada didalamnya, dan tak disangka sekarang rasa penasaranya terbayar. Sungguh hari ini merupakan salah satu hari bersejarah baginya.
Matanya melihat lautan manusia yang berjoget-joget mengikuti irama dentuman musik yang sangat keras yang bisa kapan saja merusak gendang telinga mereka, dia juga melihat beberapa manusia bercumbu tanpa sungkan, melihat deretan minuman keras yang belum pernah ia cicipi dibar, dan melihat pria-pria hidung belang berhilir mudik mengoda wanita.
Jun mengekori Pria yang menariknya masuk, lenganya masih saja di tarik oleh pria itu tanpa Jun sadari. Hingga Pria itu melepaskan gengamannya dan duduk di salah satu kursi di bar.
Jun ikut duduk tepat di kursi sebelah pria itu. Seorang bartender menghampiri mereka, memberikan dua gelas minuman yang Jun tak tau namanya. Jun mengeser gelas itu ke arah pria itu dan memesan segelas coke.
Lama waktu berlalu, tanpa Jun sadari dia hanya duduk dikursi bar dengan segelas coke yang baru ia teguk sekali, diam dan mengamati sekeliling dengan mata berbinar. Jun mendadak lupa dengan tujuan utamanya, rasa penasanya membeludak begitu besar minta untuk dipuaskan.
Dan pria yang menariknya masuk kedalam neraka yang dianggap menyenangkan ini bagi banyak orang, hanya diam dan menunduk, menatap gelas yang sudah berulangkali diisi oleh bartender.
Zefa sibuk dengan pikirannya, dia lelah dengan kehidupannya yang membosankan yang tidak jauh dari kata harta, tahta, dan wanita. Dia benar-benar menginginkan hal baru. Mungkin kebahagiaan atau kedamaian yang sulit dia dapatkan dikehidupanya. Aneh bukan 3 hal yang merupakan surga bagi pria malah menjadi sumber musibah baginya.
Zefa melirik sedikit kearah bocah polos yang ia tarik masuk ke dunia gelap ini, pada dasarnya bocah itu yang ingin masuk tapi tidak bisa, dan dia membantunya. Tapi tetap saja itu bukan tindakan baik bagi orang dewasa membantu bocah menjadi nakal.
Zefa tersenyum kecil melihat bocah itu malah melihat club dengan wajah berseri-seri. Bocah itu hanya duduk diam dan mengamati, bukan berjoget ria dengan liar atau minum minuman keras. Bocah itu melihat club seperti melihat museum, dia mengamati dengan teliti seakan mencatatnya dimemory, menggantikan buku note yang biasanya digunakan untuk mencatat hal penting peningalan sejarah. Zefa tak habis fikir, kenapa bocah polos dihadapanya, mau masuk kedunia gelap seperti ini.
"Hai Cantik"
Sebuah sapaan dengan nada genit tertangkap oleh pendengaran Zefa. Zefa sudah memprediksi hal ini pasti terjadi, dan Zefa yakin bocah ini juga tau apa resiko yang ia dapatkan setelah masuk ke dunia malam seperti ini, sendirian, dengan wajah polos, dan pakaian yang mengundang pula.
Zefa membuang pandanganya kearah lain, tidak mau berurusan dengan masalah orang lain.
Tubuh Jun menegang saat tiga pria datang menghampirinya dan menyapanya dengan gelagat mencurigakan.
Jun hanya memberi senyum tipisnya dan diam. Apa yang harus di lakukan dalam situasi seperti ini? Dia lupa mempelajari hal ini sebelum mengambil keputusan.
"Berseng-senang bareng kita yuk" Salah satu dari antara mereka yang bertubuh paling kecil mencolek dagu Jun genit.
Bulu kuduk Jun seketika berdiri, rasa takut menyelimutinya. Jun berusaha memberi senyuman tipis dan bersikap sopan dengan hanya diam. Tiga lawan satu, apa jadinya dia kalau melawan atau bertindak anarkis.
"gimana kalau kita teraktir minum aja" kali ini pria berbadan kekar menyodorkannya segelas minuman yang tak Jun ketahui apa isinya.
Jun menggeleng kecil. "nggak, makasih" ucapnya sedikit bergetar.
Ke tiga pria itu saling tatap dan tertawa terbahak. Jun tidak tau dimana letak kelucuan dari jawabannya, tapi suara tawa mereka berhasil membuat tubuh Jun semakin kaku, menegang.
Pria yang terlihat paling elegan diantara ketiganya menatapnya merendahkan "duh jangan sok jual mahal gitu deh, berapa sih..."
Zefa tak tahan dengan omong kosong dari ketiga lalat sialan yang mengganggu ketenanganya. Dengan cepat Zefa berdiri dan merangkul tubuh mungil Jun , "dia dateng sama gue" Zefa meraih gelas minuman yang disodorkan pria bertubuh kekar itu dan langsung meneguknya. "Jangan ganggu dia" ucapnya penuh menekanan dan dingin, lalu dia membanting gelasnya kelantai hingga pecah berantakan.
Tiga pria itu seketika menunduk, menyembunyikan wajah mereka agak tidak terlalu mencolok. Yang mereka harapkan sekarang, Zefa tidak mengenali atau mengingat wajah mereka. Karena kalau itu terjadi, hidup mereka akan hancur seketika.
Zefa mengibaskan tanganya, mengusir. Yang langsung membuat ketiga pria itu pergi meninggalkan club. Beruntung mereka Zefa tidak memperpanjang masalah ini.
Tiba-tiba saja hawa panas menyelimuti tubuh Zefa, membuatnya merasakan gejolak aneh dalam dirinya, yang dia yakini ini terjadi karena minuman dari tiga lalat sialan itu.
Jun tak memerhatikan perubahan yang terjadi pada Zefa, dia tak tau apa yang sedang dilawan oleh Zefa didalam dirinya.
Jun hanya sibuk bersyukur, jika tidak ada pria menyebalkan ini, pasti hal terburuk yang pernah ia bayangkan terjadi padanya.
Jun mendongak menatap wajah pria itu yang entah mengapa berubah menjadi kemerahan. "maka..." ucapan terimakasih yang ingin keluar dari bibirnya terhenti.
Zefa membekap bibir Jun dengan bibirnya. Zefa sudah tak bisa menahan efek obat yang dimasukan oleh tiga lalat itu pada minuman tadi. Yang dia lakukan hanya menyalurkannya dan Jun hanya mengikutinya tanpa penolakan.
#
Claudy hanya dapat menatap sahabatnya dengan tatapan tak percaya. Cerita yang baru ia dengar tak pernah terpikirkan olehnya akan terjadi pada sahabat satu-satunya itu.
Claudy tau Jun punya rencana gila diluar nalar sejak ia bertemu dengan Jun. Jun memang lah orang yang terbuka pada siapa saja, jika ia merasa nyaman.
Dan yang Claudy sadari dari cerita ini bukan Jun yang menjalankan misinya dengan sengaja, tapi ini terjadi begitu saja. Sepertinya takdir ikut bermain peran.
Claudy pertama kali bertemu Jun saat acara penerimaan mahasiswa baru di kampus mereka. Saat itu seorang kakak senior menanyakan apa cita-cita mereka. Claudy inget banget cita-cita nyeleneh Jun yang berhasil membuat mahasiswa lain tertawa dan bertepuk tangan, Jun ingin menjadi seorang ibu, dia ingin punya anak.
Sungguh mulia cita-citanya saat pertama kali Claudy mendengarnya. Tapi saat Jun bertanya cara mewujudkan cita-citanya pada Claudy, Claudy hanya mengira Jun bergurau.
"serius deh gue pengen punya anak, tapi gimana caranya gue punya anak tanpa perlu suami ?" ucap Jun saat itu.
Cukup lama Claudy berfikir itu hanya gurauan, hingga mereka wisuda dan mendapat pekerjaan, Jun sangat berambisi untuk sukses dengan mengatakan agar anaknya kelak bisa menikmati jerih payahnya dan agar dia bisa membiayai anaknya hingga sukses tanpa lelaki yang harus diandalkan.
Saat itu, saat mereka berumur 24 tahun, Claudy sadar Jun tak main-main dengan perkataannya waktu itu.
Dan saat umur 26 tahun Jun berhasil membangun perusahaannya sendiri dibidang fashion dan menjadikan perusahaannya terkenal. Dan dia pun mulai membangun misi aneh dan gila untuk mewujudkan mimpinya.
Mencari bibit unggul dari pria tampan, lalu menidurinya, untuk membuatnya melahirkan anak yang cakep. Tanpa Cinta tentunya.
Dan itu terjadi hari ini.
Sungguh Claudy tak menyangka sahabatnya nekat menjalankan misinya, dan bisa di bilang rencananya berjalan lancar, tapi bagaimana dengan hasilnya?
Claudy hanya bisa memeluk tubuh Jun yang gemetaran. Dia tidak bisa memeberi saran, kata-kata penghiburan, bahkan untuk berbicara saja dia tak mampu.
Jun akhirnya runtuh dan memangis dipelukan sahabatnya. Dan mereka pun akhirnya menangis bersama sambil berpelukan.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Out of Love
RomanceJun ingin menjadi seorang ibu, dia sangat ingin memiliki seorang anak yang lucu dan mengemaskan yang akan menjadi tujuan dari kehidupanya. Namun pemikiran salah yang selalu ia pikirkan adalah, bagaimana cara memiliki anak tanpa memiliki suami. Jadi...