Cerita ini hanya fiksi belaka,
hanya karangan yang tercipta dari hayalan tinggi yang mengada-ngada. Harap bagi pembaca dapat mengerti dan memaklumi. Dan cerita ini hanya untuk manusia yang sudah seharusnya memiliki KTP.
...Jun masih terdiam didalam mobilnya walau dia sudah sampai besmen arpatemennya. Dia sibuk memikirkan kejadian yang baru saja terjadi, tabrakan yang tidak disengaja itu, pertemuan tak terduga itu. Kenapa harus terjadi?
Jun menerka-nerka apakah pria itu mengenalinya atau tidak.
Namun dengan cepat dia menggeleng. "Tentu itu tidak mungkin, pria sombong dan belagu itu dengan tampangnya yang tidak biasa yang sepertinya juga bukan orang dari kalangan biasa juga, dan tentu saja pria itu pasti dikeliling wanita-wanita modis berbody aduhai . Sungguh tidak mungkin orang seperti itu mengingat ku" gumamnya.
"Ya, tidak mungkin. Apalagi aku meninggalkannya begitu saja dalam kondisi mabuk pula. Mustahil pria itu mengingat ku. Dan jika pria itu tidak mengingat ku berarti aku juga tidak perlu mengingatnya, berarti aku juga tidak akan bertemu lagi dengan pria itu. Kalaupun bertemu pura-pura saja tidak pernah ada kejadian apa-apa" teguhnya dalam hati.
Jun menghela nafas berat "Apa sekarang aku bisa bernafas lega?"
Tok...tok...tok...
Sebuah ketokkan di kaca jendela mobil, membuat Jun tersadar dari lamunan panjangnya. Jun segera menoleh kekaca, dan diluar sana seseorang tersenyum kerahnya, seseorang yang belakangan ini tidak bertemu dengannya. Penghuni kamar disebelah kamarnya yang selalu membantunya dalam segala hal, mengingat mereka sudah bertetangga cukup lama.
"Bagas" cowok berwajah asia dengan mata segaris namun ganteng dengan hidung mancung yang menghiasi wajahnya. Yang Jun tau namanya hanya Bagas dan yang Jun tau dia adalah seorang Petinju yang sudah memenangkan beberapa kejuaraan, terlihat dari banyak luka dikulit putihnya dan otot-otot yang menonjol pada tubuhnya.
Jun segera menurunkan kaca jendelanya sembari tersenyum. "tunggu bentar" Dan dia pun mulai memasukan kabel USB, ponselnya dan berbagai pernak-penik yang berceceran di bangku sebelahnya kedalam tas ransel kesayangannya.
Bagas membuka pintu bagasi mobil Jun tanpa pamit dan mengambil tumpukan kertas dari sana. Sudah menjadi rutinitasnya melakukan hal itu setiap Jun pulang kerja.
Sebuah jas menarik perhatiaan Bagas, ia segera meraihnya dan memerhatikannya secara mendetail. Dilihat dari sudut manapun sudah pasti jas itu bukan milik Jun, apalagi orang tua Jun, dan Jun juga tidak memiliki kakak laki-laki. Jadi jas siapa ini?
"Hai brother" Jun menepuk pundak Bagas membuat lelaki itu kaget dan buru-buru menjauhkan jas itu dari gapaiannya.
Bagas segera menutup bagasi dengan berkas-berkas yang sudah ditanganya lalu berbalik badan. "makin banyak aja nih kertas buat gorengan" ucap nya dengan wajah jenaka.
Bibir Jun mencebik lucu. "lelah hayati, Brother. Cuti malah menambah beban"
"oh kamu cuti? Asik banget nih, pergi liburan kemana?"
"Bukan liburan, tapi kabur. Percuma aja sih, ternyata gak ngefek apa-apa"
Melihat pandangan kosong Jun yang menatap luruh, Bagas tau Jun sedang ada masalah besar. Bagas segera merangkul tubuh mungil Jun dan membawanga keluar dari besmen. "Yaudah ayo kita simpan dulu kerta-kertas gorengan ini, terus kita makan eskrim sambil maraton movie"
Jun tersenyum lebar lalu menyandarkan tubuhnya pada rangkulan Bagas dan mereka pun berjalan menuju lift dengan rangkulan nyaman Bagas pada pundaknya.
Bagas tiba-tiba menghentikam langkahnya. "Sebelum itu" Bagas memutar tubuh Jun agar menatapnya. "kenapa dengan si ucull?"
"ucull?"
Dan mereka pun serempak menatap bemper depan mobil Jun yang mengenaskan.
#

KAMU SEDANG MEMBACA
Not Out of Love
RomanceJun ingin menjadi seorang ibu, dia sangat ingin memiliki seorang anak yang lucu dan mengemaskan yang akan menjadi tujuan dari kehidupanya. Namun pemikiran salah yang selalu ia pikirkan adalah, bagaimana cara memiliki anak tanpa memiliki suami. Jadi...