Cerita ini hanya fiksi belaka,
hanya karangan yang tercipta dari hayalan tinggi yang mengada-ngada. Harap bagi pembaca dapat mengerti dan memaklumi. Dan cerita ini hanya untuk manusia yang sudah seharusnya memiliki KTP.
...Anjeli masih memerhatikan pintu tangga darurat yang terbuka. Sepertinya dia sudah terlalu banyak bicara. Melihat sahabat kakaknya itu langsung berlari tanpa aba-aba kearah tangga darurat seakan-akan ia baru saja mendengar bunyi alarm kebakaran.
Anjeli tak habis pikir dengan tanggapan sahabat kakaknya itu. Bukan kah berlebihan dia langsung berlari ke tangga darurat tanpa berfikir naik lift yang jelas lebih cepat?
Anjeli menyenderkan tubuhnya pada kepala kursi, masih memikirkan apakah ia salah berbicara atau tidak. Dia tau di Indonesia berciuman sebelum menikah masih tabu tapi tidak dapat dipungkiri juga kalau yang berhubungan badan di usia muda juga sudah banyak. Dan kakak nya diusia 27 tahun hanya berciuman dengan lelaki, emang kenapa?
Anjeli terkekeh. "dasar kolot"
Ting...
Bunyi lift membuat Anjeli buru-buru menegakan tubuhnya, merubah dirinya agar terlihat propesional. Jaga-jaga kalau yang datang merupakan orang penting.
Saat pintu lift terbuka, tawa Anjeli pecah.
Baru saja sahabat kakaknya berlari kesetanan kebawah untuk menyusul kakakya, yang bahkan tidak ada yang bisa menjamin kalau dia udah sampai dibawah. Dan sekarang kakaknya sudah berada disini.
Jun terlonjak kaget, baru saja pintu lift terbuka dia malah disambut suara tawa yang menggelegar. "lo kesurupan?"
"enggak, gue gak papa" jawab Anjeli cepat dengan sisa-sisa tawanya. Tanpa berniat mengatakan kedatangan Claudy tadi.
Jun berjalan menghampirinya dan menjatuhkan dirinya dikursi depan meja adiknya. "Hari ini tidak ada pertemuan lagi kan ya?"
Anjeli mengangguk. "hari ini cuma pagi doang. Paling besok ada dua" jawabnya sembari memerhatikan kakaknya. Mencari tanda-tanda yang bisa menjelaskan apa yang terjadi di cafe depan kantor.
"Dimana? Jam berapa?"
"Siang sama sore sih. Disini dan diluar, cuma untuk yang diluar biar gue aja, karena gue tau lo gak suka keluar kantor"
"Siapa yang disini?"
"hmm.." Anjeli berfikir. Sedikit pemikiran untuk menutupinya, karena seperti mood kakaknya sedang tidak baik yang berarti tadi ada sesuatu yang terjadi, tapi..
"Siapa?"
"Pangeran.." Jawab Anjeli yang mau tak mau jujur melihat kakaknya sepertinya sedang dalam mode sensitif dan tak mungkin bisa ia bohongi.
Kalau dilihat sekilas, Jun terlihat baik-baik saja. Dari cara dia duduk dan berbicara, semua terlihat normal. Tidak ada naik satu oktaf sekalipun. Tapi Anjeli yakin ada yang terjadi. Pasti ada.
Jun mengangguk-angguk paham. Dia sudah tau pasti siapa pangeran yang adiknya maksud. "Anjeli, besok biar gue yang di luar, gue lagi butuh udara segar" Jun tersenyum. "Gue kasih lo kesempatan untuk tidak bermacet-macetan diluar besok. Okay?"
Sekarang Anjeli benar-benar yakin seratus persen, ada yang terjadi dicafe. "Thank you kak" Jawab Anjeli dengan wajah dibuat berseri, kegirangan.
Jun jadi tertawa melihat respon adiknya, dia mengelus sayang kepala adiknya lalu mencubit pelan pipi cabi adiknya. "Karena gak ada pertemuan lagi, gue lanjut kerja dirumah aja ya. Gak papa kan?"
Anjeli mengerut kan dahinya bingung dengan mood kakaknya hari ini namun iya segera mengangguk, mengiyakan.
#

KAMU SEDANG MEMBACA
Not Out of Love
RomansaJun ingin menjadi seorang ibu, dia sangat ingin memiliki seorang anak yang lucu dan mengemaskan yang akan menjadi tujuan dari kehidupanya. Namun pemikiran salah yang selalu ia pikirkan adalah, bagaimana cara memiliki anak tanpa memiliki suami. Jadi...