35

658 64 15
                                    

"KELUAR!!" teriak Claudy hingga urat-urat pada lehernya tertarik, menegang. Tanpa pikir panjang ia melempar sebuah vas namun meleset dari sasaran dan membentur dinding hingga pecah berantakan.

Sejak kejadian sahabatnya itu, Claudy memutuskan menenangkan dirinya dirumah orang tuanya. Caludy tidak sanggup menjalani keseharian nya memikirkan sahabatnya yang tidak ada kabar selama seminggu ini. Karena itu dia tinggal dirumah orang tuanya agar anaknya dapat dijaga oleh orangtuanya dan dia menyibukkan diri dengan membantu ayahnya berkebun.

Namun saat dia memutuskan untuk pulang, ia malah menemukan seseorang yang sangat ia benci dirumah nya. Tio, adik iparnya.

Suaminya muncul entah darimana dan segera memeluknya, mencegah ia melempar vas yang kedua. "Sayang... sayang... tenang... dia adik aku" ucap suaminya berusaha menenangkan nya.

"Suruh dia keluar dari rumah gue SEKARANG!" 

"Sayang dia juga korban" 

Anjeli tertawa, ia mendorong tubuh suaminya sekuat ia bisa hingga suaminya terpental, jatuh terduduk. "Korban?" Anjeli tertawa lagi.

"Ayahmu masih di dalam penjara, ibumu meninggal karena memikirkan anaknya yang malah bekerja sama dengan orang yang mencoblos kan ayahnya demi sekolah di eropa? itu yang kamu sebut korban? dan sekarang ia menghiyanati bosnya, memata-matai sahabat aku, dan pacaran sama adik sahabat aku padahal dia sudah menikah, selingkuh dari istirnya? Dia juga korban kata mu?"

Suami Claudy berusaha mendekati Claudy namun Claudy melangkah mundur. "usir dia sekarang dari rumah gue! ATAU KITA PISAH DAN ITU JUGA KARENA DIA!" perintah Claudy tak ingin dibantah.

"Apa itu membuat mu senang?" Tio yang sedari tadi bungkam akhirnya mengangkat suara.

Claudy mendengus. "Kamu pikir aku bisa bahagia dengan semua hal yang kamu buat? semua orang-orang yang aku sayang menderita karena kamu."

"okay sayang, tenangin diri kamu, adik ku akan pergi" Suami Claudy pun menarik lengan adiknya dan berlalu pergi.

#

Anjeli melangkah keluar dari mobilnya dengan gontai, tubuhnya benar-benar terasa lemas. Ia berusaha menyeret kakinya agar berhasil keluar dari basement apartemennya.

Ia masih tidak bisa mengerti dengan semua yang terjadi. Ia selama ini mengencani seorang pria beristri. Dan istrinya sudah tau namun membiarkannya begitu saja demi kebahagiaan suaminya. "Dasar cowok berengsek" geramnya dalam hati.

Tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang dengan sangat erat. "Aku kangen kamu" bisik orang tersebut dengan sangat lembut.

Tubuh Anjeli menegang, orang yang selama ini menghilang akhirnya menunjukan batang hidungnya. Tubuh Anjeli dengan gerakan cepat berbalik, melepaskan dekapan Tio, lalu memukul tubuh Tio dengan tas yang ada di genggaman nya dengan membabi buta, melepaskan kekesalannya.

Tio segera menahan pergelangan tangan Anjeli, yang membuat tas yang berada pada genggamannya terlepas. Tio dapat melihat mata sembab Anjeli yang meneteskan air mata.

"lepaskan" ucap Anjeli dengan suara bergetar sembari berusaha menarik pergelangan tangannya dari genggaman Tio.

Tio tidak bergeming, ia menjulurkan tangan satunya pada wajah Anjeli, mengusap airmata yang membasahi pipi Anjeli. "kenapa kamu mengangis?"

Anjeli memalingkah wajahnya "LEPASKAN AKU" jerit Anjeli sekuat tenaga.

Bukanya melepaskan pergelangan tangan Anjeli, Tio malah menarik Anjeli kembali dalam dekapannya. "Kenapa kamu jadi begini? Aku Oit Sayang, aku Oit"

"please lepasin aku Tio." Anjeli tidak lagi memiliki tenaga, apalagi dekapan Tio yang memeluknya semakin erat, membuatnya kesulitan bergerak. "Please"

"Apa aku membuat kesalahan? tolong jangan begini Anje, aku cuma punya kamu"

Anjeli memejamkan matanya beberapa detik, ia muak dengan semua ini. "Berhentilah menipu ku Tio, aku sudah tau semuanya. Kamu udah bisa berhenti sekarang, karena kakak ku sudah bersama bos mu"

Kalimat itu berhasil membuat Tio melepaskan dekapan nya. Tio kembali menggengam tangan Anjeli. "Aku benar-benar mencintai kamu Anjeli, bukan hanya karena mencari tau tentang bos kamu. Memang awal tujuan aku deketin kamu karena itu, tapi setelah aku tau bos kamu adalah kakak kamu aku berhenti mencari tau."

Anjeli menunduk, ia tak sanggup menatap wajah sendu kekasihnya itu. "Ayo kita akhiri saja semua."

"Aku tau kamu gak sungguh-sungguh Anje..."

Anjeli benar-benar muak. Ia mengangkat wajahnya menatap tajam kearah Tio "Terus kamu mau aku gimana?" ucapnya dengan nada mulai meninggi. "Sadar Tio kamu udah punya istri yang sayang banget sama kamu"

"Tapi aku enggak, aku sayangnya ke kamu"

Anjeli benar-benar tidak lagi dapat menahan amarahnya. Dengan sekali sentakan, Anjeli mendaratkan telapak tangannya pada pipi Tio. Ia menampar Tio sekeras yang ia bisa. Namun bukanya marah Tio malah tersenyum manis kearahnya. "Pukul aku Anje, lepasi emosi kamu, tapi jangan pergi dari ku, seperti janji mu"

"Lo bener-bener gila" geram Anjeli.

Dan Tio tersenyum semakin lebar. "Iya, aku gila karena mu"

Brukkk....

Anjeli menjerit tertahan, melihat tubuh Tio tersungkur membentur lantai beton.

"Sorry, gue muak liat manusia kaya gini" 

Anjeli mengalihkan tatapannya kearah Bagas yang entah datang dari mana. "lo baru aja mukul dia" gumam Anjeli masih tak percaya dengan kemunculan Bagas yang tiba-tiba langsung menonjok wajah Tio.

Bagas terkekeh. "yes, I did" 

#TBC

Not Out of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang