40

346 47 9
                                    

"garem, lada, bla bla bla... spaghetti" Zefa bergumam melafalkan deretan kata yang ada di ponselnya. Lalu beralih ke pada teflon berisi tumisan  salmon dan bayam yang sudah  diungkep selama 5 menit.

Zefa menuangkan  spaghetti yang sudah ia rebuh hingga matang dengan sempurna kedalam  teflon, sesuai intruksi resep yang ada di internet sembari bersenandung kecil. Tidak lupa sebelum itu, ia masukan garam dan lada secukupnya.

Aroma yang dihasilkan dari masakannya pun berhasil menarik Jun keluar dari kamarnya. Jun berjalan perlahan, merasa ragu-ragu untuk menghampiri asal aroma. Perasaannya masih kacau dan dirinya merasa tidak enak hati kepada Zefa yang kena amukan keluarganya. Ia bahkan tidak tau apa saja yang Zefa hadapi kemarin, karena dia terlalu sibuk mengurung dirinya di kamar hingga seluruh keluarganya pergi.

Jun baru saja ingin memutar haluannya kembali ke kamar, namun senandung kecil Zefa yang samar-samar dapat ia dengar membuatnya kembali melangkah mendekati aroma.

Zefa mulai menata spaghettinya diatas piring, lalu dia memberi taburan keju diatasnya. Zefa berdecak kagum melihat hasil karyanya sendiri. "Kalau begini, aku bisa jadi suami idaman"

"Dan aku jadi istri yang bahagia."

Zefa terkejut dengan keberadaan Jun yang tiba-tiba. Namun tampaknya tidak hanya dia yang terkejut pada situasi ini. Karena Jun juga merasakan hal yang sama, ia terkejut dengan kalimat yang baru saja ia lotarkan.

Zefa tidak bisa menyembunyikan senyumnya saat melihat wajah malu-malu Jun. "Spaghetti épinard aux saumon?"

"hah?" Jun mengerutkan dahinya, mendengar pertanyaan yang Zefa lotarkan.

"Spaghetti épinard aux saumon" ulang Zefa sembari menyodorkan satu porsi spaghetti yang ia olah.

Jun menyengir masih gagal paham dengan kata-kata yang tidak ia mengerti itu.

Zefa pun tertawa, lalu menarik lengan Jun untuk duduk di kursi meja makan. Walau pun masih dalam kondisi bingung, Jun menuruti Zefa dan duduk dengan tenang diatas kursi.

Zefa lalu meletakan satu porsi spaghetti dihadapan Jun. "Ini Spaghetti épinard aux saumon yang artinya spaghetti bayam dan salmon"

Jun ber oh ria, sembari menganguk anggukan kepalanya, paham. 

"katanya salmon, sayur dan keju atau olahan susu baik buat orang hamil" Zefa memberi penjelasan.

"Kamu tau dari mana?"

Zefa mengambil ponselnya lalu mengoyang-goyangkannya dihadapan Jun, sebagai jawaban.

Jun terteguh, dia bahkan tidak mencari tau apa saja yang harus ia ketahui untuk kondisinya, namun Zefa melakukan itu. "Kamu mencari tau tentang kehamilan?"

Zefa mengangguk sembari tersenyum.

"tapi kenapa?"

Zefa mengusap tengkunya, ia bingung menjawab pertanyaan itu, karena ia tidak memiliki alasan untuk melakukannya. "Ntah lah" jawab Zefa singkat. "Dari pada itu, coba kamu makan dan kasih tau tanggapan kamu gimana?" tanya Zefa mengalihkan topik.

Jun tidak bergeming, masih menatap Zefa dengan tatapan penuh tanya. 

Zefa meraih garpu pada piring Jun dan menyendokan spaghetti lalu menyodorkannya kehadapan mulut Jun yang membuat mulut Jun otomatis terbuka dan melahap isi garpu tersebut.

Jun tersenyum lebar disela-sela mengunyah, yang membuat Zefa tertawa melihatnya.

Namun tiba-tiba Zefa meringis kecil saat merasakan nyeri pada ujung bibirnya. Disaat itulah Jun baru tersadar ada memar pada ujung bibir Zefa.

Jun segera berdiri berjalan memutari meja untuk menghampiri Zefa. Jun menarik dagu Zefa agar menghadap kearahnya, melihat memarnya lebih dekat. "Ini belum kamu apa-apain?"

Zefa menggeleng sebagai jawaban. 

Jun meneliti tubuh Zefa dari atas kebawah. Namun karena Zefa mengenakan baju lengan panjang dan juga celana panjang, Jun jadi tidak bisa melihat apa-apa. "selain ini apa lagi yang luka?"

"Tidak ada yang luka, cuma memar-memar kecil yang bisa sembuh sendiri" jawab Zefa  pelan.

Tanpa diduga Jun menyentuh bahu, tangan, dan perut Zefa dengan cepat, yang membuat Zefa menggerang kesakitan. "Memar kecil apaan hah?"

Zefa hanya bisa menyengir.

"Cepat buka baju kamu!"

"hah?" Zefa menatap Jun penuh tanya.

Dengan gerakan cepat Jun menarik baju Zefa keatas, hingga terlepas. Dan betapa terkejutnya Jun melihat memar-memar pada tubuh Zefa bekas pukulan papanya.

Zefa dengan cepat menyalingkan kedua tanganya didepan dada. "ini bisa disebut pelecehan tau?"

Jun mendengus dan merogoh saku celananya, mengeluarkan sebuah salep untuk lebam yang sudah ia siapkan sebelum ia keluar dari kamarnya. "Aku cuma mau ngobatin kamu. Aku bukan kamu, yang buat lawan jenis sampe hamil."

Zefa mendengus. "Tapi kamu gak takut apa, dengan membuka baju cowok secara paksa bisa buat cowok ngehamilin kamu?"

Jun terbatuk, dan pipinya bersemu merah. "Stop becandanya" Jun pun menunduk dan berusaha memfokuskan dirinya mengoleskan salep pada daerah perut Zefa yang lebam.

Dan seketika tubuh Zefa menegang kaku. "Jun jangan salahkan aku kalau aku lepas kendali" bisik Zafa dengan suara parau.

#TBC

Not Out of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang