15

3.6K 159 0
                                    

Cerita ini hanya fiksi belaka, hanya karangan yang tercipta dari hayalan tinggi yang mengada-ngada. Harap bagi pembaca dapat mengerti dan memaklumi. Dan cerita ini hanya untuk manusia yang sudah seharusnya memiliki KTP

....

"Woy Anje"

Brak... "Aw" Anjeli yang sedang berada di bawah meja kerjanya behasil menyundul mejanya sendiri tanpa mencetak goal sama sekali.

Claudy tertawa keras, tidak menyangka adik sahabatnya itu akan terbentur meja.

Kepala Anjeli pun menyembul dari balik meja, dengan wajah yang terlihat kesal ia mengelus-elus jidatnya yang tampak memerah sembari ngedumel. "Kakak ngapain kesini?"

Claudy mengedikan bahunya "emang ada larangan gue kesini?"

"gak ada sih, tapi kalau gak ada urusan yang jelas bukanya jadi buang-buang waktu ya" jawab Anjeli sewot.

Dua manusia yang memiliki sifat menyebalkan dipertemukan disatu ruangan dengan suhu 16 derajat celsius yang membuat suhu ruangan jadi terasa lebih dingin dan beku.

Claudy memilih mengabaikan adik sahabatnya itu dan melenggakan tubuhnya berjalan menuju pintu ruangan sahabatnya.

Namun yang ia dapatkan hanya rungan kosong dan gelap, Claudy tidak menemukan tanda-tanda adanya kehidupan disana. Terpaksa ia kembali pada Anjeli dan bertanya pada adik sahabatnya itu. "kakak lo dimana?"

"keluar" jawab Anjeli masih dengan nada sewotnya tanpa menoleh menatap Claudy.

"kemana?"

Anjeli hanya mengedikkan bahunya sebagai jawaban.

Kesal dengan sikap Anjeli yang menyebalkan, Claudy pun menarik telinga Anjeli hingga memerah yang berhasil membuat Anjeli menjerit kesakitan.

Anjeli berusaha menarik tangan Claudy yang malah berakhir membuat tangan Claudy menarik telinganya lebih kencang. "aduh duhhh sakit kak, ampun"

Caludy mendengus "Kalo ngomong ama orang tua liat matanya
Jangan liat yang lain denger kata katanya" tegurnya.

"emang lo saykoji?" dengus Anjeli.

"apa lo bilang?"

Anjeli menggeleng-geleng. "iya kak, ampun"

Mendengar permohonan Anjeli, Claudy pun akhirnya melepas jewerannya.

Claudy menjatuhkan bokongnya pada kursi didepan meja Anjeli lalu duduk dengan kaki bersilang "jadi, kakak lo kemana?" ulangnya dengan sedikit penekanan.

"kecafe depan kantor maybe" jawab Anjeli, kali ini sambil menatap kerah Claudy, takut telinganya yang satu lagi bernasip sama dengan telinga kanannya.

"tuh lo tau"

"kan masih maybe"

Claudy memutar bola matanya jengah "jawab aja lo emang"

"lo ngomel aja, kayak emak-emak" balasnya.

Claudy menatap Anjeli dengan sinis yang dibales Anjeli dengan tatap yang tak kalah sinisnya.

"lo mau telinga kanan lo putus?" tanya Claudy penuh ancaman.

Refleks Anjeli memegang kedua telinganya dan menyengir. "ampun mak"

"Gue bukan mak lo" balas Claudy dengan nada ketus. "Ah udah ah, gue susul kakak lo aja, dari pada makin tua gue disini, naik darah tinggu gue" sambungnya sembari beranjak dari duduknya.

Namun Anjeli buru-buru menahan lengan Claudy dan sedikit menariknya mendekat "Jangan kak" ucapnya.

"Apaan sih" Claudy mengebaskan tangan Anjeli agar terlepas dari lengannya.

Anjeli ikut berdiri lalu memeluk Claudy, menahanya untuk pergi. "Jangan tinggalin gue"

"Apaan sih lo" Claudy berusaha mendorong tubuh Anjeli yang semakin mendekapnya kecang. "Lepasin gue, Anjeli"

"Kalau gue lepasin kakak, kakak jangan pergi ya"

Claudy mendorong tubuh Anjeli dengan seluruh tenaganya hingga Anjeli terpental dan nyaris terjatuh. "Ogah banget, mending gue nyamperin sahabat gue" jawabnya sambil mengibas-ngibaskan tangan dibajunya yang tampak kusut.

"Kakak gue mau nikah" pekik Anjeli.

Kalimat yang sebenarnya tak terpikirkan untuk terucap, terlontarkan begitu saja dari mulut Anjeli yang berhasil membuat Claudy terdiam.

Menikah? setelah insiden yang menimpa sahabatnya? hamil? Kepala Claudy pun langsung dipenuhi tanda tanya.

"belum pasti sih, kalau kakak gue setuju aja" lanjut Anjeli yang membuat Claudy dapat bernafas sedikit lega.

Claudy kembali duduk, dia menatap adik sahabatnya itu dengan tatapan menuntut penjelasan. "orang tua kalian akhirnya tergugah untuk menjodohkan Jun?"

"no" Anjeli menjatuhkan bokongnya kempali pada tempat duduknya sebari menggeleng-geleng. "Gue gak tau, apa gue boleh ngasih tau ke kakak atau enggak..." Anjeli mencondongkan tubuhnya kearah Claudy untuk berbisik yang membuat Claudy ikut mencondongkan tubuh, mendekat. "Kakak gue punya pacar" bisiknya.

Claudy terbahak. "Gak mungkin"

"gue serius, kakak gue pasti punya pacar" tekan Anjeli.

Claudy mendesah "jangan bilang pasti kalau masih mungkin"

Anjeli kesal. Ia meraih ponselnya lalu membuka aplikasi chatting, berniat menunjukan percakapanya dengan kontak bernama Oit oit, namun sebelum memberikan bukti itu, Anjeli mengganti nama kontak tersebut dengan 'Tio Sekertaris Miliarder'. "nih kalau gak percaya"

"Sekertaris?" Caludy menatap Anjeli dengan satu alis terangkat. "Jadi sekarang sesama sekertaris saling bergosip?"

"baca aja!"

Claudy kembali memfokuskan matanya pada layar ponsel Anjeli yang sedikit redup. Tampak lah sebuah percakapan yang membuat kepala Claudy menciptakan sebuah teka-teki baru.

To Tio Sekertaris Miliarder

Oit, kamu udah tau?

Claudy kembali mendongak. "Oit?"

"Tio, Oit. You know?" Anjeli memberi isyarat dengan jarinya kalau kata itu itu dibalik.

Claudy mengaguk-angguk paham. "Oh dia lekong" gumam Claudy menarik kesimpulan sendiri. Dan kembali fokus pada layar ponsel.

Anjeli memilih diam tanpa bantahan dari pada menejalaskan hubungan ia yang sebenarnya dengan orang bernama Tio itu.

From Tio Sekertaris Miliarder

Mereka udah lama pacaran. Bos aku mau ngajak serius, tapi bos kamu nolak dan sekarang bos aku lagi cari cara untuk seriusin bos kamu. Kamu mau bantu bos aku?

Claudy kembali terbahak. "Jadi maksud lo, lo percaya gitu aja? terus mau bantu bos dia yang seorang miliarder?"

Anjeli menggeram. "bisa gak kakak gak ketawa seperti itu? kesannya kakak ngeledek gue banget" Anjeli menatap Claudy tak terima. "Tentu saja gue bantu dia, karena kakak gue keliatan seperti orang kebingungan saat ini, kakak gue aneh, dan lebih sensitif, dia lebih gampang marah dan kadang suka nangis sendirian. Kalau bukan karena adanya cinta di tengah-tengah drama kakak gue dan bos dia. Apa lagi namanya?"

"Jadi lo ngasih informasi tetantang kakak lo kedia?" Claudy tak bergeming dengan cerita fiksi yang Anjeli percayai untuk kepuasannya sendiri, karena yang jelas Claudy tau apa yang sebenarnya terjadi.

"iya, mau gimana lagi. Gue harus bantu dia, bantu kakak gue"

Lagi-lagi Claudy terbahak, membuat Anjeli benar-benar jengah. "apa kakak tau? kakak gue minta cuti mendadak selama seminggu tanpa menjelaskan dia mau kemana, dan sepertinga kakak gue pergi sama cowok itu...."

"dia dirumah gue" potong Claudy.

Anjeli terdiam, menyadari tebakanya meleset.

Claudy pun memasang senyum tipisnya. "makanya jangan gampang percaya dan membagikan info soal kakak lo dengan sebarangan, kalau lo emang sayang sama kakak lo, lo harusnya..."

"mereka berciuman" ucap Anjeli lantang. "kakak gue dan dia, ciuman" ulangnya lagi dengan menekan setiap katanya agar lebih meyakinkan.

#TBC

Not Out of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang