Suara dentuman keras musik memekakan telinga, sebuah lampu sorot, menyoroti Anjeli yang sedang berjoget mengikuti irama, malam ini dialah bintang utamanya. Anjeli kini sedang berada di sebuah club malam bersama teman-temannya, ia meninggalkan teman-temannya yang sedang berbincang dengan pria temuan mereka di club. Jadi dia menghabiskan waktunya dengan menari tanpa mempedulikan sekitarnya, hingga menjadikannya sorotan.
Anjeli mensudahi kegiatannya saat seorang sugar daddy menghampirinya, ia menolak tawaran pria tua itu dengan sopan walau didalam hatinya ngedumel setengah mati. Anjeli pun mencari keberadaan teman-temannya namun sepertinya mereka semua sudah pergi bersama pria yang mereka temukan.
Anjeli memutuskan untuk ke meja bar dan memesan segelas minuman beralkohol. Sesampainya disana Anjeli tidak sengaja menatap seseorang yang sangat familiar.
Anjeli pun duduk di samping pria itu "Gue gak nyangka ketemu lo disini" ucapnya sembari menyambar gelas yang ada di hadapan pria itu dan meneguknya hingga tandas.
Bagas menoleh kearah Anjeli dengan mata yang sayu, sekitaran wajahnya sudah ditumbuhi rambut-rambut halus, matanya terlihat cekung dan sedikit hitam, Bagas tampak begitu lusuh.
"Gue denger lo lagi viral belakangan ini karena menang dalam pertandingan cuma dalam beberapa detik. Lo mukulin orang itu dengan membabi buta tepat di daerah fitalnya, masih idup gak tuh lawan lo?"
Bagas memilih mengabaikan Anjeli dan kembali memesan segelas minuman beralkohol.
Anjeli menatap Bagas dari atas kebawah, "lo bener-bener keliatan hancur"
Bagas mendengus. "Apa peduli lo" jawab Bagas tanpa menoleh.
Anjeli menatap Bagas dengan pandangan iba, ia tidak menyangka ditinggalkan kakaknya berdampak besar untuk pria disampingnya ini. Dan sekarang sudah nyaris seminggu sejak kakaknya pergi. "Apa sekarang lo benci kakak gue?" tanyanya dengan tatapan lurus kedepan, menatap botol-botol kaca yang memantulkan wajahnya.
Bagas terkekeh kecil. "Semuanya percuma, dia lebih milih pria yang baru dia kenal" ucap Bagas miris lalu ia meneguk minumannya lagi.
"Semua orang memang selaku fokus dengan fakta ia di tinggalkan tanpa mau tau alasannya" ucap Anjeli sedikit menyinggung.
Bagas hanya diam, tak memberi respon apapun.
"lo mau tau kenapa kakak gue milih dia dan bukan lo?"
Bagas menunduk lalu menggeleng tanpa berniat menjawab.
Anjeli terkekeh lalu kembali meneguk minumannya setelah meminta segelas pada bartender. "Itu karena kakak gue sayang sama lo" Walau tau arti gelengan Bagas, Anjeli tetap mengatakannya. "Gue bahkan sirik sama lo, karena dia lebih sayang lo dari pada gue"
Bagas masih tidak bergeming walau ia ingin membantah perkataan Anjeli.
Anjeli menyentuh lengan Bagas lalu menariknya agar lebih mendekat. "lo gak denger gue hah?" ucapnya kesal karena Bagas hanya diam saja.
Bagas menghempas genggaman Anjeli dari lengannya. "Lo gak tau apa-apa" geramnya.
Anjeli tertawa, "Gue tau Bagas. Lo mungkin berfikir kakak gue gak peka, tapi dia peka. Dia tau lo suka ke dia tapi dia memilih mempercayai bahwa lo cuma anggap dia adik. Dia manggil lo brother cuma buat nenangin dia kalau dia udah ngasih penjelasan kalau dia cuma bisa angep lo kakak dan berharap lo gak berharap lebih dari itu. Kenapa dia milih orang itu dari pada lo? karena kalau sama cowok itu dia bisa mengatakan perpisahan tapi enggak kalau sama lo. Dia gak bisa menjalin hubungan Bagas. Masa hal sesederhana itu lo gak tau? " Anjeli mendengus. Mengejek.
Bagas menatap Anjeli dengan pandangan tak percaya. Suara Anjeli yang begitu kecil di tengah-tengah musik yang menggebu dapat ia dengar dengan sangat jelas.
"Kakak gue sayang lo tapi dia gak bisa lebih dari hubungan kakak adik, karena dia gak mau kehilangan elo" lanjut Anjeli.
Bagas berusaha menangkap semua ucapan Anjeli dengan jelas. Pikirannya mulai berkecamuk mendengar penjelasan itu. Dan dirinya mulai kebingungan.
"Bagaimana dengan lo? masalah lo? Bukanya lo harusnya mikirin itu dari pada ngurusin urusan gue?" Bagas berdiri dari duduknya. "Makasih buat ucapan lo tapi gue harus mencerna nya sekarang" Bagas pun pergi meninggalkan Anjeli dengan Anjeli yang kembali memikirkan masalahnya setelah ia sedari tadi berusaha mengalihkan fokusnya dari hal itu.
#
Saat itu, sehabis kepergian kakaknya, tepat di hari drama di rumah sakit itu, Claudy mengajaknya berbicara.
Sahabat kakaknya itu menyadari perubahan mimik wajah Anjeli saat mengetahui orang yang berlutut adalah Tio.
Claudy menjelaskan bahwa Tio benar-benar sudah menikah, ia menunjukan foto sebagai bukti, dan ia tau semua itu karena ternyata Claudy adalah kakak ipar Tio. Ya, suami Caludy adalah kakak Tio. Sungguh dunia begitu sempit.
Anjeli menghela nafas dalam, bahkan sampai sekarang dia masih belum bisa mempercayai semua fakta itu.
Anjeli merogoh tasnya dan mengambil selembar foto bukti pernikahan Tio yang ia minta dari Claudy.
Ini sudah 6 hari semenjak ia mengetahui fakta itu. Namun dia belum juga bertemu lagi dengan Tio atau bahkan saling berhubungan. Tio pergi bergitu saja setelah ia menjelaskan semuanya pada kakaknya saat itu, saat Zefa menyuruhnya pergi dan Tio benar-benar keluar dari ruangan tanpa menghubunginya.
Anjeli mengusap air yang tiba-tiba membasahi pipinya. Yang paling membuatnya kaget dari semua fakta itu adalah istri Tio adalah orang yang ia kenal. Hanny, Harleen Leilani.
#TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Not Out of Love
RomantikJun ingin menjadi seorang ibu, dia sangat ingin memiliki seorang anak yang lucu dan mengemaskan yang akan menjadi tujuan dari kehidupanya. Namun pemikiran salah yang selalu ia pikirkan adalah, bagaimana cara memiliki anak tanpa memiliki suami. Jadi...