BAB 15

114 2 0
                                    

Hana
Aku sedikit berlari, untuk membeli makanan agar cepat sampe rumah, karena waktu istirahatku hanya 2 jam. Untung saja ada Lita yang mau membantuku, jadi aku bisa molor sampe 2.5 jam untuk jam istirahatku hari ini, yang pastinya aku tidak memberitahu apa yang sebenarnya yang telah terjadi.

Ceklek. Pintu terbuka. Aku mengunci rumah ini dari luar, padahal ada orang di dalam.

"Pobre, bangun, kamu harus makan," kataku tanpa basa basi.

"Pobre? Kamu demam? Bukankah kamu hanya lemas saja tadi pagi?"

Aku khawatir sekali ketika aku tidak sengaja memegang tangannya. Wajahnya penuh keringat. Dia kedinginan.

"Pobre, kamu denger aku kan? Pobre?!"

Aku lupa kalo dia adalah manusia yang paling susah untuk dibangunkan dari tidur. Aku harus mencium keningnya, supaya dia terbangun. Ah, aku benci melakukan hal ini. Aku harus mencium keningnya untuk membangunkannya! Bukankah ini aneh? Namun ini selalu berhasil untuk membangunkannya! Gila kan?

Cup

Aku mencium keningnya yang basah oleh keringat. Dan dengan hal ini, Pobre pasti terbangun. Gila kan?

"Pobre?"

"Ah, Nona Hana," katanya lemas sekali.

"Ini, kamu minum dulu,"

"Kenapa aku bisa sakit?"

"Kamu kan manusia, manusia itu wajar kalo bisa sakit,"

"Oh, iya, aku manusia,"

What??? Dia lupa dia manusia? Kenapa kalo setiap dia sakit, dia selalu lebih aneh? Normal aja aneh, sakit lebih aneh lagi! Gila!

"Ini, aku bawakan makanan, kamu harus makan biar minum obat," kataku sambil menyiapkan makanannya.

"Aku tidak selera, Nona Hana,"

"Aku tahu, tapi kamu harus makan! Jika tidak, kamu akan seperti ini sampe besok,"

"Apa? Seperti ini sampe besok? Aku tidak mau. Baiklah, aku akan makan," katanya lemas.

"Aku akan membantumu makan. Buka mulutmu,"

Aku menyuapinya, sambil berdoa supaya dia lekas sembuh. Pobre. Baru beberapa hari kamu di sini, tapi sudah banyak peristiwa terjadi di rumah ini.

"Sudah Nona Hana, aku sudah kenyang,"

"Kamu hanya makan 7 sendok? Sudah kenyang? Makananmu ini sedikit lagi, ayo dimakan semua, tanggung," kataku sedikit berbohong.

"Baiklah,"

"Bisakah kamu duduk? Kamu harus minum obat,"

Aku membantunya duduk. Haaa, badannya basah semua.

"Sebentar aku akan mengambil obat. Bajumu dimana kau simpan?"

"Bolehkah lebih cepat? Bajuku ada di lemari, di kamar yang tidak ingin kamu masuki,"

Aish, aku tidak mau masuk ke sana. Aku tidak mau. Bahkan untuk menginjak tangga itu saja aku tidak mau! Tapi Pobre bisa masuk angin jika memakai baju basah oleh keringat. Apalagi dia sedang sakit.

"Ini baju ayahku. Mudah-mudahan muat dengan badanmu. Sepertinya badan ayahku dan badanmu hampir sama besarnya,"

Apa?? Dia tidak mendengarku?? Dia tertidur?? Aku bisa gila.

Cup

"Ah, Nona Hana, maaf aku tertidur,"

Sepertinya aku harus terbiasa dengan kejadian aneh ini.

Hana & Malaikat 194Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang