BAB 55

279 8 0
                                    

"Bisakah lebih cepat Tao?"

"Sebentar, laporanku selesai sedikit lagi!"

"Astaga, kamu sudah mengatakan itu dari 20 menit yang lalu, dan itu belum selesai sampai saat ini!!"

"Sabar! Tabed juga belum datang kok!"

"Astaga, kenapa aku bisa bertemu lagi dengan kalian berdua!! Kita bertiga bisa terlambat jika begini!!"

"Tidak usah tak.. "

Poooofffffffff

Dengan kekuatan sihirnya, Mona memaksa Tao dan Tabed kini tepat berada di depan sebuah bangunan.

"Wah, Mona, kamu luar biasa. Tapi apakah kamu tidak bisa mengganti warna jasku dengan warna yang lebih elegant?" rengek Tabed.

"Tabed, kamu terlihat tampan dengan warna itu!"

"Aish! Dan mengapa Tao memiliki warna yang sama denganku?"

"Sudah jelas bukan, bahwa kalian adalah pengawalku?! Mari masuk, pengawal! Kawal aku dengan baik!"

"Baik, Nona," goda Tao.

Mona tersenyum akan jawaban Tao.

"Terimakasih, saya ucapkan, kepada para tamu yang telah menghadiri peresmian Sekolah Dasar Dwisakti pada saat ini. Saya turut berbahagia dan bangga, karena saya dapat menyaksikan sendiri awal dari sekolah yang selama ini sangat diinginkan oleh masyarakat, terutama oleh masyarakat yang tidak mampu. Daripada berlama-lama, kita sambut saja pemilik sekolah, Anna Dwi Clamentine Wijaya, kami persilakan waktu dan tempat."

Di bangku tamu, Mona, Tabed, dan Tao sangat senang ketika nama itu diucapkan.

"Lihat, dia anakku!" ucap Mona.

"Ya, dia anak kita," ujar Tao lagi.

"Ya, anak kalian berdua!" balas Tabed.

"Hana semakin cantik, sama sepertiku."

"Kamu masih saja memanggilnya Hana. Dia Anna. ANNA!" kata Tabed marah.

"Ya, Anna. Dia sangat cantik. Setelah waktu berlalu begitu lama, akhirnya aku dapat melihat wajahnya yang manis itu," kata Mona.

"Apakah kamu jatuh cinta kepada Anna? Mau kamu kemanakan Tao?"

(Sepertinya Tabed selalu mendominasi obrolan obrolan ga penting ini, hehe. Dia ga berubah mulai hidup di dunia manusia sampe di dunia malaikat.  😅)

"Terimakasih saya ucapkan kepada para hadirin yang mau menyisihkan waktunya untuk datang ke tempat ini. Saya tidak akan bisa mendirikan bangunan ini tanpa orang-orang baik yang peduli dengan sesama. Terimakasih saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada para investor, kepada kakak saya, dan kepada tunangan saya. Mari kita buat segalanya indah, terutama untuk anak-anak yang akan mengisi bangku-bangku kosong di sekolah ini. Terimakasih banyak!"

Suara tepuk tangan mendominasi ruangan itu. Tidak lupa dengan prosesi acara pengguntingan pita dan dokumentasi.

Acara makan pun tiba. Semua berkumpul untuk tradisi makan liwetan, untuk mempererat silaturahmi. Begitu sederhana namun indah.

"Mohon maaf, kepada tamu asing ataupun teman yang tidak terbiasa dengan cara makan yang seperti ini. Namun saran saya,  lebih baik dinikmati dengan sepenuh hati, agar anda dapat menceritakan pengalaman ini kepada orang lain, baik itu menyenangkan atau tidak, hahaha..." tukas Anna.

"Lihat, dia sangat jauh lebih dewasa," ujar Mona.

"Aku tidak sabar melihat sahabatku, " timpal Tao.

Hana & Malaikat 194Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang