Ruangan sidang itu kacau melihat Tao, Tabed, dan Mona dalam keadaan tidak sadarkan diri. Hana hanya bisa terdiam tanpa mengetahui harus berbuat apa.
"Saya tidak berhasil mendapatkan apa yang telah terjadi di antara mereka bertiga. Sepertinya salah satu dari mereka telah membuat bentrokan energi atau tengah menyatukan energi. Saya tidak dapat menyimpulkan apapun yang terjadi saat ini," ucap dari salah satu yang mewakili dari bagian kesehatan dan energi.
"Jadi apa sebaiknya kita menunggu mereka sampai sadar?"
Malaikat 194 sedang berusaha membuka matanya sambil meringis kesakitan memegang kepalanya.
"Anda sudah sadar? Anda harus menuju Ruang Sidang saat ini! Dan ini... " perawat itu memberikan secarik surat dari Tao.
"Baiklah."
"Tapi tunggu, saya harus memastikan anda memakan pil energi ini,"
Plaaakk, tangan perawat itu ditepisnya.
"Sudah tidak ada waktu lagi. Saya harus segera ke sana!"
"Tapi, Tuan... "
Malaikat 194 segera berlari menuju ruangan itu. Dia tidak ingin siapapun celaka. Terlebih lagi dia sangat ingin
menemui Hana."Ada apa ini?"
Malaikat 194 bingung karena suasana ruang sidang yang kacau.
"Itu dia Hana,"
Malaikat 194 segera berlari menuju Hana yang hanya duduk diam lalu memeluknya erat.
"Hana, Hana, ini aku. Apa yang terjadi di sini?"
Hana yang sedari tadi duduk diam akhirnya menitikkan air mata yang sudah tertahan.
"Kamu darimana aja, hah?" jawab Hana sambil memukul dada Malaikat 194 dalam pelukannya.
"Maaf Hana, maaf. Kamu melakukan apa yang aku katakan, kan, hmm??" tanya Malaikat 194 sambil memegang kedua pipi Hana.
Hana mengangguk. Lalu Hana menunjuk Tabed, Tao, dan Mona yang tengah tidak sadarkan diri sambil memegang tangan.
"Hana, tetap di sini. Okey?"
Hana kembali mengangguk.
Malaikat 194 kembali berlari sambil menyadarkan diri dari rasa sakit kepala yang hebat. Seharusnya tadi dia memakan pil energi itu.
"Cepat lepaskan tangan mereka!!!!!" teriak Malaikat 194 sambil menghampiri kerumunan itu.
"Siapa kamu?"
"Cepat lepaskan!!!!!"
Mereka pun melakukan apa yang dikatakan Malaikat 194.
"Hey, bangun! Bangun! Kalian harus segera kembali ke sini! Cepat bangun!"
Malaikat 194 menepuk pipi Tabed, Tao, dan Mona dengan bergantian.
"Ayolah, kumohon, kalian harus cepat kembali, kumohon," ujar Malaikat 194 dalam hati.
"Apa yang kamu lakukan terhadap mereka?" tanya salah satu peserta rapat di ruangan itu.
"Apakah kalian tidak tahu, bahwa saat ini mereka sedang kembali ke masa lalu? Kita harus segera menyadarkan mereka!"
Dalam ketegangan itu, akhirnya mereka tersadar dari tidur.
"Hah.. Hah.. Hah.. Hah.. Hah.. "
Suara desahan nafas mereka bertiga membangunkan seluruh isi Ruang Sidang.
"Apa.. Yang.. Terjadi.." tanya Mona.
"Ambil nafas dulu teman-teman, " ujar Malaikat 194.
Tabed, Tao, dan Mona segera mengambil posisi nyaman mereka masing-masing. Mereka masih seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hana & Malaikat 194
Fantasy• TAMAT • "Aku bukanlah laki-laki kuat seperti yang kau pikirkan. Aku bukanlah laki-laki sempurna yang bisa melindungi mu setiap saat. Tapi aku adalah laki-laki yang selalu berusaha untuk tetap ada untuk seseorang yang aku sayangi seperti kamu. Aku...